Ukuran kerap menjadi salah satu indikator untuk terkenal. Demikian juga di kelompok kupu-kupu. Salah satunya adalah kupu-kupu barong. Kupu-kupu raksasa dikelompoknya ini juga mempunyai motif tubuh dan sayapnya seperti wujud barong dengan dominasi warna cokelat tua dan muda.
Pei-pusat.org, laman Perhimpunan Entomologi Indonesia yang mempelajari serangga menuliskan nama “atlas” berasal dari pola-pola di sayapnya yang menyerupai peta dunia. Dengan bentuk ujung sayap seperti ular kobra dan ukuran sayap yang besar, nama lokal ngengat atlas di beberapa daerah mengacu kepada kondisi tersebut, antara lain: papillon cobra (Perancis), atlasvlinder (Belanda), mariposa atlas (Spanyol), kupu-kupu gajah (Jawa), kupu-kupu barong (Bali), dan rama-rama (Sunda).
Kupu-kupu atlas atau ngengat atlas sebenarnya bukan termasuk jenis kupu-kupu, namun termasuk jenis ngengat, dan merupakan jenis ngengat terbesar di dunia. Ngengat atlas mendapat julukan “kupu-kupu malam”, karena seperti ngengat pada umumnya, ngengat atlas merupakan serangga nocturnal yang lebih banyak beraktifitas di malam hari.
Ngengat atlas dengan nama latin Attacus atlas (Linneaus 1758) merupakan spesies dengan jumlah terbanyak dan yang memiliki penyebaran paling luas di antara genus Attacus. Ngengat atlas banyak ditemukan di wilayah dengan iklim tropis atau subtropis.
Barong dikenal sebagai perwujudan energi baik di Bali dengan beragam bentuk. Selain sakral, juga sering ditarikan sebagai pertunjukan. Biasanya dua orang menggunakan kostum dan topeng dan menari dengan selaras. Sebuah tarian yang rumit, dramatik, dan memerlukan keharmonisan gerak penarinya. Di Bali juga ada tarian kupu-kupu yang diciptakan untuk merekam keindahan gerak dan bentuk serangga ini.
Namun kupu-kupu Barong yang bentangan sayapnya terlihat kuat dan tangguh ini hanya hidup kurang dari seminggu. Masa tranformasi yang amat singkat.
“Kupu-kupu barong banyak ditemui di pegunungan Batukaru dan Karangasem,” kata Luh Putu Sri Wahyuni, penjaga dan pemandu Bali Butterly Park Tabanan selama 12 tahun ini. Dari bandara Ngurah Rai, jarak tempuhnya sekitar 2 jam berkendara.
(baca : Mengintip Kupu-kupu Raja dari Sibolangit)
Dimulai dari telur yang menetas sekitar seminggu. Kemudian menjadi ulat, maksimal 4 minggu. Satu ekor bisa menghabiskan daun satu pohon ukuran sedang. Kemudian menjadi kepompong maksimal 5 minggu, sampai terlahir jadi kupu-kupu.
Agar taman kupu-kupu ini selalu memiliki stok, daur hidup harus dijaga. Termasuk memiliki kawasan penangkaran terpisah dari taman kupu-kupu. Area penangkaran harus lebih sepi, lebih banyak jenis inang tanaman untuk si ulat, juga paparan polusi minimal. Di areal ini juga dibudidayakan tanaman misalnya jeruk citrus yang disukai jenis ulat yang akan menjadi kupu-kupu suku Papilionidae.
Penangkaran dimulai dengan memindahkan telur dengan hati-hati dari batang pohon tempatnya menempel. Dimasukkan wadah dengan sirkulasi udara.
Di areal Butterfly Park, daur hidup ini juga bisa diamati atau disaksikan tiap hari. Misalnya melihat bentuk telur seperti bintik putih di pohon. Kemudian ulat yang meliuk-liuk melahap tanpa ampun dedaunan favoritnya.
Sampai aneka bentuk dan ukuran kepompong yang bergelantungan. Jika di satu pohon jumlahnya terlalu banyak, dipindahkan ke area buatan. Seperti deretan jemuran kepompong. Terbuat dari rangka besi dengan wadah-wadah menaruh kepompong.
(baca : Laboratorium Ini Miliki Koleksi Lebih 72.000 Kupu-kupu Papua)
Ada juga area menggantungkan kepompong dengan jepitan. Proses menggantungkan ini harus hati-hati jika tidak bisa rusak. Jika tak bisa dijepit, kepompong dibiarkan telentang. Sekitar 75% kepompong berhasil menetas. Jika gagal kemungkinan karenal virus dan cuaca. Suhu paling ekstrem sekitar 27 derajat celcius. “Kami punya mesin untuk melembabkan taman,” kata Sri sebagai upaya jika cuaca alami kurang pas dengan kenyamanan kupu-kupu.
Ada kepompong yang sangat mirip daun. Ini kulit lamanya yang mengelupas dan menyerupai daun.
(baca : Bersisik Tapi Bukan Ular. Makhluk Apakah Ini?)
Para pendiri Butterfly Park ini menurut Sri adalah penghobi dan peneliti, ada 6 orang dari Jepang, Ambon, dan Medan. Mereka memiliki area penangkaran di Bali Utara dan Bali Barat. Harus ada tanaman khusus inang sebagai tempat hidup ulat kupu-kupu. Mereka menangkarkan sekitar 25 jenis. Paling sulit ditangkarkan suku Ornithoptera karena endemik Ambon, bukan Bali.
Taman ini buka mulai tahun 1996 di dengan luas lahan 58 are. Dalam taman diproduksi sekitar 1000 kepompong per minggu. Agar bisa mengamati lebih banyak jenis kupu-kupu, sebaiknya pengunjung datang pagi ketika waktu mereka makan. Beterbangan ke seluruh sudut taman menemukan pakan kesukaannya. Atau kawin. Tak sulit menemukan sepasang kupu-kupu kawin, dan mereka kawin sekali seumur hidup.
(baca : Konservasi Kupu-kupu, Upaya Daawia Suhartawan Jaga Kekayaan Alam Papua)
Pagi aktif mencari makan, siang mulai bertengger malas-malasan, dan sore mulai sembunyi. “Kami buka pintu masuk sampai setengah 5 takut dikomplain kok tidak ada kupu-kupunya?” Sri mengingat pengalamannya. Para pengunjung kebanyakan turis Eropa, tiap hari rata-rata di atas 100 orang.
Turis lokal banyak saat musim liburan sekolah biasanya rombongan pelajar. Sekitar 14 staf bekerja tersebar di semua area termasuk museum, toko souvenir, dan pos tiket.
Mengelola taman kupu-kupu bukan perkara mudah. Halnya serangga lain seperti capung, kehadiran kupu-kupu juga petanda indikator kesehatan lingkungan. Karena mereka bisa hidup di area non pestisida dan polusi udara lainnya. Misalnya asap pembakaran sampah juga berpengaruh.
Daur hidup kupu-kupu memang menarik. Proses telur-ulat-kepompong mencapai sedikitnya 2 bulan sementara setelah memiliki sayap untuk terbang hanya berusia sekitar seminggu saja. Kupu-kupu mati juga terlihat di sela-sela tanaman. Jika kondisi tubuh dan sayap masih baik, tidak rusak bisa diawetkan lalu dipajang di museum. “Hidupnya lebih singkat di taman, area terbang terbatas, dan kontak dengan manusia,” tambah Sri. Taman ini dipasang jaring raksasa mengelilingi taman.
Taman ini juga pernah mengalami kelebihan populasi, ketidakseimbangan habitat. Mereka juga melayani barter atau jual beli kupu-kupu untuk menambah koleksi.
Selain kupu-kupu, ada juga lorong sekitar 100 meter berisi aneka serangga lain dalam kotak-kotak kaca seperti laba-laba, kumbang, dan lainnya.
(baca : Tahukah Anda Fakta si Kupu-kupu Cantik Ini?)
Lorong ini membawa pengunjung ke museum kecil dengan ribuan koleksi anek jenis kupu-kupu. Kondisinya terlihat bagus, warna dan bentuknya utuh usai diawetkan. Dikelompokkan berdasar jenisnya. Ada juga koleksi aneka kumbang beragam ukuran.
Misalnya suku Morphidae berwarna paling terang, biru menyala. Kemudian aneka Ornithoptera, Papilio, Throdes, dan lainnya. Salah satu kepompong yang mahal menurut Sri adalah suku Ornithoptera.
Banyak yang jijik dan membasmi ulat karena memakan dedaunan inangnya. Padahal ulat adalah bakal kupu-kupu yang membantu ekosistem ini berjalan, misalnya penyerbukan sehingga bisa berbunga dan berbuah.
Dari laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), disebutkan populasi kupu-kupu di seluruh dunia dunia, khususnya Indonesia, cenderung menurun seiring dengan semakin berkurangnya kawasan hutan. Karena itu, untuk mengetahui kondisi populasi kupu-kupu di Indonesia, Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) LIPI segera melakukan inventarisasi dan pendataan. “Sehingga, bisa diketahui kupu-kupu jenis apa yang telah langka dan perlu dilindungi. Bahkan, bisa diketahui kupu-kupu jenis apa yang telah punah,” kata Peggie Djunianti peneliti bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, di Cibinong, Kabupaten Bogor.
Ia menyebut dari sekitar 1.600 jenis kupu-kupu di seluruh dunia, ada sekitar 96 jenis kupu-kupu hidup di KRB. Beberapa jenis kupu-kupu yang langka dan dilindungi oleh pemerintah antara lain, dari genus Ornithoptera (kupu-kupu sayap burung), Troides (kupu-kupu raja), Trogonoptera (kupu-kupu rajah brooke), serta Chetosiamyrina (kupu-kupu sayap renda Sulawesi). Beberapa spesies ornithoptera, menurut dia, antara lain, Ornithoptera goliath yang hidup di hutan Papua. Kupu-kupu raksasa berukuran sekitar 13 hingga 15 sentimeter ini adalah kupu terbesar di Indonesia dan nomor dua terbesar di dunia.