, ,

Karst Kaltim Terancam Pembangunan Pabrik Semen

Ketersediaan karst (batuan kapur/gamping) yang besar di Kalimantan Timur (Kaltim), ternyata menggelitik para investor. Sedikitnya, ada sekitar 13 perusahaan semen saat ini siap antre mendirikan pabrik di daerah ini. Keberadaan batu gamping inipun terancam.

“Yang pasti kawasan-kawasan karst di Kaltim menjadi tujuan utama pabrik semen dalam mencari bahan baku, seperti Kabupaten Kutai Timur dan Berau, dan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Paser,” kata Tuti Hendrawati Mintarsih, Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Kalimantan, di Balikpapan, Kamis(18/4/13).

Dia mengatakan, syarat utama membangun pabrik yakni ketersediaan cadangan bahan baku memadai, infrastruktur baik dan masyarakat yang mendukung. Apabila, salah satu tidak dipenuhi, realisasi investasi akan terhambat. Dia mencontohkan, rencana investasi di Pati, Jawa Tengah, terkendala karena penolakan masyarakat setempat. Investasi pabrik semen di kawasan itupun gagal.

“Masyarakat disana sangat tergantung dengan air tanah, bila dibangun pabrik semen, akan berdampak pada sumber air bagi masyarakat setempat, hingga masyarakat menolak. Untuk itu jangan sampai pembangunan di kawasan karst merusak segala bentuk ekosistem. Untuk itulah diperlukan peraturan. Ya, paling tidak Peraturan Gubenur untuk melindungi kawasan karst,” ucap Tuti.

Salah satu bahan dasar pembuatan semen yakni batu kapur. Di Kaltim, kawasan yang memiliki potensi ini, paling besar di Sangkuriang dan Mangkaliat, di Kabupaten Kutai Timur, dan Pegunungan Nyapa di Berau serta Penajam Paser Utara hingga Kabupaten Paser.

“Untuk itu pengelolaan kawasan karst perlu kehati-hatian, karena karst suatu ekostistem, penghasil air. Kawasan kars menangkap karbon dua  kali lipat dari hutan, baik karbon di tanah maupun di udara. Perusakan karst, akan terjadi pelepasan CO dan CO2,”  kata Pindi Setiawan, Peneliti  Kars dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Menurut dia, kawasan karst di Kaltim, sangat unik di dunia. “Bila kawasan ini hancur, akan terjadi perubahan iklim di Kaltim. Akan terjadi musim kering panjang, hingga mempengaruhi kehidupan. Karst merupakan kawasan yang mampu menampung air,” kata Pindi.

Kawasan Karst Mangkalihat-Sangkulirang, bermorfologi tegakan menara-menara curam, berisi ribuan lorong-lorong goa, baik goa berair maupun goa fosil. Kawasan Karst ini menyebar dari pedalaman  barat menuju pesisir timur. Kawasan pesisir timur dihiasi terumbu-terumbu tempat hidup fauna karang. Kawasan karst ini bahkan menyimpan cerita manusia-manusia pertama Kalimantan, jauh lebih tua dari kebudayaan Kutai.

Dari penelitian Pindi, di Kaltim, sedikitnya ada 37 goa prasejarah dengan artefak atau gambar-gambar prasejarah tertua di Asia Tenggara. Gambarnya sangat unik dan menjadi titik penting kebudayaan prasejarah dunia. “Goa yang memiliki gambar prasejarah ini banyak terdapat di kawasan Kutai Timur hingga Berau.”

Pemandangan indah dari mulut Gua Besar Merasa di Kabupaten Berau. Ekosistem kawasan karst ini bakal rusak jika masuk para pengeskploitasi. Foto: Hendar
Kawasan karst di pegunungan Nyapa, Berau. ia berada di pinggiran Sungai Kelay yang menjadi wadah serapan bagi air di sekitar. Jangan biarkan tangan-tangan merusak ekosistem kawasan ini. Foto: Hendar
Jangkrik dan ulat yang hidup di gua besar Kampung Merasa. Foto: Hendar
Pengunungan Nyapa, salah satu titik karst di Kaltim, sebagai penyangga air dan iklim di daerah ini. Foto: Hendar
Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,