Mongabay.co.id

Greenpeace Ungkap APRIL Masih Buka Hutan Gambut di Riau

Temuan Greenpeace terbaru,  lewat foto-foto pada akhir Mei 2014, memperlihatkan, pembukaan hutan hujan tropis dan gambut mudah terbakar di Riau, masih berlangsung di dalam konsesi APRIL, perusahaan grup Raja Garuda Mas (RGE).

Zulfahmi, jurukampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara mengatakan, riset Greenpeace melalui foto mengungkap pembukaan hutan lebat dan pengeringan gambut di konsesi di Pulau Padang, Riau.  Padahal, dalam kebijakan mereka, perusahaan tak akan mengembangkan lahan bernilai konservasi tinggi (HCV) berdasarkan pada penilaian independen yang ditinjau ulang oleh High Conservation Resource Network (HCVRN).

APRIL, katanya,  terus mengklaim di dalam sebuah dokumen yang bocor ke Greenpeace, bahwa mereka mendapat “dukungan kuat” dari WWF dan pemerintah Norwegia untuk kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan.  “Namun, WWF dan Duta Besar Norwegia membantah. Mereka tidak mendukung kebijakan ini,” katanya dalam siaran pers, di Jakarta, Selasa (8/7/14).

Menurut dia, APRIL mungkin tidak mempertimbangkan pembukaan hutan hujan di kawasan gambut dalam akan bertentangan dengan kebijakan konservasi mereka. Kenyataan, hutan Indonesia hilang lebih cepat dari negara manapun di dunia karena praktik seperti ini.

Greenpeace juga mendokumentasikan bukti kebakaran luas pada kebun penyuplai kayu lain, yakni di konsesi PT Sumatra Riang Lestari (PT SRL) di Pulau Rupat, Riau.

Menurut analisis Greenpeace, titik api ditemukan 3,5 kali lebih banyak pada gambut yang telah dihancurkan perusahaan seperti APRIL daripada gambut yang tidak dibuka.

Jaringan perusahaan pemasok kebutuhan kantor, Staples baru-baru ini mengkonfirmasi kepada Greenpeace, mereka tidak lagi membeli produk APRIL setelah organisasi lingkungan ini mengidentifikasi hubungan terhadap perusahaan ini di China.

Mereka tidak akan kembali berbisnis dengan APRIL sampai diterapkan kebijakan perlindungan hutan. Greenpeace mendesak pembeli-pembeli APRIL maupun RGE seperti perusahaan kertas International Paper, 3M dan peritel Costco di Amerika segera mengikuti keputusan ini.

Hutan gambut yang terbakar di konsesi PT PT Sumatra Riang Lestari di Riau. APRIL sejak Januari 2014 berkomitmen tak akan menebang di hutan bernilai konservasi tinggi.
© Ulet Ifansasti / Greenpeace

Zulfahmi, mengatakan, APRIL tertangkap basah mempromosikan diri kepada pembeli bahwa mereka mengklaim memperoleh dukungan pemerintah dan LSM. Namun, saat bersamaan buldoser perusahaan menghancurkan hutan hujan dan gambut Indonesia.

“Apakah perusahaan-perusahaan pembeli ini akan jatuh dan ikut pemutaran balik fakta atau mengikuti kepemimpinan Staples dan menunda kontrak dengan perusahaan ini?” katanya.

 Apa tanggapan APRIL?

Meskipun fakta di lapangan seperti itu, namun APRIL membantah temuan Greenpeace. Michael Zampa, APRIL Director of Corporate Communications Rabu(9/7/14) mengklaim APRIL telah menjalankan kebijakan manajemen hutan berkelanjutan (sustainable forest management policy (SFMP). Serangan Greenpeace dinilai tak berdasar.

“Kami setia dengan semua kebijakan yang sudah dilaunching Januari tahun ini. Kebijakan  kami implementasikan dengan serius dan diawasi independen, dan multi pihak,” katanya dalam pernyataan resmi perusahaan.

“Kami telah mengidentifikasi dan melindungi kawasan bernilai konsevasi tinggi di lahan konsesi sejak 2005.”

Secara keseluruhan, katanya, perusahaan hanya menggunakan sekitar 50% konsesi. Sisanya, buat konservasi dan masyarakat.

Sampai April, APRIL telah melindungi 250.000 hektar hutan konservasi. “Kami menanam 150 juta pohon per tahun dalam konsesi kami untuk meningkatkan produktivitas dari lahan yang terdegradasi. “Kami hanya beroperasi di kawasan yang tak bernilai konservasi tinggi.”

Hutan gambut di konsesi PT Sumatra Riang Lestari (PT SRL), yang baru saja dibabat. Perusahaan ini pemasok ke APRIL. © Ulet Ifansasti / Greenpeace
Eksavator yang baru saja menebangi pohon-pohon di hutan gambut dalam konsesi PT. Riau Andalan Pulp & Paper (PT RAPP), di Pulau Padang, Bengkalis, Riau. RAPP, adalah anak usaha APRIL. © Ulet Ifansasti / Greenpeace
Pembabatan hutan lahan gambut yang masih berlangsung dalam konsesi PT. Riau Andalan Pulp & Paper (PT RAPP)di Pulau Padang, Riau.
© Ulet Ifansasti / Greenpeace
Exit mobile version