Makhluk Ini Menyebarkan Mikroplastik ke Dasar Lautan. Begini Kekhawatiran Peneliti

 

 

Hewan kecil ini menyaring makanan dengan mengambil plastik-plastik yang terbawa ke lautan. Berikutnya, ia mengeluarkannya dalam bentuk pelet yang lalu tenggelam ke dasar laut.

Perilaku makan makhluk ini dikenal sebagai larvacea, mengangkut sejumlah besar mikroplastik dari lapisan atas samudra ke kedalaman. Bisa jadi, inilah mengapa survei beberapa waktu yang dilakukan, secara mengejutkan menemukan jumlah plastik yang mengambang di lautan lebih sedikit daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Pengambilan plastik dari permukaan air mungkin terdengar seperti hal yang baik, tapi kenyataannya tidak seperti itu. “Itu menandakan satu hal, plastik adalah masalah besar yang tak hanya membahayakan ekosistem permukaan saja,” kata Kakani Katija dari Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI) di California. “Hal ini memiliki potensi untuk mempengaruhi penghuni kedalaman di seluruh lautan dunia,” tuturnya sebagaimana dilansir dari The Verge.

“Selain membahayakan kehidupan laut dalam, hal ini juga bisa mempengaruhi kita. Karena kita banyak mengonsumsi binatang yang hidup di dasar laut, seperti kepiting,” kata Anela Choy, yang turut menulis laporan tersebut sebagaimana dipubilkasikan di Science Advences.

 

Pengangkut plastik

Istilah seperti “Great Pacific Garbage Patch” membuat kita berasumsi adanya pulau-pulau sampah yang mengambang di permukaan laut. Yang jarang diketahui banyak orang adalah, sebagian besar plastik di lautan terdiri dari potongan-potongan kecil yang tak terlihat oleh mata manusia.

Untuk mengetahui apa yang terjadi pada plastik tersebut, Katija dan Choy mempelajari larvacea: hewan yang memakan makanan lewat filter, yang berhubungan jauh dengan vertebrata. Mereka memusatkan perhatian pada larvacea raksasa (Bathochordaeus stygius). Ukuran makhluk mirip kecebong ini hanya beberapa sentimeter, lendir yang dikeluarkannya bisa sepanjang satu meter.

Studi sebelumnya yang dilakukan Katija menunjukkan bahwa hewan yang jumlahnya sangat melimpah ini memfilter sejumlah besar air laut setiap tahunnya. “Mereka adalah organisme yang sangat esensial di lautan,” katanya.

 

 

Pasangan ilmuwan ini menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh untuk menyemprot pelet plastik kecil di dekat individu larvacea raksasa dan melihat apa yang terjadi. Pengamatan dilakukan pada kedalaman antara 200 dan 400 meter.

Beberapa pelet plastik yang menempel di rumah lendir larvacea, secara teratur dibuang. Yang lainnya tertelan dan dimasukkan ke dalam pelet tinja. Kedua rumah yang dibuang dan pelet kotoran itu masuk ke dasar laut, tapi mungkin dimakan hewan lain dalam perjalanan turun.

“Pelet tinja yang mengandung  plastik ringan akan tenggelam lebih lambat, yang dengan demikian lebih mungkin dimakan hewan lain,” kata Matthew Cole dari University of Exeter, Inggris. Timnya telah menunjukkan hal ini dalam percobaan di laboratorium dengan copepoda, sejenis hewan laut kecil melimpah lainnya, sebagaimana dikutip dari The Earth Cronicles of Life.

“Dan kemudian plastik itu berpotensi untuk dimakan lagi oleh hewan lain yang menyebabkan efek, mungkin pada hewan lain,” kata Cole. Belum disebutkan bagaimana mikroplastik mempengaruhi organisme yang memakannya.

Mikroplastik seperti ada dimana-mana: dapat ditemukan di sedimen di dasar laut, mengambang di permukaan laut, terdampar di pulau-pulau terpencil, di dalam ikan dan burung, dan bahkan membeku di dalam es Arktik. Microplastik – potongan plastik yang lebih kecil dari 4.8 milimeter – sangat berbahaya: karena bahan kimia seperti PCB terakumulasi pada puing plastik, jika mikroplastik ini dimakan, bisa menyebabkan keracunan binatang.

 

Selama percobaan makan, mikroplastik diamati yang berada di dalam maupun yang menempel pada usus larvacea raksasa ini. Sumber: Science Advances 16 Aug 2017: Vol. 3, no. 8, e1700715: DOI: 10.1126/sciadv.1700715

 

Sebuah studi, misalnya, menemukan bahwa ikan yang mengonsumsi mikroplastik memiliki masalah liver. Tapi masih banyak yang masih belum kita ketahui tentang efek kesehatan manusia yang memakan ikan yang tak sengaja memakan mikroplastik tersebut.

“Inti dari penelitian ini adalah menyoroti mikroplastik di jaringan makanan di laut lepas. “Tidak hanya plastik yang ditemukan di permukaan samudra yang sangat luas yang mencakup seluruh lautan dunia, yang merupakan habitat terbesar di planet ini,” kata rekan penulis studi Anela Choy, seorang kolega postdoctoral di Monterey Bay Aquarium Research Institute.

Studi ini masih jauh dari selesai, dan tidak serta merta memecahkan seluruh misteri mikroplastik, dan apa yang terjadi pada mereka di laut. Tapi setidaknya, penelitian ini telah menemukan satu potongan puzzle. (Berbagai sumber)

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,