,

Kebakaran Hutan Masih Marak Terjadi, Respon Jokowi Ditunggu

Sebanyak 21 penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, pada Senin pagi (03/11/2014) kemarin terganggu akibat tebalnya kabut asap dari pembakaran hutan dan gambut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewanti-wanti kemungkinan bencana kebakaran ini akan terus berlanjut hingga pertengahan November 2014.

Sepanjang hari Senin kemarin, satelit Modis memantau sebanyak 125 titik terdapat di Kalimantan Tengah, 37 titik di Sumatra Selatan, 29 titik di Kalimantan Selatan dan 20 titik api di Kalimantan Timur. Jumlah ini jauh lebih berkurang dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai ribuan titik yakni 1.225 hotspot terpantau di Kalimantan Tengah, 344 titik di Sumatra Selatan, 203 titik di Kalimantan Barat, 32 titik di Kalimantan Timur dan 20 titik di Lampung.

Di Kalimantan Tengah, titik api terbanyak terdapat di Kotawaringin Timur 276 titik, Seruyan 273 titik , Pulang Pisau 232 titik, Kotawaringin Barat 125 titik, Katingan 123 titik dan daerah lainnya.

Untuk wilayah Sumatra titik api terkonsentrasi di Sumatra Selatan. Bahkan selama Oktober saja, satelit Modis mendeteksi sebanyak 3.282 titik api, 74 persen di antaranya atau 2.420 titik api berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Pergerakan angin yang bertiup dari Selatan ke Utara Barat Laut telah menyebabkan Kota Palembang tertutup kabut asap tebal. Jarak pandang di kota-kota lainnya di Sumatra Selatan juga semakin terganggu bahkan hingga ke Jambi dan Riau. Akibatnya puluhan penerbangan komersil domestik dan internasional terganggu.

BNPB terus mewanti-wanti agar pencegahan dan pemadaman dilakukan secara optimal di daratan sebab musim hujan diperkirakan belum akan datang. “Pertengahan November curah hujan masih terbatas. Pembakaran akan marak lagi. Upaya yang harus dilakukan adalah pencegahan,” kata Syamsul Maarif, Kepala BNPB kepada Mongabay pada Senin (03/11/2014) siang.

“Kebakaran hutan dan lahan yang terus berulang setiap tahun nampaknya tidak menjadi pembelajaran untuk mencegah secara tuntas. (Penanggulangan) yang akan datang diarahkan kepada satgas darat dan satgas penegakkan hukum untuk pencegahan. Tanpa pencegahan akan sia-sia upaya pemadaman dari udara,” lanjutnya.

Taman Nasional Terbakar

Titik api juga ditemukan di hutan-hutan yang seharusnya dilindungi yakni hutan di Suaka Margasatwa Padang Sugihan Sumatra Selatan sebanyak 11 titik dan Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah 1 titik.

Titik api juga terdapat di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) di perbatasan Riau dan Jambi yang telah menghancurkan puluhan hektar hutan alam. Rahmi Carolina, warga Pekanbaru yang sedang berlibur ke Air Terjun Kembar Denalo yang berada di dalam taman nasional tersebut kaget melihat hutan di sekitar air terjun itu sudah hangus. Kebakaran hutan alam itu tepatnya terjadi di Desa Alim, Kecamatan Batang Cinaku di sekitar Sungai Denalo.

Kala perlindungan gambut lemah, lahan gambut dalam pun tereksploitasi hingga berpotensi kebakaran, seperti di Jambi ini. Akankah PP Gambut, menjawab perlindungan gambut tersisa di Indonesia? Foto: Elviza Diana
Kala perlindungan gambut lemah, lahan gambut dalam pun tereksploitasi hingga berpotensi kebakaran, seperti di Jambi ini. Akankah PP Gambut, menjawab perlindungan gambut tersisa di Indonesia? Foto: Elviza Diana

“Kita kira itu daunnya warna coklat, dari jauh (pemandangan) itu cantik. Pas sampai di sana rupanya terbakar,” ujar Rahmi kepada Mongabay kemarin.

Ia tidak menyangka bagaimana bisa kawasan lindung yang dikelola secara baik, juga ada petugas operasional lapangan tidak terpantau adanya pembukaan hutan dengan cara dibakar.

“(Kebakaran hutan) seluas itu dan tidak ada yang tahu. Ada pondok-pondok kosong. Kayaknya masih baru, soalnya sengnya baru. Ada padi darat yang baru ditanam. Ini belum lagi bicara di luar kawasan inti atau buffer zone. Banyak lagi kebakaran hutan dan pembukaan lahan untuk perkebunan,” kata Patar Gurning yang juga berlibur ke kawasan itu.

Sabarman, Kepala Resort TNBT wilayah Lahai yang dihubungi Mongabay via telpon kemarin malam mengakui sudah mengecek ke lapangan dan menemukan sejumlah kawasan inti terbakar.

“Kami sudah diketahui. Sudah dicek. Di luar ada juga. Ada juga dalam kawasan,” ujar Sabarman.

Ditanya lebih detail bagaimana hasil pengecekan lapangan yang dilakukannya, Sabarman hanya menjawab singkat. “Kalau mengenai itu, saya tidak bisa saya jawab. Tapi saya sudah laporkan.”

Belum Ditanggapi Jokowi

Kebakaran hutan dan lahan gambut periode kedua di tahun ini sudah melanda Sumatera dan Kalimantan selama dua bulan terakhir.

Apa yang dilakukan pemerintah? Melalui BNPB, pemerintah telah menggelontorkan dana setidaknya Rp330 miliar untuk pemadamkan api kebakaran hutan gambut kali ini. Sebanyak 67 ton garam telah ditebar di gumpalan awan di provinsi terkonsentrasi titik api.

“Upaya pemadaman hotspot terus dilakukan. Keberhasilan dan kegagalan penanggulangan bencana asap tergantung pada pencegahan. Tanpa pencegahan akan sia-sia upaya pemadaman dari udara,” kata Kepala BNPB.

Data Greenpeace menyebutkan total titik api yang terpantau selama tahun ini hingga 26 Oktober pekan lalu mencapai 79.443 kejadian yang mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Dan pantauan pada hari Senin (03/11/2014) kemarin, ratusan titik api masih terus membara.

Dari jumlah tersebut, Provinsi Riau masih menjadi juara dengan titik api terbanyak selama periode tersebut yakni 21.387 titik. Berikutnya Kalimantan Tengah 10.758, Kalimantan Barat 8.637, Sumatera Selatan 7.170 dan Papua 4.768 titik api.

Sebanyak 22.314 titik api berada dalam area yang termasuk dalam Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) Revisi IV dan 57.129 titik api di luar area PIPPIB Revisi IV.

Jumlah titik api di wilayah hutan sebanyak 19.401 titik, di mana 1.571   titik api berada di hutan primer dan 17.830 titik di hutan sekunder, sementara di titik api berada di luar hutan sebanyak 60.042 titik.

Pada awal pekan lalu, koalisi LSM Walhi Nasional, Yayasan Perspektif Baru dan Greenpeace menyebarkan petisi blusukan asap melalui laman Change.org mengajak Presiden Jokowi untuk blusukan ke hutan yang terbakar di Riau. Hingga kemarin malam, petisi tersebut telah ditandatangi oleh 14.071 orang atau hanya kurang seribu tandatangan lagi untuk mencapai target.

Dua pekan sudah Jokowi menjadi presiden, namun Presiden baru itu belum menanggapi langsung musibah yang sudah berlangsung belasan tahun ini. Dalam visi misi kampanye lingkungannya, Jokowi berjanji akan mengurangi secara drastis kebakaran hutan ini.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,