Penelitian: Permukaan Laut Naik 2,3 Meter, Setiap Kenaikan Suhu 1 Derajat Celcius

Permukaan air laut secara global akan naik sekitar 2,3 meter, setiap kali Bumi mengalami kenaikan suhu sebanyak 1 derajat Celcius dalam kurun waktu dua ribu tahun mendatang, dalam sebuah studi yang menggabungkan semua penyebab utama kenaikan permukaan air laut.

Penelitian internasional ini adalah yang pertama kali menggabungkan empat penyebab utama kenaikan permukaan air laut ke dalam satu estimasi kolektif, dan membandingkannya dengan berbagai data tentang respon permukaan air laut terhadap kenaikan suhu udara di masa lalu.

Keempat penyebab utama kenaikan permukaan air laut adalah: mencairnya gletser, mencairnya lempengan es di Greenland, mencairnya lempeng es di Antartika dan meluasnya lautan sering dengan meningkatnya suhu.

Beberapa studi di masa lalu telah meneliti masing-masing komponen kenaikan permukaan air laut ini, namun ini adalah kali pertama penelitian yang menggabungkan keempat faktor ini menjadi sebuah proyeksi tunggal. Hasil penelitian ini sendri sudah diterbitkan di jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences.

“Penelitian ini tidak mencari perkiraan seberapa jauh planet ini akan mengalami kenaikan suhu, atau seberapa cepat air laut akan meningkat,” ungkap penulis penelitian ini, Peter Clark, seorang pakar paleoklimatologi dari Oregon State University. “Namun kami mencoba untuk mencari penjelasan kondisi permukaan air laut dalam jangka waktu multi millennium. Dengan kata lain, seberapa tingi kenaikan ermukaan air laut dalam jangka panjang untuk setiap derajat kenaikan suhu udara di planet ini?”

“Simulasi skenario di masa mendatang kami lakukan dari model fisika yang konsisten dengan berbagai data kenaikan permukaan air laut di masa lalu,” jelas Profesor Clark.

“Sekitar 120.000 tahun silam, suhu udara lebih hangat sekitar satu atau dua derajat Celcius dibandingkan saat ini, dan permukaan laut lebih tinggi antara lima hingga sembilan meter. Hal ini konsisten dengan data yang kami miliki tentang apa yang mungkin terjadi di masa mendatang.”

Para peneliti menjalankan ratusan simulasi melalui berbagai komputer pemodelan untuk mengalkulasi bagaimana keempat komponen penyebab kenaikan permukaan air laut tersebut akan merespon terhadap tingkat kehangata, ungkap Clark, dan ditemukan bahwa jumlah pencairan dan respon permukaan laut berikutnya sepadan dengan jumlah pemanasan.

Pengecualian terjadi di Greenland dimana nampaknya ada ambang batas dimana respon permukaan air laut bisa ditoleransi. Kondisi di Greenland, untuk setiap kehilangan lapisan es setebal 1000 meter maka akan menyebabkan kenaikan suhu hingga 6 derajat Celcius. Sebaliknya dengan lempeng Antartika, dimana hilangnya lempeng es tidak akan memberikan dampak yang sama.

Dalam catatan penulis penelitian ini, kenaikan permukaan air laut di abad silam didominasi oleh ekspansi lautan dan mencairnya gletser.

Di masa mendatang, kontribusi terbesar mungkin akan datang dari mencairnya lempeng es di Greenland yang mungkin bisa menghilang secara keseluruhan, dan dari mencairnya lempeng es di Antartika yang kemungkinan akan mencari keseimbangan dengan suhu di atmosfer dan akan menyusut secara signifikan, namun tidak sampai menghilang.

“Harus diingat bahwa kenaikan permukaan air laut yang diproyeksikan dalam penelitian ini yaitu sekitar 2,3 meter untuk kenaikan setiap 1 derajat Celcius akan terjadi dalam ribuan tahun. Jika ada kenaikan suhu dalam kurun waktu dua tahun mendatang, permukaan air laut tidak serta merta akan langsung naik. Bumi ini perlu waktu untuk mengalami penghangatan dan menahan kenaikan suhu tersebut dalam kurun waktu yang cukup lama.”

CITATION: Levermann, A., Clark, P., Marzeion, B., Milne, G., Pollard, D., Radic, V., Robinson, A. (2013): The multimillennial sea-level commitment of global warming. Proceedings of the National Academy of Sciences (early online edition) [DOI: 10.1073/pnas.1219414110 ]

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,