,

Perburuan dan Permintaan Pasar Ancam Keberadaan Satwa di Leuser

Dalam dua tahun terakhir, perburuan satwa di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) mengalami peningkatan. Perburuan terjadi karena tingginya permintaan pasar yang dibarengi masuknya pemburu dari luar Aceh.

Rudi Putra, pegiat di Forum Konservasi Leuser (FKL) mengatakan, temuan ini terjadi di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, dan Subulussalam. Enam dari 13 wilayah yang masuk dalam KEL.

“Wilayah ini umumnya habitat utama gajah, harimau, orangutan, juga badak sumatera,” kata Rudi, dalam diskusi program Jalan Setapak, kerja sama Mongabay dengan Green Radio FM Jakarta, Selasa (05/08/2014). Acara yang mengupas isu terkini tentang tata kelola hutan dan lahan ini disiarkan serempak di Green Radio Pekanbaru, Smart FM Palembang, Nikoya FM Aceh, Kita FM Pontianak, Nebula FM Palu, Grass FM Tarakan, dan Gema Nirwana Samarinda.

Satwa yang paling banyak diburu adalah gajah, orangutan, dan burung rangkong. “Sangat tinggi perburuan tiga satwa ini,” kata Rudi. Indikasi meningkatnya perburuan dengan ditemukannya hampir 200 jerat satwa di enam kabupaten tadi. “Selain jerat, tim patrol juga menemukan bangkai gajah dan orangutan,” ucapnya.

Menanggapi temuan FKL, Kepala Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, hal itu tidak tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur. Apalagi, kadang masyarakat beralasan bahwa perangkap yang mereka pasang untuk menjerat babi. “Baiknya, langsung tertangkap tangan karena kita tidak bisa menduga-duga proses hukum,” kata Genman.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kodim di beberapa wilayah, isinya himbauan agar tidak melakukan perburuan dan tidak memelihara satwa dilindungi. “Bersama TNI kita juga buat plang di beberapa lokasi yang kita anggap rawan, agar masyakat tahu, bahwa menangkap satwa yang dilindungi bisa menyebabkan pidana,” jelasnya.

Permintaan pasar

Adanya penadah yang siap menampung menjadikan bisnis haram ini makin marak. Gading gajah atau kulit harimau misalnya, yang dieskpor ke Vietnam dan Tiongkok diseludupkan melalui Malaysia dan Singapura.

Ketika ada pembeli dan penampung, dipastikan ada pemburu. Para pemburu itu adalah kelompok kecil yang jumlahnya 5 hingga 15 orang. “Kita sudah amati sejak 2001. Saat itu masih sedikit dan mudah digagalkan. Sekarang, jumlahnya meningkat dan terorganisir baik,” ucap Rudi.

Pasar yang begitu tertutup membuat jejaring ini sulit diendus. Pembeli, biasanya mengorder barang dalam tempo lama. Sangat rahasia dan tertutup.” Kalau diestimasikan, setiap tahun sekitar 20 gajah dan harimau terbunuh di Aceh. “Mematikan akses pasar sangat membantu mengurangi perburuan. Itu yang akan terus kita dorong,” kata Rudi.

Pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), polisi, polisi hutan dan dinas kehutanan. Kerja sama dengan kepolisian untuk penegakan hukum, biar ada efek jera bagi para pelaku. FKL sendiri memiliki delapan tim patrol yang bertugas keliling Leuser minimal 15 hari. Mereka akan melepaskan jerat dan mencatat identitas pelaku jika ditemukan. “Kami bergantung data intelijen yang merupakan anggota FKL dan juga masyarakat,” ucap Rudi.

Menurut Genman, saat ini ada dua kasus yang tengah diproses di pengadilan. Yang pertama tersangkanya dua orang dan satunya lagi melibatkan oknum. Memang, ada tersangka yang telah divonis. Namun, hal itu bukan sebuah prestasi ‘yang menyenangkan’ karena tersangkanya tidak ditahan. Hanya hukuman percobaan enam bulan.

Tantangan terbesar, kata Genman, adalah luasnya wilayah Leuser sekitar 2,6 juta hektar. Sejauh ini, BKSDA telah menempatkan petugas di 13 resort yang masing-masing membawahi satu hingga tiga kabupaten dengan jumlah personil tiga hingga lima orang. Strategi kami selalu berkoordinasi dengan TNI, polisi, LSM, dan pegiat lingkungan. “Sampai saat ini, satwa di Aceh masih lengkap seperti gajah, harimau, orangutan, dan badak,” tandasnya.

Tulang belulang gajah ditemukan bersama jerat kabel di sekitar hutan Soraya-Bengkung Kota Subulussalam dekat Taman Nasional Gunung Leuser. Gajah ini dibunuh dan diambil gadingnya. Foto: Forum Konservasi Leuser

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,