,

Laporan: Buku Anak-Anak Terbitan HarperCollins Disinyalir Gunakan Kertas Hutan Alam Indonesia

Penerbit buku terkemuka HarperCollins di Amerika Serikat disinyalir masih menggunakan kertas yang berasal dari kayu penebangan hutan alam di Indonesia. Kertas ini digunakan dalam buku anak-anak bertema Natal berjudul Fancy Nancy’s Splendiferous Christmas, seperti dilaporkan oleh Rainforest Action Network (RAN) dalam laporan terkini mereka Turning the Page on Rainforest Destruction: Children’s Books and the Future of Indonesia’s Rainforests. 

RAN melakukan ujicoba laboratorium terhadap buku terbitan HarperCollins tersebut, untuk mendeteksi adanya unsur Mixed Tropical Hardwood, yang sebagian besar berasal dari hutan hujan tropis di Indonesia. Hasil yang diperoleh, ternyata menunjukkan adanya kuantitas yang signifikan adanya unsur MTH tersebut dalam buku Fancy nancy’s Splendiferous Christmas, yang ditulis oleh Jane O’Connor dan ilustrasinya dikerjakan oleh Robin Preiss Glasser.

Peta: Konsesi APP dan APRIL di Propinsi Riau Peta: Eyes on the Forest

Selain buku ini, RAN juga menemukan serat pohon akasia ‘beresiko tinggi’ dal am buku lainnya, yaitu Splat the Cat: The Perfect Present for Mom and Dad dan buku berjudul Talking Pictures: Images and Messages Rescued from the Past. 

RAN menilai bahwa serat akasia beresiko tinggi ini 90% persen berasal dari perkebunan pulp di Indonesia, dimana dua penyuplainya Asia Pulp and Paper dan Asia Pacific Resources International (APRIL) sudah melakukan penebangan hutan ala di Indonesia dan menggantikannya dengan akasia. APP dan APRIL adalah produsen 80% pulp and paper di Indonesia, dan menjadi sumber utama Mixed Tropical Hardwood dan pulp akasia di seluruh dunia, berdasar laporan RAN ini.

“Tak seharusnya ada anak-anak dan orang tua yang harus terlibat dalam perusakan hutan tropis di musim liburan ini,” ungkap Robin Averbeck, Juru Kampanye Hutan Rainforest Action Network dalam pernyataannya.

“Sudah saatnya bagi HarperCollins unttuk mengakhiri kerjasama dengan APP dan APRIL dan mengikuti langkah yang sudah ditempuh para penerbit lainnya seperti Scholastic, Hachette dan Disney dengan mengadopsi kebijakan yang lebih ramah lingkungan dan menghentikan laju deforestasi, kepunahan harimau dan pelanggaran HAM.”

Dalam catatan RAN kendati HarperCollins sudah menyatakan dalam situs mereka bahwa mereka tidak mengunakan kertas dari ‘habitat hutan yang terancam’ namun tidak memasukkan kategori kertas yang berasal dari hutan konversi. Hingga kini mereka belum memberi respon atas pertanyaan yang diajukan oleh mongabay.com.

Industri pulp and paper adalah salah satu pendorong terbesar terjadinya deforestasi  dan degradasi lahan gambut di Sumatera. Menurut perkiraan, APP dan APRIL sudah menebang 2 juta hektar hutan tropis di Propinsi Riau sejak pertengahan 1980-an, dan menjadi penyebab utama hilangnya setengah dari keseluruhan hutan di propinsi tersebut saat itu.

Selain itu, penebangan hutan ini juga membahayakan spesies dilindungi seperti harimau Sumatera dan gajah Sumatera. Saat ini, sekitar 1,2 juta hektar hutan di Sumatera sudah masuk dalam perizinan untuk dimanfaatkan dan siap ditebang, menurut laporan dari lembaga Eyes on the Forest. Hilangnya tambahan 1,2 juta hektar hutan tropis ini akan melepas setidaknya 500 juta ton karbon ke udara.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,