Bagi para penggemar petualangan, saat berkunjung ke Kabupaten Sikka belum lengkap perjalanan anda tanpa menjejakkan kaki di Pulau Sukun. Pulau kecil yang berjarak sekitar 45 mil laut sebelah utara kota Maumere yang berada di daratan Flores. Keunikan pulau seluas 6,3 km persegi ini adalah danau air asinnya yang terletak di sebelah timur daratan ini.
Danau ini masuk dalam wilayah Desa Semparong, sehingga dinamai Danau Semparong. Danau ini memiliki luas sekitar 29,54 hektar, berjarak sekitar 1,5 km dari desa dan dapat ditempuh selama 45 menit berjalan kaki dengan jalan yang sedikit menanjak. Ada juga kendaraan sepeda motor, namun agak sulit dijumpai, karena di pulau ini jumlahnya tak lebih dari 10 buah saja.
Saat Mongabay datang berkunjung di pertengahan bulan April ini, akses jalan dari pemukiman penduduk nenuju danau merupakan jalan tanah setapak yang hanya bisa dilintasi satu sepeda motor. Kiri kanan jalan dipenuhi kebun warga dengan tanaman ubi kayu dan kacang hijau. Mendekati danau, sekitar 50 meter perjalanan terakhir ditempuh dengan berjalan kaki menuruni lembah dengan kemiringan sekitar 30 derajat membelah padang ilalang.
Tampak sebuah bukit terjal menjulang setinggi sekitar 300 meter membentengi danau di bagian utara. Sementara bagian baratnya dibatasi bukit setinggi sekitar 150 meter dan selatan setinggi sekitar 50 meter. Danau dilingkari bukit dimana semakin ke timur dan berputar ke utara ketinggian bukit semakin meningkat.
Lebar danau diperkirakan sekitar 150 meter dan berbentuk huruf L yang memanjang ke barat diapit kedua bukit. Untuk menjangkau danau pengunjung harus melewati sisi barat danau, itupun saat musim panas dimana air danau akan menyusut sehingga menyisahkan daratan selebar sekitar 10 meter sepanjang sekitar 50 meter.
“Kalau musim hujan air danau akan penuh hingga ketinggian 3 meter sehingga pengunjung tidak bisa melewati pesisirnya,” ujar Burhanudin, warga lokal yang dipercaya sebagai juru kunci danau ini. Burhanudin melanjutkan tugas sebagai juru kunci danau setelah ayahnya meninggal dunia.
Keunikan dari air danau ini, adalah rasa asin airnya yang melebihi asin air laut. Burhanudin mempersilakan saya untuk mencobanya, dan betul saja rasanya amat asin. Belum ada yang meneliti berapa kadar garam yang terkandung di dalamnya. Fenomena alam ini cukup menarik, karena jarak menuju laut di sebelah selatan maupun utara dari danau adalah sekitar satu kilometer. Perlu ada penelitian tentang keunikan air asin di danau ini.
Danau yang Dikeramatkan
Menurut penuturan Burhanudin, setiap tahun selalu dibuat ritual adat di pesisir danau untuk menghormati leluhur dan penjaga danau. Biasanya ritual diadakan bulan November atau bulan Januari, dilakukan dengan menyembelih kambing dan ayam serta menyuguhkan telur ayam, sirih pinang dan beras merah, putih dan hitam.
“Kami namakan Tiang Tewo maknanya memberi makan atau Beli Gea sebagai penghargaan bagi leluhur dan penuggu danau agar tidak mengganggu warga dan pengunjung,” tutur Burhanudin.
Penuturan Burhanudin setali dengan penuturan Darman, Kepala Desa Semparong. Darman menuturkan jarang sekali warga yang berani mandi atau berenang di Danau Semparong. Pernah kata Darman mengisahkan penuturan para tetua kampung, ada seorang wisatawan asing yang mencoba berenang hingga ke tengah danau dan lalu menghilang tak jelas rimbanya.
“Jika hendak melihat danau, biasanya pengunjung dihantar juru kunci sehingga aman namun tetap dilarang masuk ke danau,” terang Darman.
Menurut penuturan warga lain, Amo, yang mengaku pernah menyelam untuk melihat dasar danau, substrat danau adalah tanah berlumpur.
“Tidak ada hewan air di sana, buaya tidak ada, ikan juga tidak ada. Saya pernah menyelam ke dalam danau dan hanya menemukan tanah berlumpur saja,” tutur Amo.
Tanah di pinggir danau sangat lunak dan amblas bila diinjak. Hal ini menyebabkan pengunjung dilarang untuk mendekat dan masuk ke dalam air karena dasar danau berlumpur dan bila diinjak akan tenggelam. Tanah berwarna putih tersebut pun saat diambil dan dicium mengeluarkan aroma garam yang menyengat.
Danau Semparong memang masih meninggalkan misteri, yang menunggu untuk disibak dan dipelajari lebih lanjut fenomenanya secara ilmiah.