Akhyari Hananto: Indonesia Adalah Super Power Lingkungan

Good News From Indonesia, adalah sebuah situs berita, yang memiliki fondasi bahwa, “good news is good news”. Situs ini memuat seluruh kabar baik yang ada di Indonesia, dari berbagai area. Baik itu ekonomi, budaya, politik, sosial, lingkungan, dan berbagai macam berita baik yang ditorehkan oleh Bangsa Indonesia.

Situs ini didirikan oleh Akhyari Hananto di tahun 2009. Dia seorang diri memulai kerja menyebarkan kabar baik dari Indonesia, dengan sebuah tujuan memperbaiki wajah Indonesia di mata dunia. Akhyari, yang biasa dipanggil Ary, merasa bahwa selama ini kabar baik dari Indonesia, seperti pretasi anak-anak Indonesia, prestasi para budayawan, dan hal-hal inspiratif lainnya tertutup oleh berita-berita negatif seperti korupsi, kejahatan, kekerasan dan lain sebagainya.

Ary berharap, inspirasi yang disampaikan dari Good News From Indonesia, bisa membuka mata dunia, bahwa Indonesia itu adalah sebuah bangsa yang memiliki banyak keunggulan. Salah satunya, adalah dalam soal lingkungan.

Dalam isu lingkungan, Ary sadar betul bahwa kekuatan sosial media di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia, lewat media ini, ia berharap bisa menjadi sebuah penjembatan antara publik dan berbagai isu ligkungan dan konservasi, dan membangun sebuah kesadaran publik akan pentingnya keanekaragaman hayati Indonesia, baik untuk masa kini, dan masa mendatang.

Tahun 2011, Akhyari Hananto meraih gelar 100 orang paling berpengaruh di Indonesia dalam YWN 100 yang digelar majalah Marketeer. Namanya bersanding dengan berbagai nama terkemuka lainnya dalam jagat prestasi di Indonesia.

Jika Anda tertarik, anda bahkan bisa bergabung dengan kami saat acara peluncuran Mongabay Indonesia tanggal 19 Mei 2012 mendatang di Pusat Kebudayaan Amerika @america, Pacific Place Mal, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta.

Akhyari Hananto akan berbagi pengalamannya membesarkan Good News From Indonesia kepada para pengunjung yang hadir dalam acara peluncuran Mongabay Indonesia. So, jangan ketinggalan dan ikuti pengalaman menarik Akhyari di @america, 19 Mei mendatang.

Mongabay.co.id: GNFI selalu berkomiten menyebarkan berita baik dari Indonesia. Seberapa penting isu lingkungan dan konservasi bagi GNFI?

Akhyari Hananto: Saya ingat sekali beberapa waktu lalu, seorang duta besar dari Negara sahabat mengatakan satu kalimat sederhana, namun sangat menggugah saya. Dia bilang “Indonesia is environmentally superpower”. Dari situ saja, seharusnya banyak orang yang mulai tergugah untuk menjaga ke-adidaya-an keanekaragaman flora dan fauna Indonesia. Environmental superpower, apabila diderivasi, kita akan mendapatkan banyak sekali berita bagus yang membanggakan.

Misalnya :

– Indonesia adalah Negara maritim TERbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.

– Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang TERkaya di dunia (18% dari total dunia).

– Indonesia memiliki species ikan hiu TERbanyak didunia yaitu 150 species. – Biodiversity Anggrek TERbesar didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang TERbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang TERkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua

– Memiliki hutan bakau TERbesar di dunia.

– Taman Nasional Lorentz di Papua merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Dan tentu masih banyak lagi.

Namun berapa banyak penduduk Indonesia yang mengetahui hal-hal seperti itu? Saya seringkali berpikir, banyak kerusakan lingkungan, satwa yang terancam punah, dikarenakan rendahnya kesadaran betapa Indonesia adalah salah satu “tulang punggung” dunia dalam melestarikan lingkungan. GNFI masuk di ranah ini, menyebarkan good news, sekaligus membangun kesadaran para generasi muda untuk tidak diam saja, bahwa kita adalah kunci kelangsungan lingkungan hidup kita.

Mongabay.co.id: Dari berbagai isu lingkungan yang disebarkan GNFI, secara statistik berita jenis apa yang selama ini mendapat tanggapan terbanyak dari pembaca setia GNFI?

Akhyari Hananto: Dari website maupun dari statistik di sosial media kami, “rekor-rekor” seperti di atas paling banyak dibaca banyak orang. Kami juga sering menulis ttg betapa Indonesia “masih” punya binatang-binatang yang selama ini dianggap punah dan sangat langka, dan ketika itu diketahui oleh para pembaca kita, responsenya luar biasa, dan mereka menyampaikan itu ke banyak orang lain. Terakhir kami menulis tentang kenaikan populasi Badak Jawa hingga 50%, dan Alhamdulillah, dalam sehari saja ribuan orang membaca itu.

Mongabay.co.id: Menurut anda, seberapa signfikan fungsi media sosial, seperti GNFI dalam membangun kesadaran publik akan lingkungan mereka?

Akhayari Hananto: Kita perlu sadar, bahwa kunci kita adalah generasi muda (dan generasi ‘menjelang’ muda), dan generasi ini adalah generasi yang sangat jarang membaca Koran. Mereka adalah orang-orang yang sangat mobile, gak bisa diam. Nah, penetrasi pengguna internet di Indonesia adalah salah satu yang tercepat di dunia, saat ini Indonesia adalah Negara pengguna internet terbesar ke-5 di Asia. Kalau tidak salah, dari sekitar 60 juta pengguna internet di Indonesia, hampir 75%-nya mengakses internet dari handphone mereka, sesuatu hal yang sangat bagus. Artinya, mereka bisa akses Internet kapan saja, dimana saja, dengan biaya murah.

Jangan lupa, Indonesia adalah Negara pengguna Facebook terbesar ke-3 dunia, pengguna twitter ke-4 di dunia dengan tingkat keaktifan sangat tinggi. Sehingga message apapun melalui social media, menurut saya, hampir pasti akan tersampaikan.

Mongabay.co.id: Bisa cerita sedikit, mengapa anda terpikir membangun GNFI?

Akhyari Hananto: Saya rasa, saat ini kita sudah sampai pada level ‘mengerikan’ di bidang kepercayaan diri dan optimisme sebagai bangsa. Banyak orang yang mulai kehilangan harap, dan kehilangan kepercayaan diri, bahwa Indonesia akan menjadi Negara maju dan besar. Sejak reformasi bergulir, hampir sepanjang waktu kita didera berita-berita negatif di TV dan media lain, mulai dari pembunuhan, kericuhan, kerusuhan, perkosaan, korupsi, pohon tumbang, anak kecil hanyut, dan lain lain. Kalau sekali dua kali, mungkin tidak banyak berpengaruh, namun ini sudah berlangsung 12 tahun. Berita inspiratif dan positif mendapat porsi kecil (kalau tidak boleh dibilang ‘tidak ada’) di TV-TV kita. Sedikit sekali yang tau prestasi-prestasi negeri ini, “terhalang” oleh berita-berita negative. Kami merasa, sudah saatnya kita berubah. Kita ini bangsa besar, meski masih banyak kekurangan di sana-sini, kita tidak boleh menutup mata bahwa bangsa ini sepanjang sejarahnya hingga kini tetap mampu menorehkan prestasi-prestasi yang membanggakan. Hanya saja, prestasi-prestasi tersebut tidak diberitakan. Sebagai contoh, mungkin kurang dari 1% rakyat Indonesia yang tahu bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah ke-3 tertinggi di dunia diantara negara2 G20. Sedikit sekali yg tau. Namun, banyak sekali yang tahu, bahwa tahun 2009, Angelina Sondakh belum punya Blackberry. Tragis kan?

Mongabay.co.id: Apa perubahan sosial dari level komunitas yang paling anda harapkan dengan adanya GNFI?

Akhyari Hananto: Saya rasa kami cukup beruntung GNFI mempunyai pembaca dan follower orang-orang yang punya pengaruh. Mulai dari wartawan, reporter, diplomat, budayawan, pejabat pemerintah, dosen, mahasiswa, presenter berita, artis, mahasiswa, guru, dll. Merekalah agen-agen peruabahan yang sesungguhnya. Kami membawa pesan, mereka yang “menyampaikan” di lapangan. Alhamdulillah, kesadaran untuk membangun kembali optimism dan kepercayaan diri bangsa yang terpuruk sudah mulai terbangun meski masih cukup pelan. Yang penting, kita mau memulai, dan Alhamdulillah, kita sudah memulai.

Mongabay.co.id: Dari kacamata anda, adanya situs berita lingkungan dan konservasi seperti mongabay Indonesia, seberapa jauh akan mampu membuka horizon masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan?

Akhyari Hananto: Saya sudah mengetahui Mongabay dari lama, dan sudah sepantasnya, Mongabay hadir penuh di Indonesia. Malah saya pikir..”Hmm…kok baru nyampe sih? Why takes so long? Hahahahaha”. Saya yakin, dengan banyak yang akan mengambil manfaat dari Mongabay, terutama ketika saya mengetahui bahwa tim di belakang Mongabay Indonesia adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya. Tugas terberat pertama yang menunggu di depan Mongabay Indonesia adalah, bagaimana menyebarluaskan pesan-pesannya, seluas mungkin.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,