Udang Unta, Si Bungkuk Cantik Merah Menyala

Unta yang satu ini tentu tidak untuk ditunggangi, seperti yang selama ini kita kenal sebagai satwa yang membantu transportasi barang dan manusia di negara-negara yang memiliki gurun pasir. Selain memang bukan hewan tunggangan, ukurannya juga sangat mungil untuk berfungsi sebagai kuda tunggangan, yaitu hanya sekitar 4 cm saja. lagipula, si unta mungil ini hidup di dalam lautan.

Masuk  dalam family Rhynchocinetidae. Atau beberapa diantaranya lebih dikenal sebagai si udang unta, atau biasa juga disebut hinge beak shrimp adalah spesies udang. Banyak  ditemukan di Indo-Pasifik. Udang ini memiliki mata hitam besar, dan fitur merah dan garis putih pada tubuh . Memiliki banyak spot putih yang  jantan sangat dominan. Udang ditemukan dalam cekungan dan celah-celah karang pada kedalaman 5-35 meter.

Foto: Wisuda
Udang unta, bisa ditemui di celah-celah batu di kedalaman antara 5 hingga 35 meter. Foto: Wisuda

Mereka pun hidup secara komunal, atau membentuk kelompok yang terdiri dari puluhan udang. Betina membawa 267-1764 telur. telur memerlukan waktu 9 hari untuk menetas setelah pemijahan, dan terjadi pada suhu 29,2 °C, atau 18 hari saat suhu berada di bawah 22,0 °C. Salah satu jenisnya, yaitu R. durbanensis pertama kali dijelaskan secara ilmiah oleh Isabella Gordon pada tahun 1936.

Untuk jenis R.uritai, yang jantan memiliki chelipeds atau cakar lebih besar, dibandingkan dengan unta udang betina. Cakar terbentuk ketika udang mencapai kematangan. Predator umum dari Rhynchocinetidae adalah ikan herring, salmon, sculpin dan Flatfishes.  Rhynchocinetidae sendiri adalah udang karnivora dan memakan detritus, fitoplankton, zooplankton, dan mikroorganisme laut lainnya. mereka mencari makanan dengan menggali pasir, memisahkan makanan, dan partikel pasir.

Hinge beak shrimp di perairan Bali. Foto: Wisuda
Hinge beak shrimp di perairan Bali. Foto: Wisuda

Seperti krustacea lainnya,  Rhynchocinetidae tumbuh dengan menjalani proses moulting. Proses ini fungsinya menggantikan cangkang  yang lama dengan yang baru, yang tentunya lebih keras. Udang mengalami moulting beberapa kali selama hidupnya. Si bongkok juga memiliki kecenderungan untuk merusak karang lunak, dan anemon. Dan seperti kebanyakan udang, Rhynchocinetidae bersifat nocturnal atau aktif di malam hari. Dan biasanya menyembunyikan diri di siang hari.

Karena memiliki warna yang cukup cantik dan unik, udang ini mulai digemari orang sebagai peliharaan di akuarium. Harganya juga cukup mahal di pasaran. Walaupun tidak termasuk langka, tetapi eksploitasi yang berlebihan, akhirnya dapat merusak atau memunahkan species ini. Karenanya, penting untuk dipikirkan juga, bagaimana melestarikannya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,