Belut Taman, Si Unik dari Indo Pasifik

Belut taman adalah bagian dari belut laut yang tinggal di sebagian besar wilayah perairan laut Indo Pasifik, termasuk Indonesia, tetapi ada juga spesies di bagian hangat dari Samudera Atlantik (termasuk Karibia) dan Pasifik Timur. Belut taman, atau garden eel, hidup di habitat berpasir di dalam laut, pada kedalaman 2 sampai puluhan meter. Dan belut taman termasuk dalam subfamili Heterocongrinae pada keluarga belut Conger congridae.

Belut taman di Perairan Bali. Foto: Wisuda
Belut taman di Perairan Bali. Foto: Wisuda

Nama belut taman, didapatkan dari kebiasaan menyodok kepala dari lubang tempat tinggal mereka mereka, sementara sebagian besar tubuh mereka tetap tersembunyi di lubang. Mereka juga mempunyai kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dan karena  banyaknya kepala belut yang keluar dari dalam lubang untuk mencari makanan, membuatnya seakan-akan seperti tanaman yang “tumbuh” dari taman di dasar laut.

Sekelompok belut taman di Bali. Foto: Wisuda
Sekelompok belut taman di Bali. Foto: Wisuda

Belut taman dapat mentolerir jarak antara lubang tempat tinggal satu dengan lainnya, adalah sekitar dua inchi, namun jarak rata-ratanya sekitar 10 inchi. Belut yang lebih besar tampaknya memerlukan lebih banyak ruang, daripada yang lebih kecil. Dan yang jantan dapat mudah bergerak lebih dekat ke betina selama masa pemijahan . Belut taman jarang sekali terlihat meninggalkan lubangnya, karenanya pengamatan terhadap tingkah laku di luar lubang, sulit untuk dilakukan.

Warna pasir di mana belut taman tinggal, adalah faktor penentu menentukan pewarnaan anggota koloni. Mereka pun mempunyai warna yang sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Spesies terbesar mencapai sekitar 120 cm (47 inch) panjang, tetapi sebagian besar spesies tidak melebihi 60 cm (24 inch).

Foto: Wisuda
Foto: Wisuda

Belut taman memakan zooplankton yang ada di pasir maupun yang melayang terbawa arus laut. Karena itu juga, belut taman lebih sering terlihat dan semakin panjang menjulurkan badan dan kepala, keluar dari lubang persembunyiannya, ketika laut sedang berarus. Mereka juga hewan yang sangat sensitif terhadap gerakan. Sedikit saja ada gerakan yang mencurigakan, mereka akan dengan segera membenamkan kembali tubuh mereka ke dalam lubang. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi datangnya para predator, seperti beberapa species ikan karang, belut ular dan ikan sebelah atau flounder fish.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,