Satwa Jalanan Juga Membutuhkan Kasih Sayang

Minggu, 20 April 2014 kemarin, para volunteer Animal Shanti berkumpul di Pasar Sukawati pukul 9.30 sebelum akhirnya berangkat menuju Pantai Ketewel pukul 10.00 WITA. Mereka mengadakan Street Feeding atau pemberian makan hewan jalanan di daerah Pantai Ketewel, Gianyar, Bali. Kegiatan ini adalah Street feeding ketujuh yang dilakukan komunitas yang beranggotakan anak – anak muda Bali.

“Ide street feeding bermula dari keresahan akan banyaknya Kucing dan Anjing lokal yang tidak terurus berkeliaran di jalan,” kata Copok The Bullhead yang juga aktif sebagai volunteer di Animal Shanti Bali kepada Mongabay Indonesia.

Copok menambahkan. berdasarkan pengamatan Animal Shanti, untuk warga lokal, street feeding masih asing didengar. Banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari keterbatasan informasi sampai ketidakpedulian yang berujung pada kebiasaan.

Asyik menikmati santap dari relawan Animal Shanti. Foto: Animal Shanti
Asyik menikmati santap dari relawan Animal Shanti. Foto: Animal Shanti

“Masyarakat Bali hanya sedikit yang peduli  satwa domestik. Beberapa diantaranya malah santai, duduk makan siang dan malam dengan daging “mereka” (Anjing) tersuguh di atas meja makan.”

Data dari Yayasan Bali Animal Welfare (BAWA), sedikitnya ada 80 warung RW (menjual daging Anjing) tersebar di seluruh Bali. Selain menjamurnya warung RW, yang juga membuat resah adalah maraknya adu Pitbull yang beberapa kali terungkap di Bali. Dan selalu motif adu Anjing ini ditutupi seolah-olah untuk pencarian bibit unggul bagi pengembangan Pittbull, padahal terkadang dipakai praktik perjudian.

Street feeding bukanlah hal baru di Bali, karena sebelumnya banyak organisasi yang mayoritas digawangi oleh warga negara asing melakukan ini. Mereka pada umumnya memberi makan hewan jalanan di tempat tertentu setiap hari sehingga hewan-hewan tersebut mendapatkan makanan yang baik dan cukup tiap harinya dan tak perlu kelaparan.

Namun yang membedakan Animal Shanti dengan apa yang dilakukan warga negara asing, organisasi ini mengedepankan edukasi dalam tiap street feedingnya. Selain memberi makan juga memberi informasi pada warga setempat yang penasaran akan kegiatan mereka. Animal Shanti selalu mencari tempat berbeda untuk melakukan street feeding dengan tujuan hewan jalanan tidak tergantung pada makanan yang diberikan  dan yang paling penting agar masyarakat sekitar tidak tergantung pada ‘belas kasih’ organisasi sejenis sehingga mereka lepas tangan akan keadaan sekitar mereka.

“Animal Shanti berharap street feeding dapat menjadi trend baru dan masyarakat mulai melakukan street feeding dilingkungan sekitarnya hingga hewan-hewan tersebut tidak lagi kelaparan. Cukup dengan makanan sederhana, hewan-hewan itu bisa hidup sehat dan bahagia di jalan.”

Informasi dari Animal Shanti dalam rilisnya yang diterima Mongabay-Indonesia, pemilihan lokasi Street Feeding yang diadakan di Ketewel ini karena volunteer Animal Shanti sudah mensurvey kawasan pantai yang memiliki banyak hewan terlantar, salah satunya di Pantai Ketewel ini. Survey ini termasuk jam berapa hewan-hewan ini keluar mencari makan dan dimana mereka biasa berkumpul.

Memberikan informasi kepada warga sekitar. Foto: Animal Shanti
Memberikan informasi kepada warga sekitar. Foto: Animal Shanti

Dalam aksi ini ada sekitar 25 Anjing dan Kucing yang mendapat perawatan dari Animal Shanti seperti makan, obat cacing/kutu dan kulit. Semua perawatan di dapat dari donasi. Beberapa warga mendapat obat kutu/cacing untuk peliharaan mereka. Volunteer juga berkesempatan menjelaskan beberapa tips merawat hewan, mempromosikan Anjing lokal dan adopsi dari pada jual/beli hewan.

“Harapannya untuk masyarakat Bali, agar hatinya semakin terbuka untuk turut andil menjaga alam serta satwa domenstik di Bali. Dan untuk pemerintah Bali, maaf, saya sampai sekarang masih tidak berharap apapun kepada mereka,”tutup Copok.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,