Papua Gelar Konferensi Internasional tentang Keanekaragaman Hayati, Ekowisata, dan Ekonomi Kreatif. Seperti Apa?

 Tidak diragukan lagi, Papua meliki kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati dengan karakteristik dan endemisitas tinggi di Indonesia bahkan di dunia. Selain itu, Papua memiliki keanekaragaman budaya/adat yang merupakan modal dasar untuk membangun propinsi itu.

Sebagai daerah yang dijuluki Tropical Wilderness Area, berdasarkan kajian ekologi menyebutkan bahwa Papua menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang merupakan separuh dari keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya flora dan fauna endemik yang hanya terdapat di pulau itu.

Papua merupakan habitat bagi 15.000 – 20.000 jenis tumbuhan (55% endemik ), 2000 jenis anggrek , 602 jenis burung (52% endemik ) , 125 jenis mamalia (58% endemik ) , dan 223 jenis reptilia dan ampibia ( 35% endemik ), 25 jenis ikan air tawar dan 1200 jenis ikan laut serta diperkirakan 150.000 jenis serangga ( Ekologi Papua , 2013).

Namun demikian, potensi yang kaya di Papua tersebut tidak lepas dari ancaman dalam pembangunan kedepannya.  Ancaman tersebut meliputi konversi lahan untuk perkebunan skala besar, deforestasi, dan lainnya.

Untuk itu diperlukan kebijakan yang pro konservasi namun juga seimbang dengan kebutuhan ekonomi dan pembangunan sehingga tidak salah dalam penerapan kebijakan tersebut kedepannya.  Potensi yang ada tersebut perlu dikaji, dikelola, dan dikembangkan dan disisi lain, keanekaragaman hayati yang dimiliki tetap terjaga.

Cendrawasih merah (Paradisaea rubra), yang ditemukan di Papua. Foto: Tim Laman
Cendrawasih merah (Paradisaea rubra), yang ditemukan di Papua. Foto: Tim Laman

Karena potensi keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem yang dimiliki Papua menjadi modal dasar untuk dikembangkan di Papua demi peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua.

Oleh karena itu tidak heran kalau Papua saat ini menjadi tuan rumah untuk konferensi keanekaragaman hayati, ekowisata, dan ekonomi kreatif pada 7-10 September 2016.  Tema konferensi tersebut adalah “Keanekaragaman Hayati dan Ekowisata – Solusi Ekonomi Papua”.

Konferensi tersebut akan dihadiri oleh para ahli dari berbagai latar belakang ilmu untuk memberikan gambaran tentang perkembangan keanekaragaman hayati, ekowisata, dan ekonomi kreatif dalam menunjang pembangunan.

Tujuan konferensi ini adalah untuk menginformasikan potensi keanekaragaman hayati dan ekowisata di Papua, mempromosikan jasa ekosistem dan budaya sebagai aset ekowisata Papua. Juga menggerakkan ekonomi kreatif berbasis keanekagaraman hayati dan ekowisata untuk kesejahteraan orang asli Papua, menjadikan Papua ke depan dalam ekonomi berkelanjutan.

Senada dengan informasi tersebut, Emmy Mandosir salah satu panitia kegiatan konferensi menyampaikan bahwa tujuannya untuk menginformasikan, mempromosikan ke dunia luar tentang ekonomi kreatif di Papua, supaya mendapatkan dukungan berbagai pihak dalam pengembangan keanekaragaman hayati dan budaya kreatif masyarakat Papua.

“Dukungan tersebut dapat dengan kerjasama dengan Pemerintah Pusat, Daerah, maupun beberapa negara yang akan hadir dalam kegiatan tersebut. Setidaknya undangan telah disebarkan ke 18 negara dalam acara tersebut,” jelasnya.

“Saat ini sudah konfirmasi sekitar 9 negara dari Uni Eropa, Amerika, Singapura, PNG, Prancis, dan beberapa negara tetangga dengan total peserta diharapkan lebih dari 750 orang,” imbuh Emmy.

Seorang peneliti sedang menyelam bersama hiu paus atau whale sharks di Teluk Cendrawasih, Papua. Foto : Shawn Heinrichs / Conservation International
Seorang peneliti sedang menyelam bersama hiu paus atau whale sharks di Teluk Cendrawasih, Papua. Foto : Shawn Heinrichs / Conservation International

 Acara tersebut dibagi menjadi dua sesi  yaitu sesi kebijakan dan ilmiah, pameran & festival budaya, serta kunjungan lapangan.  Disamping itu akan dilakukan seminar ilmiah dengan beberapa topik pilihan dalam diskusi dan working group sebagai pertukaran pengetahuan dan pengalaman.

Kegiatan pendukung lainnya yaitu pameran Prospek dan Gerbangmas Hasrat Papua; pameran potensi keanekaragaman hayati, ekowisata, kebudayaan dan ekonomi kreatif, festival budaya asli Papua. Selain itu, untuk mempromosikan potensi Papua juga akan dilakukan field trip ke beberapa lokasi wisata alam, seperti Teluk Humbolt, Danau Sentani, praktek ekonomi kreatif di Kota dan Kabupaten Jayapura.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,