- Dusun sagu di Papua jadi ‘rumah’ bagi sumber mata air bersih. Seperti di Kampung Sawesuma, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura, Papua. Ada sekitar delapan dusun sagu menyebar di sekitar kampung, semua memiliki mata air.
- Sumur-sumur itu, tak pernah kering meski kemarau panjang. Warga Sawesuma bersyukur dusun-dusun sagu masih tegak berdiri di sekitar kampung.
- Rudi Maturbongs, Ahli Konservasi Sumber Daya Hutan dan Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua mengatakan, pentingnya peran sagu dalam menghasilkan air bersih di Papua. Sagu dan air saling terkait erat. Sagu mengkonservasi air, sebaliknya air yang menjamin kehidupan sagu karena sagu tidak bisa hidup tanpa air.
- Penelitian di Ambon, Maluku, pada 2023 menunjukkan, sagu bisa untuk petunjuk keberadaan mata air. Di mana ada sagu, besar kemungkinan ada mata air. Dari 135 mata air di Pulau Ambon, sebanyak 93,3% mata air aktif karena keberadaan sagu. Ssedangkan, 7,6% tidak aktif lagi karena ekosistem sagu di sekitarnya rusak.
Sore sehabis hujan di Kampung Sawesuma, Novita Aru melangkah dari rumah menuju dusun sagu di tepi kampung. Sagu tumbuh bersama dengan pepohonan yang lain. Tak jauh dari rimbunan sagu, ada sumur dengan tinggi air menghampiri permukaan sumur. Ini mata air warga.
“Di sini kami biasa kasi mandi anak, cuci pakaian, isi gen-gen (jerigen) untuk dibawa pulang ke rumah,” kata Novita Aru.
Dusun sagu jadi lokasi sumber air bersih sudah turun menurun bagi warga Kampung Sawesuma, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura, Papua. Ada sekitar delapan dusun sagu menyebar di sekitar kampung, semua memiliki mata air.

Awalnya, permukaan mata air alami. Warga kemudian memasang gorong-gorong beton dan melapisi keliling permukaan dengan semen.
“Ini dilakukan supaya endapan sabun tidak langsung masuk ke dalam air.”
Ada tiga mata air ada gorong-gorong beton dan warga pakai sebagai sumber air minum. Lima lainnya yang masih alami hanya untuk mandi dan mencuci. Air di sumur-sumur ini tampak jernih.
Sumur-sumur itu, kata Novita, tak pernah kering meski kemarau panjang. Sebagai warga Sawesuma, Novita bersyukur dusun-dusun sagu masih tegak berdiri di sekitar kampung.
“Kalau dusun sagu hilang berarti mata air juga hilang.”

Dusun sagu ‘rumah’ sumber air
Kebiasaan dusun sagu sebagai tempat sumber air bersih tak hanya di Sawesuma, juga warga daerah lain di Papua.
Rudi Maturbongs, Ahli Konservasi Sumber Daya Hutan dan Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua mengatakan, pentingnya peran sagu dalam menghasilkan air bersih di Papua.
“Kita di Papua sumber air banyak tapi akses ke air berkualitas sangat sulit. Tanpa lihat mutu, kita punya banyak sumber air. Ada ribuan sungai di Papua, tapi air yang layak dikonsumsi itu sedikit.”
Sagu dan air saling terkait erat. Sagu mengkonservasi air, sebaliknya air yang menjamin kehidupan sagu karena sagu tidak bisa hidup tanpa air. Sagu, katanya, hidup dalam kandungan air tanah cukup banyak bahkan sampai menjadi rawa.
“Sagu adalah tanaman jenis palma dengan karakter akar serabut, berlapis-lapis, dan padat. Kerapatan yang tinggi dan biomassa besar itu bisa menangkap air. Akarnya berfungsi sebagai saringan sehingga menyediakan air yang bersih,” katanya.
Penelitian memperkuat ucapan Rudi. Penelitian Samin Botanri, Muhammad Riadh Uluputty, Marwanyani Kamsurya, Kamaruddin, Hadidjah Latuponu, Maimuna La Habi, Juni La Djumat, Fitriyanti Kaliky pada 2023 di Ambon, Maluku menunjukkan, sagu bisa untuk petunjuk keberadaan mata air.

Di mana ada sagu, besar kemungkinan ada mata air. Dari 135 mata air di Pulau Ambon, sebanyak 93,3% mata air aktif karena keberadaan sagu. Ssedangkan, 7,6% tidak aktif lagi karena ekosistem sagu di sekitarnya rusak.
Debit mata air, menurut penelitian ini, dipengaruhi karakteristik sagu dan iklim mikro, seperti suhu, kelembaban udara, intensitas penyinaran matahari, dan curah hujan. Karakteristik sagu yang berpengaruh besar adalah akar-akar sagu dan kerapatan batangnya.
Akar sagu memiliki diameter lebih besar, berat segar akar dan kadar air tinggi hingga bisa menyimpan air empat kali lebih besar dibanding jenis palma lain seperti nipah. Sistem tajuk seperti batang dan daun yang rapat–karena kepadatan populasi— membantu menangkap air hingga tidak banyak air permukaan yang hilang.
Sagu banyak berada di wilayah timur terutama Maluku dan Papua. Pati sagu menjadi bahan makanan dan bagian lain jadi bahan konstruksi.
Meski berperan penting, banyak hutan sagu mengalami alih fungsi. Rudi berpendapat, perbaikan ekosistem termasuk menanam dan merawat sagu adalah cara penting untuk tetap memperoleh air bersih di tengah maraknya program air bersih yang mengandalkan sumur bor untuk mendapatkan air.
“Untuk jangka pendek itu bisa dilakukan tapi tidak bisa mengabaikan rehabilitasi ekosistem di sekitarnya.”
Sagu, katanya, berkembangbiak antara lain lewat tunas. Tunas-tunas biasa tumbuh di sekitar induk hingga membentuk rumpun. Siklus hidup satu tanaman sagu hanya sekali, setelah berbunga akan mati. Meski begitu, batang-nbatang sagu lain tumbuh sebagai ganti.
“Kita manusia harus membantu sagu supaya air tersedia hingga sagu bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik. Jika berkembang baik, maka akan tetap mengkonservasi air.”

********
Jadi Bagian Budaya, Orang Papua Konsumsi Sagu Sejak 50 Ribu Tahun Lalu