Peristiwa Langka, Penyu Bertelur Siang Hari di Keramaian Turis Pantai Kuta

Sebuah peristiwa unik terjadi di Pantai Kuta pada Senin, 25 Februari 2013, siang hari. Seekor penyu lekang (Lepidochelys  olivaceae) besar dengan panjang tubuh sekitar  68 cm, tiba-tiba menepi di pantai yang sedang ramai pengunjung. Di bawah terik sinar matahari, dan di antara keramaian turis maupun pedagang pantai, penyu tersebut bertelur.

“Ini benar-benar luar biasa. Ini pertama kalinya ada penyu bertelur di siang hari di Pantai Kuta. Sudah 12 tahun kami melakukan upaya penyelamatan penyu bertelur di Pantai Kuta, ini pertama kalinya ada penyu bertelur di siang hari dan di tengah keramaian,” ujar I Gusti Ngurah Tresna, Kepala Satgas Pantai Kuta yang memimpin program penyelamatan penyu di Pantai Kuta sejak 12 tahun lalu.

Pantai Kuta memang selama ini dikenal sebagai salah satu tempat favorit penyu lekang untuk bertelur. Namun penyu-penyu tersebut umumnya menepi dan bertelur pada malam hari atau dinihari, saat tidak ada lagi aktivitas di sepanjang pantai tersebut.

“Biasanya penyu-penyu itu bertelur saat malam, tidak pernah saat siang dan panas terik seperti ini. Ini agak di luar kebiasaan,” kata Ngurah Tresna yang biasa disapa Gung Aji, heran.

Kehadiran penyu yang diperkirakan berusia sekitar 50 tahun itu kontan mengundang penasaran para turis, pedagang, maupun masyarakat sekitarnya. Puluhan orang langsung mengerumuni penyu saat melakukan prosesinya bertelur, mulai dari membuat lubang, bertelur, hingga menutup kembali lubang yang penuh dengan telur. Sebagian besar pengunjung mengabadikan momen langka tersebut dengan kamera mereka.

Sebelum meninggalkan pantai untuk kembali ke laut lepas, penyu tersebut juga sempat membuat sebuah lubang lain dan menutupnya kembali. “Lubang kedua itu biasanya dibuat sebagai tipuan, agar lubang yang asli aman dari mangsa binatang lain,” jelas Gung Aji yang juga kerap disapa Mr. Turtle.

Guna mengurangi gangguan terhadap prosesi bertelur si penyu, Gung Aji dibantu tim Bali Sea Turtle Society (BSTS) akhirnya mencoba mengontrol para pengunjung pantai agar berdiri dalam jarak sekitar 4 sampai 5 meter dari posisi penyu. “Kami batasi jaraknya agar penyu nggak merasa terganggu,” kata Gung Aji.

Beberapa saat setelah si penyu meninggalkan pantai, tim dari Satgas Pantai Kuta dan BSTS lantas membongkar lubang berisi telur telur penyu tersebut. Telur yang ternyata berjumlah 101 buah itu dipindahkan ke tempat penetasan penyu The Kuta Sea Turtle Conservation Centre yang tak jauh dari lokasi penyu bertelur. Di tempat tersebut, sudah ada ratusan telur penyu lainnya yang menunggu untuk menetas.

“Telur telur itu sengaja kami pindahkan agar aman,” jelas Manajer Lapangan BSTS, Dionisius Utama.

BSTS merupakan lembaga yang mengelola The Kuta Sea Turtle Conservation Centre bersama sama dengan tim Sargas Pantai Kuta.

Sejak 2001, ratusan ribu telur penyu sudah berhasil ditetaskan di Pantai Kuta. Awalnya, metode yang digunakan sangat sederhana, yakni dengan mengamankan sarang telur penyu yang dibuat induknya dengan keranjang dan memagarinya. Kini, sebuah tempat penetasan khusus telah dibangun dengan bentuk menyerupai penyu raksasa.Di tempat tersebut, telur telur penyu ditimbun pasir layaknya berada di sarang yang dibuatkan induknya. Masing-masing lubang ditandai dengan kode khusus yang menunjukkan waktu telur ditemukan dan perkiraan waktu menetasnya. “Umumnya, telur penyu menetas dalam jangka waktu 45 sampai 60 hari,” jelas Dionisius.

Selama setahun pada 2012, ada sekitar 25.000 telur penyu yang berhasil diselamatkan dari kawasan pantai. Sejak awal 2013 ini, sudah ada 9 ekor penyu bertelur di Pantai Kuta dengan jumlah telur mencapai 950 buah telur.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,