Potensi Berlimpah, Presiden Minta Kembangkan Serius Buah Lokal

Presiden Joko Widodo,  yakin Indonesia bisa menjadi pemasok buah terbesar dunia melihat potensi buah lokal begitu menjanjikan. Presiden meminta, pemerintah pusat dan daerah serius memperhatikan pengembangan buah-buah lokal ini.

“Indonesia masuk 20 negara dengan produksi buah masuk perdagangan dunia. Saya minta agar produksi buah-buah lokal, buah-buah nusantara benar-benar dikerjakan, dikelola, diatur baik. Saya sudah katakan kepada Menteri Pertanian, kalau sawit luas bisa 14 juta hektar, mestinya buah-buahan juga bisa mencapai angka seperti sawit,” katanya dalam sambutan acara Fruit Indonesia 2016, di Jakarta, Kamis (16/11/16).

Dia menekankan seluruh jajaran fokus mengembangkan potensi buah lokal. “Pemerintah daerah sudah saya perintahkan. Akan saya pantau perkembangan penyediaan lahan seluas 5-50 hektar per usaha buah lokal. Tahun lalu sudah saya perintahkan,” katanya, seraya bilang, seluruh Kementerian sudah diperintahkan mendukung penuh usaha pengembangan buah lokal, termasuk Institut Pertanian Bogor.

Jokowi meminta, jika ada regulasi menghambat pengembangan buah lokal segera  disampaikan, termasuk ketersediaan infrastruktur, logistik dan lain-lain yang masih perlu dibangun pemerintah. Pemerintah, katanya,  siap memberikan dukungan.

“Saya juga minta usaha kecil menengah perdagangan buah segera berbenah diri. Sudah bukan zaman lagi hanya berpikir jualan dari kampung ke kampung, pasar ke pasar, harus berpikir menjual dagangan ke negara lain,” katanya.

Dia meminta, penanganan pasca panen benar-benar menjadi perhatian hingga ada standar jelas baik saat memotong, menyeleksi kualitas, serta mempersiapkan kemasan yang baik.

“Saya kira nanti pelatihan-pelatihan akan diberikan IPB, agar para petani dalam mengirim, menjual sampai masuk ke pembeli diperhatikan dengan baik. Saya mengapresiasi peran dunia pendidikan, pelatihan dalam perjuangan membesarkan industri buah lokal,” katanya.

Dia bilang, Indonesia kaya jenis buah lokal lokal, dari manggis, nanas, alpukat, dan lain-lain. “Banyak sekali permintaan tapi belum bisa kita penuhi dengan baik. Kita punya kekuatan tapi perlu memperbesar kapasitas produksi. Kita harapkan ekspor buah-buahan bisa naik. Ke depan kita ingin melibatkan BUMN, agar tak hanya nanam sawit dan karet. Mengapa tak buat 10.000 atau 50.000 hektar khusus buah? Mengapa tak ini yang kita kejar?”

Presiden juga menyoroti pasokan buah lokal buat pasar dalam negeri. Dia bilang, buah lokal harus diperbanyak supaya tak kalah bersaing dengan impor.

Masa’ buah kita impor? Gak luculah. Kalau produksi bisa kita kuatkan dalam negeri, saya kira buah-buah impor itu akan mental. Ini hanya masalah niat, merencanakan dengan baik, mengorganisasikan dengan baik pula. Pasca panen juga betul-betul dilakukan dengan baik,” ujar dia.

Setiap daerah di Indonesia, katanya, memiliki produk buah unggulan dan sudah ditanam dalam skala cukup luas. Keuntungan lain, katanya,  bukan hanya ekspor, perkebunan buah bisa menjadi sarana agrowisata menarik. Ia sekaligus peluang usaha baru.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, ada 12 varietas buah lokal sudah diakui dunia sebagai buah asli Indonesia, yakni, jeruk bali keprok, durian, manga, manggis, alpukat, nanas, rambutan, salak, pisang, papaya, melon dan semangka.

“Ke depan akan terus mendorong peningkatan produksi, juga fokus kualitas terutama pengemasan,” katanya.

Buah lokal Indonesia, kata Amran, sebenarnya bisa bersaing dan berkualitas bagus. “Kami ajak seluruh Indonesia mencintai buah lokal. Makan buah itu sehat.”

Buah-buah lokal Indonesia dalam ajang Fruit Indonesia 2016. Foto: Indra Nugraha
Buah-buah lokal Indonesia dalam ajang Fruit Indonesia 2016. Foto: Indra Nugraha

Tahun lalu,  nilai ekspor buah sampai 600.000 ton, ke negara-negara Asia dan Eropa. Produk ekspor utama, katanya, mangga, jeruk, nanas, dan durian. Dari Lampung paling banyak, disusul Jawa Timur, Sulawesi, dan daerah lain di Sumatera.

Dia menargetkan peningkatan luas kebun buah 100.000 hektar yang akan bersinergi dengan BUMN, Kementerian Pertanian, UKM dan seluruh pihak terkait. “Sekarang total lahan mungkin 1 juta hektar. Mudah-mudahan ke depan lebih baik,” katanya.

Dengan pameran Fruit Indonesia 2016 ini, Amran berharap ekspor buah Indonesia makin meningkat, sekaligus menjadi peluang peningkatan kesejahteraan petani Indonesia.

Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengatakan, gelaran ini bagian dari agenda “Revolusi Orange”.

“Ini pelaksanaan instruksi Bapak Presiden saat pembukaan Festival Buah dan Bunga Nusantara di IPB beberapa waktu lalu. Presiden menyampaikan Pemerintah Indonesia mendukung penuh Revolusi Orange usulan IPB.  Pemerintah berkomitmen menjadikan buah nusantara sebagai komoditas andalan ekspor,” katanya.

Saat ini, produksi buah di masyarakat meningkat 10,12 persen selama lima tahun terakhir, dengan luas penanaman 6.000 hektar. Kondisi ini, katanya, suatu kemajuan program Revolusi Orange yang dilakukan di kebun-kebun buah PTPN, maupun swasta dan masyarakat.

Ketua Pelaksana Fruit Indonesia 2016,  Meika Syahbana Rusli mengatakan, ada 35 jenis buah khas Indonesia dalam gelaran yang dimulai sejak 2013. Tahun ini, katanya, sesuai instruksi Presiden, fokus mengenalkan potensi buah lokal.

“Pengunjung bisa menikmati beragam buah, sekaligus memberikan peluang bisnis,” katanya, mengatakan, selai pameran buah ada fruit arrangement contest, pelatihan bisnis, bibit dan buah, industri pariwisata dan lain-lain.

Gelaran di Jakarta Convention Center 17-20 November ini melibatkan 19 provinsi dan 82 kabupaten kota dengan target pengunjung 15.000 orang serta 500 eksibitor.

Manggis, salah satu buah lokal yang laris di pasar ekspor. Foto: Indra Nugraha
Manggis, salah satu buah lokal yang laris di pasar ekspor. Foto: Indra Nugraha
Presiden mengmati buah-buah lokal di ajang Fruit Indonesia 2016. Foto: Indra Nugraha
Presiden mengmati buah-buah lokal di ajang Fruit Indonesia 2016. Foto: Indra Nugraha
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,