Ajak Bersama Menjaga Air, HUT 70 Indonesia di Sungai Deli

Beragam perayaan diadakan memperingati HUT Indonesia ke-70, Senin (17/8/15). Ada pertandingan-pertandingan tradisional, sampai mendaki gunung. Tak ketinggalan di Kota Medan, Sumatera Utara. Di Kampung Aur, Medan Maimun, ratusan warga upacara bendera di Sungai Deli.

Sebuah perahu karet hilir mudik melintas sepanjang aliran sungai. Bendera merah putih berkibar. Suasana di aliran Sungai Deli hiruk pikuk dipenuhi warga. Tahun ini kali ketiga mereka merayakan HUT RI di sungai ini. Anak-anak dari Laskar Bocah Sungai Deli (Labosude), dan Komunitas Peduli Anak Sungai Deli, yang memiliki ide awal perayaan ini.

Ada target ingin dicapai, yaitu kesadaran warga Medan, khusus di bantaran Sungai Deli, untuk menjaga dan melestarikan sungai agar tak tercemar.

Dalam HUT-RI ini, berbagai kegiatan dilakukan, mulai lomba panjat pinang, lomba pukul bantal, tarik tambang, hingga lomba cerdas cermat. Semua di Sungai Deli. Yang menarik, lomba cerdas cermat, pertanyaan kepada peserta mulai anak-anak, ibu, dan para orang tua, seputar lingkungan dan alam serta air.

“Ini bertujuan memberikan kesadaran bagi siapa saja yang hadir, bahwa alam itu sahabat manusia yang tidak boleh dirusak. Mereka harus tetap dijaga, sebagaimana itu pernah dilakukan para leluhur,” kata Syafri Tanjung, Ketua Komunitas Peduli Anak Sungai Deli.

Ketika terlihat sampah dibuang ke sungai, anak-anak langsung berenang mengambil dan membawa ke pinggir.   “Aku akan terus lakukan ini, sampai aku gak mampu lagi berbuat. Kalau besar aku mau jadi gubernur biar bisa buat kebijakan memperbaiki buruknya kualitas Sungai Deli seperti sekarang,” Ilham Khaidir, bocah Sungai Deli berusia 10 tahun ini, yang rutin membersihkan sampah di sungai.

Inilah pasukan Laskar Bocah Sungai Deli, saat upacara  peringatan kemerdekaan RI ke-70 di dalam Sungai Deli. Mereka menuntut  penghentian pembuangan limbah ke sungai. Foto:  Ayat S Karokaro
Inilah pasukan Laskar Bocah Sungai Deli, saat upacara peringatan kemerdekaan RI ke-70 di dalam Sungai Deli. Mereka menuntut penghentian pembuangan limbah ke sungai. Foto: Ayat S Karokaro

Syafri mengatakan, dengan perayaan ini, mereka menyelipkan kampanye menjaga sungai. Dari penelusuran, hingga kini pembuangan limbah pabrik ke sungai cukup tinggi. Juga limbah rumah tangga.

“Sungai Deli dulu dan sekarang jauh berbeda. Dahulu kualitas sangat baik, bisa buat minum. Sekarang, jangankan minum, mandi saja tidak layak. Karena buang limbah pabrik dan rumah tangga.”

Dia menyebutkan, sikap Pemerintah Medan mengatasi limbah di sungai masih belum tegas bahkan sama sekali belum bertindak. “Pemerintah masih pada sikap larangan melalui tulisan, tindakan penghentian operasi pabrik sudah 10 tahun belum terjadi.”  Kesadaran masyarakat jangan membuang limbah ke sungaipun, rendah.

Selain kampanye pada peringatan hari besar, mereka juga setiap akhir pekan berkumpul bersama, turun ke sungai mengutip sampah.

“Kami akui tidak seperti membalikkan telapak tangan. Namun kami ada harapan kedepan kualitas air Sungai Deli bisa membaik. Kami minta walikota membuat aturan dan gebrakan menjaga kualitas air,” harap Syafri.

Laskar Bocah Sungai Deli, yang terus menerus berbuat dan kampanye demi menjaga Sungai Deli tak makin tercemar. Foto: Ayat S Karokaro
Laskar Bocah Sungai Deli, yang terus menerus berbuat dan kampanye demi menjaga Sungai Deli tak makin tercemar. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,