Pada awal Januari 2025, kawanan lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) melintas di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Mereka berenang lincah mengikuti kapal sampah Samtama 6 milik Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.
Spesies ini menjadi primadona dalam pertunjukkan karena terkenal cerdas, ramah terhadap manusia dan menggemaskan. Kemunculannya di Kepulauan Seribu bukan menjadi sesuatu yang baru, Dolphin Project, salah satu NGO yang memiliki perhatian tentang spesies lumbs-lumbs, pernah menemukannya sejak 2004.
Kepulauan Seribu menjadi habitat lumba-lumba hidung botol karena hewan mamalia laut ini senang berenang dan mencari makan di area bebatuan dan terumbu karang. Mereka sering melompat ke luar peremukaan bersama kawanannya dan berenang mengikuti arus laut.

Tapi tahukah kamu apa saja keunikan lumba-lumba hidung botol di Indonesia? Berikut fakta-fakta menarik tentang hewan lumba-lumba yang berkembang biak dengan cara melahirkan:
1. Keunikan cara makan lumba-lumba hidung botol
Jenis makanan lumba-lumba hidung botol tergantung pada habitatnya, saat mereka berada di dekat pantai atau dasar laut. Populasi yang berada di dasar laut memiliki keunikan, mereka suka menyantap ikan-ikan yang bisa menghasilkan suara. Contohnya, ikan kroto dan grunts (kerabat dekat ikan kakap).
Sedangkan, populasi yang berada di lepas pantai menyukai ikan yang bergerombol seperti belanak atau spesies lainnya, seperti ikan kembung dan tuna. Selain jenis ikan, mereka juga menyukai cumi-cumi dan krustasea.
Tak hanya jenis makanannya yang unik, lumba-lumba hidung botol juga punya cara makan yang kreatif. Mereka biasa menggali makanan yang berada di dalam pasir. Mulut bagian depan yang berbentuk seperti spons ternyata itu melindungi dari gesekan dan benturan. Selain itu, mereka juga selalu bekerja sama saat berburu mangsa dalam kelompoknya. Ada yang bertugas mengatur strategi agar ikan berenang ke arah kawanannya dan ada yang menunggu agar mangsa mencapai kawanannya.

2. Lumba-lumba hidung botol punya suara yang khas
Tak hanya mencari mangsa yang bersuara, lumba-lumba hidung botol juga teramsuk hewan yang sangat vokal di perairan. Mereka menghasilkan tiga kategori suara, suara peluit, denyut nadi dan klik ekolokasi. Vokalisasi yang unik di setiap individu ini biasanya digunakan untuk mengkomunikasikan identitas, lokasi dan juga emosional dalam kelompok.
Biasanya lumba-lumba hidung botol hidup dalam kelompok kecil maupun besar, mulai dari 2-15 ekor hingga 1.000 ekor. Jika kamu sering melihat lumba-lumba hidung botol di permukaan laut, biasanya ini merupakan kelompok kecil saja.
Baca juga: Lumba-lumba Hidung Botol Muncul di Kepulauan Pramuka
3. Ketahui usia lumba-lumba dari kotorannya
Tahukah kamu usia lumba-lumba dapat diketahui melalui kotorannya? Sebuah penelitian pada lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik menyebutkan kotoran hewan ini bisa menentukan usianya tanpa harus kontak langsung dengan hewan (non-invasif). Ini menjadi temuan yang lebih baik daripada metode sebelumnya. Biasanya untuk mengetahui usia lumba-lumba, para peneliti menangkapnya dan mencabut gigi lumba-lumba, lalu mengukur lapisan pertumbuhan dentin.
Genfu Yagi, peneliti dari Mie University, Jepang menjelaskan kotoran lumba-lumba terlihat seperti asap dengan beberapa gumpalan kecil. Pengecekan tingkat metilasi DNA pada sampel kotoran ini menjadi metode untuk memperkirakan usia lumba-lumba.
Namun metode ini masih perlu pengembangan lebih lanjut, khususnya pada lumba-lumba betina yang sedang menyusui.

4. Lumba-lumba hidung botol paling cerdas
Lumba-lumba hidung botol sering menjadi subjek penelitian karena kecerdasannya. Mereka memiliki ingatan sosial terpanjang dibandingkan spesies satwa lainnya. Bahkan bisa mengenali siulan unik dari kawanan lumba-lumba lainnya yang terpisah selama 20 tahun dari mereka.
Saat sakit, ia sering mengobati dirinya dengan menggosokka tubuh pada karang dan spons tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan senyawa anti-mikroba yang dihasilkan dari gesekan itu untuk menjadi obat.
Tak hanya cerdas, jenis lumba-lumba hidung botol terkenal dengan hewan yang selalu tersenyum karena bentuk mulutnya yang melengkung. Meski bukan paling besar, ukuran lumba-lumba hidung botol memiliki tubuh yang besar dibandingkan lumba-lumba jenis lainnya. Ukurannya bisa mencapai 2,5-3 meter dengan berat sekitar 134-300 kg.

5. Lumba-lumba sensitif terhadap perubahan lingkungan
Lumba-lumba hidung botol memegang peranan penting sebagai indikator penting kesehatan ekosistem laut. Mereka mampu mengakumulasi kontaminan dari lingkungan melalui proses bioakumulasi. Penelitian Randal Wells menunjukkan kesehatan dan status populasi lumba-lumba hidung botol mencerminkan efek dari berbagai pengaruh yang memicu stress.
Penelitian yang dilakukan di Sarasota Bay, Florida, itu mengambil sampel darah dan data fisik dari sejumlah lumba-lumba. Dengan menggunakan data ini, Randal mengevaluasi tren kesehatan populasi. Kemudian, ia mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup mereka. (***)
*Sidney Alvionita Saputra adalah jurnalis yang saat ini menempuh pendidikan sarjana Teknik Infrastruktur Lingkungan di Universitas Gadjah Mada. Ia menulis tentang isu-isu lingkungan dan perempuan, fokusnya pada dampak lingkungan dan keadilan gender.
Ingatan Hebat Lumba-lumba: Mengenali Teman Setelah Berpisah 20 Tahun