Mongabay.co.id

BKSDA Riau akan Monitoring dan Bina Kebun Binatang Kasang Kulim

Kuda-kuda dengan tulang terlihat karena begitu kurus di kebun binatang di Riau. Foto: Zamzami/ Mongabay Indonesia

Setelah jadi berita di sejumlah media termasuk Mongabay, soal satwa-satwa kurus di Kebun Binatang Kasang Kulim, Riau, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, langsung beraksi. Pengelola dipanggil pukul 24.00 hingga pagi hari, selang beberapa jam setelah institusi konservasi negara ini mengetahui kabar itu. BKSDA menyatakan, akan terus mengevaluasi, memonitor dan pembinaan baik teknis maupun kelengkapan administrasi kepada pengelola kebun binatang.

Baca juga: Menyedihkan, Begini Kondisi Satwa di Kebun Binatang Kasang Kulim

Dian, Humas BBKSDA Riau, mengatakan, berita viral diketahui 7 Januari, malam atau sehari setelah berita muat di Mongabay. BBKSDA bergerak cepat. Tengah malam itu juga, pengelola kebun binatang dimintai keterangan.

“Kakabes (Plt Kepala Balai Besar) KSDA langsung meminta keterangan pengelola kebun binatang saat itu juga pukul 12 malam sampai pagi,” tulisnya, Rabu (10/1/18) pagi.

Pada Senin (8/1/18), katanya, tim langsung turun mengecek kondisi satwa-satwa kurus yang diberitakan itu. Berdasarkan hasil kunjungan, katanya, kondisi kuda tak gemuk, juga tak terlalu kurus. Begitu juga beruang dan rusa.

BKSDA Riau, juga mengatakan, foto-foto heboh di sosial media Instragram itu pun asli. “Tidak ada satu orang pun memuat foto hoax,” katanya.

Saat turun lapangan, kata Dian, KSDA juga mendapatkan laporan hasil pemeriksaan kesehatan terakhir, 1 Desember 2017, dari pengelola. Hasil pemeriksaan, kondisi satwa relatif tak bermasalah termasuk orangutan.

Haryono, Plt Balai Besar KSDA Riau, kepada media mengatakan, Kasang Kulim adalah lembaga konservasi berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan pada 28 April 1999 dan izin berlaku selama 30 tahun.

“Untuk ke depan BBKSDA Riau sebagai mitra dan pembina Kebun Binatang Kasang Kulim akan terus mengevaluasi, memonitor dan pembinaan baik teknis maupun kelengkapan administrasi,” katamya dalam rilis yang diterima Mongabay.

 

Orangutan tampak menerima minuman dari pengunjung, Minggu (7/1/18). Foto: Dedy Sutisna/ Mongabay Indonesia

 

Tina, pemilik Kasang Kulim kepada Mongabay, Minggu (7/1/18) sore membenarkan, suaminya telah dipanggil BBKSDA. Dia juga mengatakan,  keluarga mereka mengembangkan usaha yang dirintis orangutanya bertahun-tahun lalu, mulai Kulim dulu sepi, sampai  banyak kompleks pemukiman warga.

Mereka berupaya mengelola kebun binatang dengan mandiri, tak ada bantuan pemerintah daerah.

“Memang jerih payah kami sendiri. Memang dari uang tiket itu kita kelola. Saya hanya membantu Pemprov Riau untuk taman rekreasi,” katanya via sambungan telepon.

Menurut Tina, pengelolaan Kebun Binatang Kasang Kulim, bukan untuk mencari keuntungan tetapi memajukan taman rekreasi, edukasi bagi masyarakat Riau, terutama warga Pekanbaru.

“Kami tidak mencari keuntungan. Kalau saat orang sepi, pengunjung (sepi) memang duit kantong pribadi untuk membiayai. Kami hanya ingin membesarkan (warisan orangtua). Kami tidak mencari keuntungan. Kalau kami cari keuntungan kami buka kebun sawit, terima tiap bulan,” katanya.

Tina berharap, niat baik mereka mengembangkan sarana rekreasi bagi warga Pekanbaru dan sekitar mendapat perhatian pemerintah. Setidaknya, tersedia jalur bus Trans Metro Pekanbaru. Kasang Kulim, katanya, berbeda dari obyek wisata lain di Pekanbaru yang mendapat akses transportasi umum seperti Trans Metro.

Sebelumnya, kala Mongabay konfirmasi Sabtu siang (6/1/18), soal satwa-satwa kurus, Tina membantah satwa kurang makan. Dia mengatakan, telah menjaga kesejahteraan satwa dengan mendatangkan dokter hewan regular. Dokter hewan itu, katanya, datang dua kali sebulan guna memastikan perawatan dan kesehatan satwa.

Pada Senin (9/1/18), pengelola juga mengundang sejumlah wartawan, termasuk Anggun, reporter Green Radio. Pengelola mengajak wartawan keliling kebun binatang terutama ke kandang-kandang satwa yang diberitakan.

Anggun kepada Mongabay, mengatakan, kondisi satwa sudah berbeda dari 27 Desember 2017 saat dia mengabadikan foto satwa. Senin kemarin, kuda-kuda terlihat berada di padang rumput hijau. Tak seperti kala dia kunjungi akhir tahun lalu saat kuda-kuda kurus itu dalam kandang berlumpur.

Sejak 13 hari dari waktu pengambilan foto sebelumnya, kuda terlihat lebih bersemangat dan tak sekurus lalu. “Masih terlihat tulang rusuknya. Tapi sudah kelihatan bergerak aktif,” kata Anggun.

 

 

Exit mobile version