- Sekat kanal gambut yang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bangun di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kampar, Riau, rusak di beberapa titik karena beberapa penyebab. Dari terkena proyek pembangunan jalan tol sampai sampai buat lalu lalang angkutan sawit dan lain-lain.
- Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang ini merupakan proyek strategis nasional (PSN). Wahyu Perdana, Manager Advokasi dan Kampanye Pantau Gambut, mengatakan, kerusakan ekosistem gambut karena PSN menunjukkan cara pandang negara yang parsial. Kerusakan ekosistem gambut pada satu titik akan berakibat pada area yang terhubung secara hidrologis pada KHG itu.
- Berdasarkan data BRGM, kebakaran gambut di Desa Karya Indah terjadi pada 2015 seluas 1.032 hektar, sebanyak 73 hektar pada 2019 dan tahun 2023 168 hektar. Pada ketiga tahun ini, terjadi fenomena El-Nino atau curah hujan lebih rendah dibanding tahun normal alias musim kemarau lebih panjang.
- Ahlul Fadli, Manager Kampanye dan Pengarusutamaan Keadilan Iklim Walhi Riau, mengingatkan, PT Hutama Karya, sebagai pelaksana proyek harus memperhatikan perlindungan dan pemulihan lingkungan dalam pembangunan proyek nasional seperti jalan tol. Apalagi, di lahan gambut yang menyimpan air dan berfungsi mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Suara mesin bersamaan deru kendaraan pengangkut material beton keluar masuk di Jalan Riau Ujung, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riang, siang, awal Oktober lalu. Dua laki-laki mengebor lahan gambut mengambil beberapa material dalam perut bumi.
Seorang pekerja dengan logat Sunda, mengatakan beberapa hari ke depan, mereka ditugasi mengambil sampel tanah sampai kedalaman 50 meter dan lanjut ke Laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB). Hari itu, dia sudah menembus tujuh meter ketebalan gambut dan mendapati sedikit pasir.
Ada dua tim pengambil sampel tanah pada lokasi perbatasan Kota Pekanbaru ini. Satu lagi, rombongan dari Jepang. Bedanya, mereka akan bawa kandungan material bumi itu ke laboratorium PU (Pekerjaan Umum), Bandung.
Pengeboran tanah itu berkaitan dengan pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang, koridor pendukung Tol Pekanbaru-Padang—bagian Tol Trans Sumatera. Proyek strategis nasional (PSN) ini imulai sejak 2021, sepanjang 40 kilometer. Sesi Sungai Pinang-Simpang Susun Bangkinang yang membentang 30,9 kilometer sudah resmi era Presiden Joko Widodo.
Sisanya 9,1 kilometer yang menghubung pintu Tol Pekanbaru-Sungai Pinang masih pengerjaan. Ia akan tersambung dengan Tol Pekanbaru-Dumai. Salah satu area yang dipotong dari atas adalah Jalan Riau Ujung, penghubung Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru dan Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kampar.
Batas adiministrasi kelurahan dan desa itu terpisah Sungai Sibam namun tersambung jembatan.
Ruas jalan kelolaan Pemerintah Riau, ini membentang sepanjang 18,57 kilometer, belum teraspal atau masih permukaan tanah. Kecuali sekitar satu kilometer dari jembatan—jembatan Air Hitam—merupakan jalan pasir dan batu (sirtu).
Di situlah, para pekerja dan kendaraan proyek tol beraktivitas hari ke hari. Sisi kiri dan kanan jalan terdapat parit yang bermuara ke Sungai Sibam dan mengalir sampai ke Sungai Siak.

Pada parit itu, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) pernah membangun sekat kanal pada 2019. Ada tiga sekat kanal dari Jembatan Air Hitam hingga ke titik pengerjaan koridor jalan tol ini. Di sanatelah berdiri sejumlah pilar atau tiang penyangga jalan yang diberi lantai.
Saat Mongabay turun ke lokasi, awal Oktober lalu, nyaris tak ada jejak sekat kanal dapat ditemui di sekitar proyek tol. Kecuali satu sekat, sekitar 500 meter dari jembatan. Kondisi sudah tidak layak atau tidak berfungsi lagi. Padahal saat itu tidak musim hujan air tetap mengalir dari atas bangunan sekat.
Parit pun mengecil dan dangkal. Di bawah tiang penyangga jalan tol, sisi kanan dari arah Pekanbaru, parit justru tertimbun hingga terputus. Parit sisi kiri, di belakang rombongan pengebor tanah bahkan kering dan ditutupi rumput liar.
Menurut keterangan Masliana, Tenaga Teknis Fasilitator Desa Karya Indah BRGM, sebelumnya, lebar parit di Jalan Riau Ujung ini sekitar empat meter kedalaman 1,8 meter. Jadi pertimbangan BRGM membangun sekat kanal di lokasi yang rawan terbakar ini.
Perusakan parit itu karena pelebaran jalan mulai dari Jembatan Air Hitam hingga ke lokasi proyek tol. Tujuannya untuk memuluskan kendaran pengangkut material beton dan alat berat keluar masuk lokasi proyek.
Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris PT Hutama Karya (Persero), membantah sekat kanal di titik proyek tol yang Mongabay kirim. Dia bilang, sebelum proses pekerjaan sampai konstruksi, pada lokasi Proyek Tol Lingkar Pekanbaru tidak ada sekat kanal.
“Hutama Karya justru pembenahan dan perbaikan pada jalan akses menuju proyek beserta sisi saluran parit agar fungsinya lebih maksimal. Hingga mencegah banjir sampai kebakaran hutan di wilayah sekitar proyek,” katanya lewat pesan teks yang dikirim Corcom Hutama Karya, Ahmad Maulana, 16 Oktober.
Pemerintah Indonesia menugaskan Hutama Karya sebagai penanggungjawab pembangunanJjalan tol Pekanbaru-Padang. Bersama PT Wijaya Karya dan PT Hutama Karya Infrastruktur sebagai kontraktor pelaksana.
BRGM membenarkan dua sekat kanal mereka terdampak proyek Tol Lingkar Pekanbaru. Sebelumnya, sekat kanal itu untuk menahan air dari kanal-kanal yang TERbangun. Proyek tol juga mengubah aliran dan volume air yang keluar karena kanal-kanal sebelumnya sudah tertimbun jadi konstruksi jalan tol.
“Pada prinsipnya, selama tidak terdapat kanal yang mengeringkan kubah gambut, sekat kanal tidak lagi diperlukan,” kata Agus Salim, Kapokja Teknis Restorasi, melalui pesan aplikasi perpesanan, 16 Oktober.
Desa Karya Indah, terletak pada Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Tapung Kiri–Sungai Kiyap, Kampar seluas 46.863 hektar. Juga meliputi Kota Pekanbaru.
PSN tak lindungi gambut
Wahyu Perdana, Manager Advokasi dan Kampanye Pantau Gambut, mengatakan, kerusakan ekosistem gambut karena PSN menunjukkan cara pandang negara yang parsial. Kerusakan ekosistem gambut pada satu titik akan berakibat pada area yang terhubung secara hidrologis pada KHG itu.
Kerusakan ekosistem gambut akhirnya menyebabkan dampak lingkungan baik kerentanan kebakaran hutan dan lahan maupun limpasan atau banjir. Sebagai gambaran, katanya, beban lingkungan di Riau, terutama ekosistem gambut sudah cukup besar.
Wahyu beri catatan terhadap PSN sekaligus jadi pekerjaan rumah pemerintahan baru meninjau ulang dan mencabut kebijakan yang kontraproduktif terhadap perlindungan ekosistem gambut.
Dia kaitkan hal ini dengan Undang-undang Cipta Kerja. UU ini, menambah ruwet pendekatan berbentuk PSN. UU ini beri keleluasaan untuk proyek dengan status itu.
Dengan “bekingan” aturan itu, PSN dapat banyak pengecualian pada standar-standar perlindungan lingkungan yang sebelumnya ada, termasuk untuk perubahan tata ruang secara sentralistis.
Percepatan PSN berulang kali disebutkan dalam konsideran ‘menimbang’ dalam UU Cipta Kerja dan masuk dalam definisi ‘cipta kerja’ pada bagian ketentuan umum. Beberapa perundang-undangan pun disesuaikan agar PSN mulus. Antara lain, UU No. 22/2019 tentang Sistem Budaya Pertanian Berkelanjutan, UU No. 41/1999 tentang Kehutanan dan UU No. 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Pada kasus Riau, ironi karena upaya perlindungan gambut BRGM justru ditabrak PSN. “Pemerintah harus meninjau kebijakan PSN. Upaya evaluasi akan menyentuh banyak hal mendasar dalam regulasi, saat ini,” kata Wahyu, 23 Oktober.
Ahlul Fadli, Manager Kampanye dan Pengarusutamaan Keadilan Iklim Walhi Riau, mengingatkan, Hutama Karya harus memperhatikan perlindungan dan pemulihan lingkungan dalam pembangunan proyek nasional seperti jalan tol. Apalagi, di lahan gambut yang menyimpan air dan berfungsi mencegah karhutla.
Di sekitar Tol Lingkar Pekanbaru tergolong rawan karhutla. Kalau tidak ada antisipasi, dampaknya akan mengganggu dan berakibat buruk terhadap aktivitas transportasi saat jalan tol itu, kelak, seperti kecelakaan karena gangguan asap kebakaran lahan di sekitar lintasan.
Dia juga mengingatkan, sekat kanal merupakan program pemerintah melalui BRGM dalam mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi pelepasan emisi dari kebakaran lahan gambut.
“Jangan mentang-mentang tol itu proyek strategis nasional, program menyangkut hajat hidup orang banyak (pemulihan lingkungan) diabaikan,” katanya 17 Oktober.
Ahlul mendesak, BRGM tidak mendiamkan ini dan meminta Hutama Karya mengembalikan aliran parit dan konstruksi sekat kanal hingga sistem pembasahan kembali berfungsi.
Kebakaran dan perubahan lahan
Selain karena pembangunan jalan tol, sebagian sekat kanal di Karya Indah juga rusak oleh oknum masyarakat bahkan tak berjejak lagi. Salah satunya, di Jalan Merpati, belakang Pesantren Umar bin Khattab.
Masliana ketika survei dan monitoring 10 Oktober lalu, dapat informasi dari orang di sekitar lokasi, sekat itu rusak karena dilewati angkutan sawit ketika mengeluarkan hasil panen dari kebun.
Berdasarkan data Mongabay, BRGM membangun 22 sekat kanal di Karya Indah pada 2019. Pengerjaannya oleh dua kelompok masyarakat, Berkah Bersama dan Kuat Harapan.
“Dalam restorasi gambut, BRGM berusaha menggalang partisipasi masyarakat dengan tujuan membangun kesadaran dan rasa memiliki atas infrastruktur yang dibuat,” kata Agus.
Jenis sekat kanal di Karya Indah merupakan konstruksi kayu alias semi permanen. Mengingat sebagian besar lokasi pembangunan adalah kawasan hutan produksi konversi (HPK). Merujuk peraturan, konstruksi sekat kanal kayu memiliki umur fungsi optimal selama tiga tahun.
Untuk mempertahankan fungsinya, ada pemeliharaan dan perbaikan berkala, melibatkan pemerintah desa dan kelompok masyarakat yang sebelumnya terlibat pembangunan.
BRGM akui, monitoring dan evaluasi atas konstruksi restorasi gambut berkala. Pada evaluasi terbaru 2024, ada sembilan sekat kanal masih efektif berfungsi. Sisanya, alami penurunan fungsi karena pelapukan, penggerusan air dan penumpukan sedimentasi pada kanal.
Desa Karya Indah, langganan karhutla. Desa ini, memilikI sekitar 1.200 hektar gambut jadi jadi rawan. Terlebih masif pembukaan hutan buat perkebunan sawit dan perumahan. Sekarang, dampak lingkungan bertambah karena beban proyek tol.
Merujuk peta indikatif karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) yang tumpang susun dengan citra satelit sentinel II oleh Walhi Riau, luas kebakaran di Karya Indah sepanjang 2015-2023 mencapai 1.152,08 hektar.
Dari peta ITU, model kebakaran dari tahun ke tahun meluas mulai satu titik ke titik berikutnya hingga jadi satu hamparan bukan lokasi terpisah. Letak tampak dari perbatasan Pekanbaru sampai ke Desa Bencah Kelubi, Kecamatan Tapung dan Desa Koto Garo, Kecamatan Tapung Hilir.

Berdasarkan data BRGM, kebakaran gambut di Karya Indah terjadi pada 2015 seluas 1.032 hektar, sebanyak 73 hektar pada 2019 dan tahun 2023 168 hektar. Pada ketiga tahun ini, terjadi fenomena el-nino atau curah hujan lebih rendah dibanding tahun normal alias musim kemarau lebih panjang.
Masih dari data sana, sebagian besar kebakaran periode 2015-2023 adalah kebakaran pertama. Kecuali 53 hektar kebakaran berulang atau dua kali terbakar pada lokasi sama.
Selama periode itu, merujuk pada data penggunaan lahan, terjadi perubahan signifikan luasan perkebunan di Karya Indah. Pada 2014 masih 1.374 hektar, naik jadi 3.213 hektar pada 2019 dan 7.233 hektar pada 2023. Merujuk data spasial, kebakaran terluas pada 2023 terjadi di perkebunan 666 hektar.
“Kejadian kebakaran gambut pada 2023, di luar kendali, iklim mendukung dengan rendahnya curah hujan serta masih terdapat penggunaan api untuk pembersihan lahan perkebunan serta usaha pertanian.”
Tahun ini, luas karhutla di Karya Indah mencapai 120 hektar. Api muncul dan menyebar ke sejumlah titik lahan gambut termasuk di Jalan Riau Ujung.
Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyegel 15 hektar hutan produksi konversi (HPK), Agustus lalu.
Keberadaan sekat kanal di Karya Indah cukup berdampak mencegah karhutla. Masliana mengatakan, di sekitar pembasahan gambut sempat minim kebakaran. Itu ketika sekat kanal masih berfungsi.
Setelah 2022, karhutla kembali menggila di Jalan Riau Ujung. Bahkan tim pemadam mengaku kesulitan air.
Kesulitan sumber air buat memadamkan api di lahan gambut yang terbakar setidaknya diakui Kapolsek Tapung Nursyafniati, pada 2023. Padahal, ketika sekat kanal masih berfungsi juga sebagai sumber air menggerakkan pompa-pompa air ketika pemadaman api.
Bicara infrastruktur pembahasan gambut dan pencegahan karhutla, BRGM juga membangun lebih dari 42 sumur bor di Karya Indah. Juga melalui partisipasi Masyarakat Peduli Api (MPA).
Sebagai daerah rawan karhutla, desa ini sangat minim sumber air ketika kebakaran terjadi pada lokasi yang sulit ditempuh.
Didy Wurjanto, Kapokja Kerjasama, Hukum dan Hubungan Masyarakat BRGM, mengatakan, walau BRGM sudah intervensi gambut rusak dengan sekat-sekat kanal atau pembasahan gambut melalui pengaktifan sumur-sumur bor kering di musim kemarau, bila sengaja dibakar akan tetap terbakar.
“Namun kebakaran berbeda dengan sebelum intervensi BRGM. Di wilayah target BRGM, api yang dulu sulit ditangani, sekarang, lebih cepat tertangani karena lapisan gambut bawah sudah terbasahi.”
********
4.100 Hektar Hutan Gambut Rawa Singkil Rusak Akibat Dirambah