- Pohon-pohon tertua di dunia, seperti Pando (lebih dari 1 juta tahun) dan Jurupa Oak (lebih dari 13.000 tahun), adalah bagian dari koloni klonal. Artinya, mereka terdiri dari banyak batang yang terhubung melalui sistem akar bawah tanah yang sama, bukan pohon individu.
- Umur panjang pohon dipengaruhi oleh genetika, kondisi lingkungan (seperti pertumbuhan lambat di lingkungan keras), dan strategi pertumbuhan (seperti koloni klonal).
- Pohon-pohon kuno ini menghadapi ancaman seperti perubahan iklim, kebakaran hutan, hama dan penyakit, serta aktivitas manusia (penebangan liar, pembangunan).
Pohon adalah saksi bisu perjalanan panjang Bumi, mencatat perubahan iklim, peristiwa geologis, dan bahkan peradaban manusia. Sebagian besar pohon hidup selama beberapa dekade atau abad, mengalami siklus pertumbuhan dan pembusukan yang relatif cepat. Namun, beberapa spesies luar biasa memiliki kemampuan untuk bertahan hidup selama ribuan, bahkan ratusan ribu tahun, menjadi monumen hidup yang menghubungkan kita dengan masa lalu yang jauh.
Beberapa di antara pohon-pohon tertua di dunia tergabung dalam koloni klonal yang umurnya mencapai jutaan tahun, menyoroti kehidupan, lokasi, dan fakta menarik tentang masing-masing spesies. Perlu diingat bahwa metode penentuan usia pohon, terutama yang berumur sangat panjang, melibatkan berbagai teknik ilmiah seperti dendrokronologi (analisis cincin pertumbuhan), radiokarbon, dan analisis genetik. Meskipun demikian, beberapa perkiraan usia masih menjadi subjek penelitian dan perdebatan ilmiah, dan ilmu pengetahuan terus berkembang untuk memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang umur panjang pohon.
Baca juga: Mengenal Sembilan Pohon Tertua, Tertinggi, dan Terbesar di Dunia
Memahami Umur Pohon yang Panjang: Pohon Individu vs. Koloni Klonal
Sebelum membahas daftar pohon tertua, penting untuk memahami perbedaan antara umur pohon individu dan umur koloni klonal. Pohon individu memiliki satu batang dan sistem akar yang terpisah, mengalami pertumbuhan dari biji atau tunas tunggal. Umur pohon individu dapat ditentukan dengan menghitung cincin pertumbuhan tahunan pada batangnya, meskipun teknik ini tidak selalu akurat untuk pohon yang sangat tua atau yang tumbuh di lingkungan dengan kondisi ekstrem.
Sebaliknya, koloni klonal terdiri dari banyak batang yang terhubung melalui sistem akar bawah tanah yang sama. Batang-batang ini secara genetik identik dan berasal dari satu nenek moyang yang sama. Meskipun batang individu dalam koloni klonal relatif muda, seringkali hanya berumur beberapa dekade atau abad, koloni itu sendiri dapat sangat kuno, mencapai umur ribuan atau bahkan jutaan tahun. Beberapa pohon tertua di dunia adalah bagian dari koloni klonal, yang berarti perkiraan usia mereka mengacu pada usia koloni, bukan batang individu yang terlihat di permukaan tanah. Konsep ini krusial untuk memahami mengapa beberapa organisme bisa berumur sangat panjang, karena mereka terus beregenerasi melalui sistem akar yang sama, menghindari kematian total yang akan dialami oleh pohon individu. Koloni klonal dapat bertahan dari kebakaran hutan, kekeringan, dan serangan hama karena sistem akar mereka yang luas dan kemampuan untuk menghasilkan tunas baru.
Baca juga: Inikah Pohon Tertua di Dunia yang Berusia Lima Milenium?
10 Pohon Tertua di Dunia dan Perkiraan Usianya
Berikut adalah daftar 10 pohon tertua di dunia, dengan perkiraan usianya:
-
Pando ( Populus tremuloides ): Lebih dari 1 Juta Tahun (Koloni Klonal)
Pando, juga dikenal sebagai “Trembling Giant,” adalah koloni klonal aspen yang bergetar di Hutan Nasional Fishlake, Utah, AS. Diperkirakan berusia lebih dari 1 juta tahun, Pando dianggap sebagai organisme hidup tertua dan terberat di Bumi. Perlu ditekankan bahwa usia ini mengacu pada koloni klonal secara keseluruhan, bukan batang individu. Pando terdiri dari ribuan batang genetik yang identik yang terhubung melalui sistem akar bawah tanah yang luas. Setiap batang individu biasanya hanya hidup sekitar 100-150 tahun, namun koloni itu sendiri telah bertahan selama ribuan tahun melalui pertumbuhan tunas baru dari akar yang ada. Pando mencakup area seluas lebih dari 100 hektar dan beratnya diperkirakan mencapai 6.600 ton.

Pando adalah contoh luar biasa dari bagaimana organisme dapat mencapai umur yang sangat panjang melalui strategi klonal. Aspen (Populus tremuloides) adalah spesies pohon yang dikenal dengan daunnya yang bergetar tertiup angin, menghasilkan suara gemerisik yang khas. Mereka umumnya tumbuh di daerah beriklim sedang dan memiliki peran penting dalam ekosistem hutan.
Baca juga: Ténéré, Pohon Paling Kesepian: Simbol Kehidupan di Tengah Ganasnya Gurun Sahara
-
Jurupa Oak ( Quercus palmeri ): Lebih dari 13.000 Tahun (Koloni Klonal)
Di California Selatan, AS, tepatnya di Jurupa Mountains, terdapat rumpun pohon ek Palmer yang dikenal sebagai Jurupa Oak. Ini adalah koloni klonal yang diperkirakan berusia lebih dari 13.000 tahun. Seperti Pando, Jurupa Oak bertahan dengan mengirimkan tunas baru dari sistem akarnya yang luas, yang memungkinkannya untuk pulih dari kebakaran dan kekeringan. Karena sulit diakses dan terpencil, keberadaan Jurupa Oak baru-baru ini saja diketahui oleh masyarakat luas.

Jurupa Oak memberikan pengetahuan tentang bagaimana beberapa spesies dapat bertahan dan beradaptasi dalam kondisi lingkungan yang menantang. Quercus palmeri adalah spesies ek kecil yang endemik di California. Tumbuh di daerah chaparral dan woodland, dan dikenal karena ketahanannya terhadap kekeringan.
-
Old Tjikko ( Picea abies ): 9.550 Tahun (Koloni Klonal)
Di Pegunungan Fulufjället, Swedia, terdapat cemara Norwegia bernama Old Tjikko. Meskipun batangnya hanya berumur beberapa ratus tahun saja, namun sistem akarnya diperkirakan telah hidup selama 9.550 tahun. Old Tjikko adalah contoh lain dari pohon klonal yang mencapai umur panjang melalui pertumbuhan dan regenerasi dari sistem akar yang sama. Batang Old Tjikko yang kita lihat sekarang sebenarnya relatif muda, namun akarnya telah berulang kali menghasilkan batang baru selama ribuan tahun, sehingga menjadikannya salah satu organisme hidup tertua yang diketahui.

Old Tjikko menunjukkan ketahanan luar biasa dari beberapa spesies pohon di lingkungan subarktik yang keras. Picea abies, atau cemara Norwegia, adalah spesies pohon konifer yang umum ditemukan di seluruh Eropa. Tumbuh tinggi dan lurus, dan merupakan sumber penting kayu.
-
Methuselah ( Pinus longaeva ): 4.800 Tahun Lebih

Methuselah, yang terletak di hutan pinus bristlecone kuno di Pegunungan Putih California, AS , adalah pohon non-klonal tertua yang diketahui di dunia. Diperkirakan berusia lebih dari 4.800 tahun. Lokasi tepatnya dirahasiakan untuk melindunginya dari vandalisme dan kerusakan. Pinus bristlecone dikenal karena umur panjangnya yang luar biasa, berkat pertumbuhan mereka yang lambat, kayu yang padat, dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang keras. Methuselah adalah simbol ketahanan dan umur panjang di lingkungan pegunungan yang ekstrem. Pinus longaeva adalah spesies pinus yang tumbuh di daerah pegunungan tinggi di Amerika Serikat bagian barat. Dikenal karena daunnya yang pendek dan runcing, serta kemampuannya untuk bertahan hidup di kondisi yang sangat kering dan dingin.
-
Sarv-e Abarqu ( Cupressus sempervirens ): 4.000 Tahun Lebih
Di kota Abarkuh, Iran, berdiri “Cypress of Abarqu,” pohon cemara yang menjulang tinggi. Diperkirakan berusia lebih dari 4.000 tahun. Pohon ini merupakan simbol budaya yang penting di Iran dan telah menjadi saksi bisu sejarah panjang wilayah tersebut.

Sarv-e Abarqu adalah contoh bagaimana pohon dapat menjadi bagian integral dari budaya dan sejarah suatu masyarakat. Cupressus sempervirens, atau cemara Italia, adalah spesies cemara yang umum ditemukan di wilayah Mediterania. Dikenal karena bentuknya yang ramping dan tinggi, dan sering ditanam sebagai pohon hias.
-
Llangernyw Yew ( Taxus baccata ): 4.000 Tahun Lebih
Llangernyw Yew, yang terletak di halaman gereja paroki St. Digain di Wales Utara, diperkirakan berusia sekitar 4.000 tahun. Pohon yew ini telah menjadi bagian dari lanskap dan sejarah lokal selama berabad-abad, dan dikaitkan dengan berbagai mitos dan legenda.

Llangernyw Yew adalah contoh bagaimana pohon dapat menjadi bagian dari warisan budaya dan spiritual suatu komunitas. Taxus baccata, atau yew Eropa, adalah spesies pohon konifer yang tumbuh lambat dan berumur panjang. Dikenal karena daunnya yang hijau tua dan buahnya yang merah.
-
Alerce ( Fitzroya cupressoides ): 3.637 Tahun
Di Pegunungan Andes, Chili, terdapat pohon cemara Patagonia yang dikenal sebagai Alerce. Pohon ini memegang rekor sebagai pohon tertua kedua yang usianya telah dihitung secara pasti, yaitu 3.637 tahun. Alerce tumbuh sangat lambat dan dapat mencapai ukuran yang sangat besar. Alerce adalah salah satu pohon ikonik di Amerika Selatan, dan merupakan bagian penting dari ekosistem hutan Patagonia. Fitzroya cupressoides adalah spesies pohon konifer yang endemik di Andes Patagonia. Tumbuh sangat lambat dan dapat hidup selama ribuan tahun.
-
The Senator ( Taxodium ascendens ): Sekitar 3.500 Tahun (Sayangnya, telah tumbang)
Sebelumnya dikenal sebagai salah satu pohon cemara botak tertua dan terbesar di dunia, The Senator, yang terletak di Big Tree Park, Florida, diperkirakan berusia sekitar 3.500 tahun. Sayangnya, pohon ini hancur akibat kebakaran pada tahun 2012.

Kehilangan The Senator merupakan pengingat akan pentingnya melindungi pohon-pohon kuno dari berbagai ancaman, termasuk kebakaran. Taxodium ascendens, atau cemara botak pondok, adalah spesies pohon yang tumbuh di rawa-rawa dan tepi sungai di Amerika Serikat bagian tenggara. Dikenal karena batangnya yang besar dan akarnya yang menonjol.
-
Adonis ( Pinus heldreichii ): 1.075 Tahun Lebih
Di dataran tinggi Yunani, terdapat pinus Bosnia bernama Adonis, yang dinobatkan sebagai pohon hidup tertua di Eropa. Pohon ini berusia lebih dari 1.075 tahun. Adonis tumbuh di lingkungan alpine yang keras, yang berkontribusi pada pertumbuhan lambat dan umur panjangnya. Adonis adalah contoh bagaimana pohon dapat bertahan hidup dan berkembang di lingkungan yang menantang. Pinus heldreichii, atau pinus Bosnia, adalah spesies pinus yang tumbuh di pegunungan Balkan dan Italia selatan. Dikenal karena daunnya yang panjang dan runcing, serta kemampuannya untuk tumbuh di tanah berbatu dan kering.
-
Beberapa Pinus Bristlecone Lainnya ( Pinus aristata dan Pinus longaeva ): Ribuan Tahun
Selain Methuselah, banyak pinus bristlecone lainnya yang hidup di wilayah yang sama juga berumur ribuan tahun. Karena sulit untuk menentukan usia pasti setiap pohon, beberapa di antaranya mungkin masuk dalam daftar ini jika usianya diketahui dengan lebih tepat. Pinus bristlecone dikenal karena umur panjangnya yang luar biasa, dan merupakan subjek penelitian penting dalam bidang dendrokronologi. Pinus aristata (pinus bristlecone Rocky Mountain) dan Pinus longaeva (pinus bristlecone Great Basin) adalah dua spesies pinus bristlecone yang tumbuh di daerah pegunungan tinggi di Amerika Serikat bagian barat. Mereka sangat adaptif terhadap kondisi lingkungan yang keras, seperti kekeringan, suhu ekstrem, dan tanah yang buruk.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Umur Panjang Pohon
Umur panjang pohon dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetika, kondisi lingkungan, dan strategi pertumbuhan. Lingkungan yang keras, seperti yang dihadapi oleh pinus bristlecone, justru dapat mendorong pertumbuhan yang lambat dan umur panjang. Pertumbuhan yang lambat mengurangi laju metabolisme dan kerusakan sel, sementara kayu yang padat dan bergetah memberikan ketahanan terhadap serangga, jamur, dan pembusukan.
Kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti suhu rendah, angin kencang, dan curah hujan minim, memaksa pohon untuk mengalokasikan sumber daya untuk bertahan hidup daripada pertumbuhan yang cepat, yang juga dapat berkontribusi pada umur panjang. Selain itu, beberapa spesies mengembangkan strategi pertumbuhan klonal, seperti yang terlihat pada Pando dan Jurupa Oak, yang memungkinkan mereka untuk terus hidup dan beregenerasi melalui sistem akar yang sama selama ribuan tahun. Adaptasi genetik juga memainkan peran penting dalam umur panjang pohon. Beberapa spesies memiliki gen yang memungkinkan mereka untuk memperbaiki kerusakan DNA lebih efisien atau memiliki mekanisme pertahanan yang lebih kuat terhadap penyakit dan hama.
Ancaman Terhadap Pohon-pohon Tertua Ini
Sayangnya, pohon-pohon kuno ini menghadapi berbagai ancaman di era modern. Perubahan iklim, dengan peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan, dapat mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup pohon-pohon ini. Kebakaran hutan, yang semakin sering terjadi dan intensitasnya meningkat, merupakan ancaman serius bagi pohon-pohon kuno, terutama yang tumbuh di daerah kering.
Serangan hama dan penyakit juga dapat melemahkan pohon dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan. Aktivitas manusia seperti penebangan liar dan pembangunan infrastruktur juga dapat merusak atau menghancurkan habitat pohon-pohon kuno. Oleh karena itu, upaya konservasi dan perlindungan sangat penting untuk memastikan bahwa pohon-pohon kuno ini dapat terus hidup dan menjadi saksi bisu sejarah Bumi untuk generasi mendatang.