Mongabay.co.id

Energi Terbarukan Greenpeace-AMAN Mulai di Tujuh Komunitas Adat

GREENPEACE menyepakati kerja sama dengan Aliansi Mayarakat Adat Nusantara (AMAN), untuk membangun dan mengembangkan konsep dan aplikasi komunitas adat berbasis energi terbarukan. Kerja sama ini akan dimulai di tujuh komunitas adat di nusantara (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Papua).

Arif Fiyanto, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, mengatakan, tujuh komunitas adat ini belum menikmati penerangan listrik dan akan menjadi percontohan, dan tempat belajar bagi komunitas-komunitas adat lain. “Baik untuk membangun, mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber energi terbarukan diwilayah adat mereka,” katanya di Jakarta, Rabu(24//10/12).

Kerja sama ini,  merupakan upaya mempromosikan solusi pemenuhan kebutuhan energi dengan energi terbarukan bagi masyarakat Indonesia. Khusus, komunitas adat di pedalaman yang belum mendapatkan pasokan listrik.

Abdon Nababan, Sekretaris Jenderal AMAN mengatakan, Indonesia saat ini salah satu negara dengan tingkat elektrifikasi terendah di Asia Tenggara. Saat ini, hanya 69 persen dari  total rakyat  Indonesia menikmati akses listrik, sisanya sekitar 60 juta yang sebagian besar masyarakat adat masih belum menikmati akses listrik dari negara.

“Dengan sistem sentralisasi kelistrikan, sebagian penikmat listrik itu berada di kota-kota besar di Jawa. Sedang masyarakat adat di kawasan-kawasan terpencil senantiasa hidup dalam kegelapan,” katanya.  Dengan fakta ini,  ucap Abdon, selain memberikan layanan kepada anggota AMAN, program ini untuk mendesak pemerintah memastikan keadilan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

AMAN dan Greenpeace juga akan membangun pusat pelatihan energi terbarukan. Tujuannya, membentuk kemandirian masyarakat setempat dengan cara menyalurkan pengetahuan mengenai berbagai hal. “Mulai mengoperasikan dan memelihara pembangkit listrik energi terbarukan hingga peran penting energi dan efesiensi ini sebagai salah satu solusi mencegah bencana perubahan iklim,” kata Abdon, medio Oktober 2012.

Von Hernandez, Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara mengatakan, pemanfaatan besar-besaran energi terbarukan harus dimulai dari sekarang. Potensi energi terbarukan sangat melimpah di Indonesia, dan potensi kelimpahan energi panas bumi 40 persen dari total cadangan dunia. Namun, data pemerintah menunjukkan, penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru lima persen atau setara dengan 1,345 megawatt dari keseluruhan sumber energi total di negara ini.

“Program kami ini menunjukkan kepada pemerintah bahwa pemanfaatan energi terbarukan sangat mungkin segera. Yang perlu hanya keseriusan dan komitmen kuat dari pemerintah,” tegas Hernandez.

Adapun seruan Greenpeace dan AMAN kepada pemerintah Indonesia, pertama, menyusun target yang ambisius dan mengikat untuk energi terbarukan. Kedua, menjamin akses utama bagi pembangkit tenaga energi terbarukan. Ketiga, memberikan pajak jelas dan stabil untuk para investor energi terbarukan. Keempat, mencabut subsidi untuk energi fosil, dan meminta semua perusahaan energi fosil memikul tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diakibatkan oleh mereka.

Instalasi solar panel Greenpeace di Candi Borobudur, Magelang. Foto: Greenpeace

Instalasi Panel Surya

Instalasi panel surya dan Climate Rescue Station di Candi Borobudur sudah berdiri. Greenpeace dan AMAN, mendesak pemerintah Indonesia segera menghentikan ketergantungan pada energi fosil seperti batu bara, minyak bumi dan sumber energi tak dapat diperbarui lainnya.

Di dalam stasiun ini berlangsung berbagai kegiatan seperti workshop fotografi bersama komunitas lubang jarum, membatik dengan menggunakan bahan alami, melukis di atas kaca, hingga cukil kayu. Kegiatan ini diikuti siswa-siswi sekolah tingkat lanjut di area sekitar Borobudur, Magelang. Seluruh hasil karya workshop juga dipamerkan di dalam dan di sekitar Climate Rescue Station.

“Rangkaian kampanye Energi Bersih untuk Borobudur ini untuk mempromosikan penggunaan dan pemanfaatan energi terbarukan sangat mungkin dikembangkan di Indonesia,” kata Arif.  Namun, perlu niat serius pemerintah segera mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan ini.

Climate Rescue Station merupakan contoh nyata bagaimana energi terbarukan seperti tenaga matahari dan angin bisa sebagai sumber energi. Climate Rescue Station bola dunia berstruktur struktur empat lantai. Ini sebagai musium dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang solusi energi terbarukan dan memerangi perubahan iklim. Climate Rescue Station telah berkeliling dunia untuk menarik perhatian publik terhadap isu perubahan iklim dan solusinya. Sumber energi listrik Climate Rescue Station dari tenaga surya dan angin.

Para pelajar mengunjungi Climate Rescue Station di Taman Lumbini di Borobudur. Foto: Greenpeace
Exit mobile version