Ternyata, Ada Tanaman Kopi juga di Lahan Gambut

Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan masyarakat Sumatera Selatan. Selama ini umumnya masyarakat hanya tahu kopi di Sumatera Selatan dihasilkan dari wilayah dataran tinggi dan sedang, seperti Lahat, Pagaralam, dan Muaraenim. Nyatanya, sejak 1990-an, kopi juga dihasilkan dari wilayah lahan gambut.

Hamparan pohon kopi jenis liberika (Coffea liberica) tumbuh di sejumlah kebun milik warga Desa Nusantara, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, yang saya kunjungi Jum’at (23/09/2016) lalu. Pohon kopi tumbuh di antara pepohonan karet.

Selain jenis liberika yang memang cocok tumbuh di dataran rendah, saya juga mendapatkan sejumlah pohon kopi jenis robusta (Coffea canephora) yang ditanam warga.

“Tahun 1990-an desa ini telah menghasilkan kopi. Setiap musim, berton dikirimkan ke Palembang dan Lampung,” kata Samidi (61), yang pernah memiliki dua hektare kebun kopi liberika. Namun, sejak tahun 2000-an, saat harga kopi anjlok di pasaran, masyarakat mengganti kebun kopinya dengan jenis tanaman lain seperti karet.

“Perkiraan saya, saat itu sekitar 100 hektare kebun kopi yang ada di Desa Nusantara ini,” katanya.

Saat ini, hanya sebagian warga yang mempertahankan kebun kopi. “Umumnya untuk konsumsi sendiri, dan hanya sebagian dijual ke masyarakat desa lain di Air Sugihan,” jelas Wagiman (65), warga lainnya.

Kopi arabika yang begitu dikenal dikalangan pencinta kopi. Sumber: Wikipedia
Kopi arabika yang begitu dikenal di kalangan pencinta kopi. Sumber: Wikipedia

Mengenai pohon kopi jenis robusta yang dapat tumbuh di desanya, Wagiman menjelaskan, “Awalnya, saya dan beberapa warga coba-coba menanam jenis robusta yang katanya tidak dapat tumbuh baik di dataran rendah bersuhu panas. Ternyata, setelah kami tanam di antara pohonan jenis lainnya, kopi robusta tumbuh baik dan berbuah,” katanya. “Mungkin karena ditanam di antara pepohonan lainnya seperti karet, suhu menjadi tidak terlalu panas, sehingga tumbuh baik.”

Rasanya? “Wah, saya bukan penggemar kopi, saya petani. Saya tahunya semua kopi sama. Saya tidak dapat membedakan soal rasa,” ujarnya.

Meskipun tidak banyak lagi kebun kopi, tapi Desa Nusantara tetap memproduksi biji kopi robusta dan liberika.

“Biji kopi kering jenis robusta saya jual Rp16 ribu per kilogram. Sementara biji kopi jenis liberika Rp13 ribu per kilogram. Biasanya para pedagang membeli kedua jenis biji ini untuk dicampurkan,” kata Suliga (47), salah satu warga yang masih memiliki puluhan pohon kopi di kebunnya.

Dijelaskan Suliga, dalam setahun dia hanya menghasilkan biji kopi berkisar 200 – 300 kilogram. “Agar pelanggan tetap datang, saya hanya memetik biji kopi yang sudah matang atau berwarna merah. Tidak pelu buru-buru mendapatkan hasilnya, sebab tambahan pemasukan,” kata Suliga yang juga memiliki kebun karet dan sawah padi.

Menurut Suliga, sejumlah warga kini mulai menanam kembali pohon kopi. “Mungkin mereka melihat harga kopi jauh lebih stabil dan perawatannya sederhana. Tidak seperti karet dan sawit yang susah dan harganya tidak menenentu.”

Pohon kopi liberika yang ditanam ditanam di kebun warga Desa Nusantara, Air Sugihan, OKI, Sumatera Selatan. Foto: Taufik Wijaya
Pohon kopi liberika yang ditanam di kebun warga Desa Nusantara, Air Sugihan, OKI, Sumatera Selatan. Foto: Taufik Wijaya

Desa Nusantara, merupakan desa transmigran di lahan gambut Air Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, yang dibuka sejak 1982. Saat ini, jumlah warganya sekitar 700 kepala keluarga dengan luas desa sekitar 1.200 hektare. Sebagain besar warga menanam karet, sawit, palawija, sawah, dan lainnya seperti kopi.

Sebagai informasi, hampir semua wilayah di Indonesia ditemukan tanaman kopi. Ada tiga jenis kopi yang dibawa kolonial Belanda ke Indonesia sejak 1896, yakni arabika, robusta dan liberika.

Dalam perkembangannya, jenis arabika (Coffea arabica) tidak dapat tumbuh baik di Indonesia. Hanya robusta yang relatif tumbuh sehat. Sementara liberika, tidak begitu diminati para petani karena harganya rendah. Kalaupun diproduksi, jenis kopi ini digunakan untuk campuran arabika atau robusta.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,