,

Orangutan Terbakar di Wajok Akhirnya Tewas

SETELAH dikabarkan kondisi orangutan yang mengalami luka bakar membaik, Rabu(29/8/12), sekitar pukul 22.30,  satwa dilindungi ini tewas.  Orangutan ini dalam perjalanan ke Pusat Rehabilitasi & Konservasi International Animal Rescue (IAR) Ketapang untuk mendapatkan fasilitas perawatan lebih baik.

Niken Wuri Handayani, Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, mengatakan, saat perjalanan ke Ketapang, orangutan jantan itu mati. “Orangutan ini akan dibawa kembali ke Pontianak untuk diotopsi,” katanya.

Sebelum itu,  BKSDA menyatakan, kondisi orangutan yang dievakuasi selama dua hari, (26-27/8/12) dari Dusun Parit Wa’dongka, Desa Wajok Hilir,  Kabupaten Pontianak, berangsur membaik.  Berdasarkan hasil observasi tim medis selama tiga hari terakhir, perkiraan waktu untuk pemulihan sekitar dua sampai tiga minggu.

Orangutan sesaat setelah evakuasi. Saat dalam perjalanan
ke IAR Ketapang, orangutan ini mati. Foto: WWF-Indonesia

Parsaroan Samosir, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA  Kalbar mengatakan, dalam waktu ini tidak boleh ada kunjungan dari siapapun. “Ini untuk menghindari stres. Hanya petugas medis, dokter hewan dan petugas BKSDA yang ditunjuk merawat yang boleh mengunjungi satwa ini, “ katanya Rabu siang(29/8/12).

Menurut dia, observasi medis pada Selasa(28/8/12) menunjukkan tingkat stres dan dehidrasi orangutan ini masih sangat tinggi, walaupun menunjukkan tanda-tanda membaik.  “Luka bakar tidak terlalu parah dan orangutan sudah mulai makan buah-buahan jeruk, semangka, dan pepaya yang disiapkan petugas.”

Parsaroan mengatakan, proses evakuasi orangutan yang masuk ke pemukiman warga berjalan sesuai protokol dan prosedur penyelamatan satwa liar . Tim gabungan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk petugas medis, dokter hewan. Juga mitra LSM lingkungan seperti Yayasan IAR, WWF Indonesia, Gemawan, Perwakilan Forum Konservasi Orangutan Kalimantan Barat (FOKKAB), Yayasan Titian, dan pengawasan dari masyarakat serta jurnalis.

Orangutan jantan jenis Pongo pygmaeus pygmaeus ini berusia sekitar 16-17 tahun dengan berat sekitar 70 kilogram. Ia diperkirakan masuk ke kawasan sekitar pemukiman warga untuk mencari makanan akibat habitat yang terdegradasi dan tidak lagi mampu menyediakan pakan alami.

Laporan proses evakuasi orangutan bisa dilihat di sini

Video dari siaran ANTV

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,