Mongabay.co.id

Sang Pengembara Bahari yang Terdeteksi di Lanskap Kubu

 

Sekitar 21 jenis burung pantai terdeteksi bermigrasi ke sejumlah lokasi di perairan Kubu Raya, Kalimantan Barat. Hasil monitoring WWF-Indonesia Program Kalbar pada 14-20 Desember 2017 menunjukkan bahwa burung-burung pantai tersebut berasal dari sejumlah negara seperti Mongolia, Rusia, China, Siberia, dan Alaska.

“Kita melihat burung-burung pantai itu hadir di Tanjung Harapan, Sungai Jawi, dan Sungai Nibung. Namun kelompok terbesar ada di perairan Pantai Tengkuyung, Sungai Nibung. Itu jenis-jenis burung yang terancam punah,” kata ahli burung Indonesia Iwan Febrianto di Pontianak, Jumat (22/12/2017).

Menurut Iwan, pihaknya tak hanya mengamati burung-burung tersebut. Dari 21 jenis burung pantai yang terdeteksi, sembilan di antaranya dibanding (ditandai) dengan simbol-simbol warna. Ini dimaksudkan agar para pengamat burung di dunia dapat membaca bahwa burung tersebut sudah bermigrasi sampai ke Kalimantan, Indonesia.

 

Koloni burung pantai. Sekumpulan burung pantai jenis biru-laut ekor-blorok (Limosa lapponica) dan trinil-lumpur Asia (Limnodromus semipalmatus) ini terdeteksi sedang bermain di Pantai Tengkuyung, Desa Sungai Nibung, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Desember 2017. Foto: Victor Fidelis Sentosa/WWF-Indonesia Program Kalbar

 

Burung-burung yang berhasil ditandai ini adalah trinil bedaran (Xenus cinereus), cerek-pasir besar (Charadrius leschenaultii), cerek-pasir Mongolia (Charadrius mongolus), cerek tilil (Charadrius alexandrius), kedidi besar (Calidris tenuirostris), trinil pantai (Actitis hypoleucos), trinil pembalik-batu (Arenaria interpes), dara-laut kecil (Sterna albifrons), dan dara laut tiram (Sterna nilotica).

“Burung pantai ini kita tangkap dengan menggunakan jala kabut atau mistnet. Setelah tertangkap, baru dipasang simbol-simbol dengan warna tertentu yang menunjukkan identitas lokasi tempat burung itu pernah singgah,” jelas Iwan.

Pria yang akrab disapa Iwan Londo ini menyebutkan bahwa burung-burung pantai yang ada di lanskap Kubu merupakan indikator lingkungan yang sehat. Perairan Kubu dikenal sebagai habitat mangrove terlengkap di Indonesia. Kondisi ini menjadi daya tarik bagi burung-burung pantai untuk singgah mencari makan di kawasan tersebut.

Selain menjadi indikator lingkungan, jelas Iwan, burung-burung pantai di lanskap Kubu ini bisa dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata. Dengan demikian, kehadiran burung-burung pantai ini bisa bermanfaat secara ekonomi buat warga setempat. Wisatawan bisa melihat secara langsung ragam jenis burung tersebut bermain di tepi pantai.

 

Burung pantai jenis kedidi besar (Calidris tenuirostris) yang sudah tertangkap dan dibanding dengan simbol warna oranye hitam ini, kembali bergabung dengan koloninya sebelum melanjutkan pengembaraan ke negara lain di dunia. Foto: Victor Fidelis Sentosa/WWF-Indonesia Program Kalbar

 

Perairan Kubu Raya adalah habitat mangrove terluas di Kalimantan Barat. Dari luas total wilayah 872.537,01 hektar berdasarkan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) 2008, 89.589,61 hektar di antaranya adalah hutan mangrove. Kawasan ini sudah masuk dalam kawasan konservasi berdasarkan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi (RZW3KP) Kalimantan Barat.

Hingga kini, kondisi hutan mangrove di Kubu Raya kian susut akibat perubahan fungsi lahan menjadi kawasan perkebunan, tambak, dan penebangan liar. “Alih fungsi kawasan mangrove menjadi salah satu ancaman bagi burung-burung pantai ini,” jelas Iwan.

 

Banding atau penandaan. Seekor burung pantai saat tertangkap dan dalam proses banding atau penandaan sebelum dilepasliarkan ke tengah-tengah koloninya. Foto: Victor Fidelis Sentosa/WWF-Indonesia Program Kalbar

 

Hasil studi WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat pada 2016 mencatat sebanyak 105 jenis burung terdeteksi ada di lanskap Kubu. Burung-burung tersebut terdiri dari 61 jenis burung hutan, 23 jenis burung pantai, 13 jenis burung air, dan delapan jenis burung laut. Beragamnya jenis burung tersebut merupakan indikator dari kesehatan suatu ekosistem.

Manajer Program Kalbar WWF-Indonesia Albertus Tjiu mengatakan kehadiran burung pantai di wilayah mangrove Kubu Raya menjadi catatan penting bagi upaya konservasi pesisir. “Kawasan ini merupakan area persinggahan burung pantai bermigrasi. Hal ini menunjukkan bahwa mangrove Kubu Raya merupakan habitat penting bagi burung pantai,” katanya.

 

Tabel jenis burung pantai yang singgah di lanskap Kubu pada 14-20 Desember 2017. Dok: WWF-Indonesia Program Kalbar

 

Hanya saja, terang Albert, dalam pencatatan jalur penerbangan migrasi burung pantai di dunia, wilayah Kubu Raya belum masuk ke dalamnya. Hal ini bisa saja terjadi lantaran ketidaktahuan dan tidak tersedianya data penelitian tentang burung pantai di wilayah ini.

“Makanya, kita coba melakukan upaya monitoring dan banding burung pantai di lanskap Kubu. Saya berharap upaya ini dapat menjadi data dan informasi bagi masyarakat dunia dan juga pemangku kepentingan dalam mengelola wilayah pesisir, khususnya di lanskap Kubu,” jelas Albert.

 

 

Exit mobile version