Mongabay.co.id

Mina Padi yang Membuat Petani Sergai Tersenyum, Mengapa?

Desa Pulau Tagor, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, tampak ramai. Pagi itu, Senin (29/1/2018), ada gelaran panen perdana padi hasil jerih payah Kelompok Tani Harapan Maju di lahan seluas 10 hektar. Istimewanya, padi yang hendak dituai ini menerapkan konsep mina padi, yang di sela tanaman tersebut dipelihara juga ikan nila yang secara bersamaan diambil hasilnya.

Mina padi merupakan konsep menanam padi organik, tanpa bahan kimia, yang dibarengi dengan memelihara ikan di pematang sawah dalam satu areal. Ketika padi dipanen, ikan yang sudah besar pun turut diangkut. Potensi yang dirancang untuk menguntungkan petani.

Pertanian ramah lingkungan ini, berdasarkan keterangan Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai, mulai dikembangkan di 2017. Desa Pulau Tagor dijadikan desa percontohan karena dianggap berhasil menerapkan pola tersebut, di Sumatera Utara.

 

Baca: Budidaya Ikan dan Padi Sekaligus di Satu Lahan? Kenapa Tidak!

 

Saimin, anggota Kelompok Tani Harapan Maju, kepada Mongabay Indonesia mengatakan, praktik pertanian organik ini memang menguntungkan. Biayanya kecil dan hasilnya memuaskan. Pupuk organik satu sak, bisa untuk lahan seluas tiga rante atau 1.200 meter persegi, dengan uang yang dikeluarkan senilai Rp115 ribu. Sementara bila menggunakan pupuk kimia, akan dua kali lipat harganya.

“Metode ini sangat baik. Kami tidak lagi membeli bahan kimia berbahaya untuk membunuh hama, sehingga kualitas padi terjaga. Saya panen 85 kilogram untuk satu goni gabah kering. Lalu, dikali tujuh setengah goni untuk lahan seluas tiga rante. Ikan juga sehat dan bisa dipanen berbarengan,” ujarnya sumringah.

 

Inilah gabah kering yang baru dipanen Kelompok Tani Harapan Maju yang menggunakan metode mina padi. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Bupati Serdang Bedagai, Soekirman, yang ikut panen bersama mengatakan, Kecamatan Serbajadi dan Teluk Mengkudu telah mengembangkan pola organik yang hasilnya cukup menggembirakan.

Saat ini, tengah diusahakan kerja sama dengan Perhimpunan Penyuluh Petani (Perhutani), untuk memasarkan produk organik dari Kabupaten Serdang Bedagai, kepada maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Pihak manajemen milik negara itu, menurutnya tertarik, dan sudah melakukan survei.

“Kita ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. Nanti, di penerbangan akan diumumkan bahwa nasi yang disajikan ke penumpang adalah organik, tanpa bahan kimia. Asalnya dari Serdang Begadai,” jelasnya.

 

Mina padi merupakan konsep menanam padi organik yang dibarengi memelihara ikan dalam satu areal. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Soekirman menjelaskan, kelebihan konsep mina padi adalah masyarakat dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Dengan mina padi, hama wereng yang ada di batang padi akan dimakan ikan yang dibudidayakan di kolam padi organik ini. Keong mas malah menjadi kawan petani, karena memakan rumput yang ada di padi. Tidak perlu insektisida untuk membunuh hama. “Wilayah ini akan menjadi percontohan pengelolaan hasil pertanian tanpa bahan kimia.”

Kepala   Balai Perikanan Budidaya Air Tawar, Dirjen Perikanan Budidaya,   Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),   Ahmad Jauari, mengatakan konsep mina padi telah dikembangkan di Sumatera di 2017. Wilayah kelola 50 hektar tersebar di Pasaman Barat, Sumatera Barat (15 hektar), Aceh (15 hektar), Serdang Bedagai (10 hektar), dan Jambi (10 hektar). Tahun 2018, rencananya akan dikembangkan seluas 200 hektar, namun akan dilihat dulu capaian yang sekarang.

“Selama ini benih yang ditebar adalah ikan nila. Namun jika ada kelompok tani yang menginginkan lele akan diberikan. Untuk bantuan benih nila, sebanyak 20 ribu ekor per hektarnya,” jelasnya.

 

 

Direktur Yayasan Bitra Indonesia, Wahyudi mengatakan, pihaknya mengembangkan model ini untuk mengintensifkan lahan pertanian. Apalagi di Kecamatan Serbajadi, ada potensi air berlimpah. Model ini diharapkan bisa dilihat petani lain untuk diterapkan. “Ini adalah kolaborasi dengan pemerintah Serdang Bedagai yang memiliki anggaran, aparatur, alokasi, serta tenaga penyuluh.”

Wahyudi mengatakan, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai akan membuat modeling seperti yang ada sekarang, di 50 desa di di kabupaten pemekaran ini. “Target yang diharapkan adalah petani lebih sejahtera dan ekonomi meningkat,” tandasnya.

 

 

Exit mobile version