Mongabay.co.id

Terjerat Jaring Nelayan, Begini Nasib Duyung di Konawe Utara Ini…

Duyung yang sudah terpotong-potong, tinggal sebagian. Warga sembelih duyung untuk makan. Foto: dokumen warga

 

 

Satu duyung atau dugong (Dugong dugon) terkena  jaring nelayan di perairan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, tepatnya Desa Motui, Kecamatan Motui, Jumat (16/2/18). Dugong berbobot 400 kilogram sepanjang dua meter itupun jadi santapan warga.

Jaring nelayan di Desa Motui,  tak sengaja menjaring duyung. “Ternyata, yang terjaring bukan ikan tapi duyung,” kata Aras,  warga Desa Ulu, desa tetangga Motui, dihubungi melalui telepon.

Dia bilang, dari cerita warga, duyung tertangkap jaring warga bernama Boby, nelayan dari Desa Ulu Sawa, Kecamatan Sawa, tak jauh dari Desa Motui.

Boby, seperti dikutip dari Zonasultra.com, mengatakan, Jumat dini hari sekitar pukul 03.00, dia bersama empat warga memasang jaring di perairan Desa Motui. Selang beberapa lama menunggu dia melihat pukat yang dipasang bergerak.

Mereka pun menarik jaring ke permukaan dan membawa ke tepi pantai. “Kami kaget pas sampai di darat lihat jaring ternyata duyung,” katanya.

Awalnya, mereka mengira berhasil menangkap cakalang mengingat perairan laut di Konawe Utara banyak cakalang.

Boby ingin melepas duyung ke laut lepas, hanya warga yang sudah mengetahui tangkapan mereka menolak dan mau menyembelihnya. Setelah dipotong, daging pun dibagi-bagikan kepada warga.

Warga tampaknya tak tahu kalau mamalia laut ini satwa langka dilindungi.  “Kita tidak tahu apa-apa,” kata Aras, melalui sambungan telepon.

 

Duyung yang tak senjaga masuk jaring nelayan, dipotong-potong dan dibagi-bagikan sesama warga. Foto: dokumen warga

 

Sesaat setelah sampai di tepi pantai, katanya, masyarakat langsung menyembelih dan daging dibagi-bagi. Tubuh duyung dipotong-potong dengan ukuran beragam.

Andri Indryasworo, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Kementerian Kelautan dan Perikanan Makassar, dengan wilayah kerja meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, mengatakan, tak mendapatkan informasi duyung terkena jaring nelayan di Konawe Utara.

Dia baru tahu dari media. Dia mengakui, kurang sosialisasi tentang dugong sebagai satwa langka dilindungi. Meskipun, katanya, selama ini sering bekerja sama dengan beberapa pihak untuk sosialisasi, tetapi tak termasuk Konawe Utara.

“Bersama-sama pihak-pihak terkait khusus di Dinas Kelautan dan Perikanan dan aparat. Beberapa tempat memang kemampuan kita untuk sosialisasi tak terjangkau. Karena memang kemampuan anggaran dan sumber daya manusia kami terbatas,” katanya.

Meskipun begitu, mereka tetap lakukan sosialisasi melalui media sosial baik itu Facebook dan lain-lain.

Soal kasus penyembelihan duyung di Konawe Utara,  katanya, kemungkinan memang masyarakat Desa Ulu Sawa, belum tahu jika duyung itu satwa dilindungi dan langka.

Ketika ditanya penyebab duyung sampai terkena jaring nelayan Konawe Utara, katanya, memang dugong sering berenang ke banyak tempat untuk mencari makan. Kemungkinan, katanya,  duyung itu sedang mencari makan hingga di laut Konawe Utara.

“Untuk laut Sulawesi ini memang dugong ini hampir merata di beberapa tempat. Ini bisa kita lihat melalui aplikasi pemantauan yang kami miliki.”

Dalam berita Mongabay, sebelumnya, Danielle Kreb dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) mengatakan, seharusnya masyarakat menyelamatkan satwa dilindungi itu dengan melaporkan ke pihak terkait untuk penanganan dan pelepaliaran kembali secara benar dan tepat.

“Memang penyadaran masyarakat perlu oleh dinas terkait termasuk BKSDA dan polisi, karena spesies ini dilindungi hukum pasti ada sanksi hukum jika membunuh atau mengkonsumi satwa ini. Dengan kejadian seperti ini berarti masyarakat kurang paham,” katanya.

Duyung atau dugong (Dugong dugon) terkena jaring nelayan di perairan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, tepatnya Desa Motui, Kecamatan Motui, Jumat (16/2/18). Foto: dokumen warga

 

 

Dia akan membahas masalah ini di forum para pihak konservasi satwa laut agar bisa memberi masukan kepada pemerintah. Danielle mengatakan, seringkali lakukan kegiatan penyadartahuan dan penyelamatan satwa laut dilindungi.

Dwi Suprapti Marine Species Conservastion Coordinator WWF-Indonesia mengatakan hingga kini, populasi dugong di Indonesia belum diketahui pasti karena minim survei dan perairan Indonesia begitu luas. Kondisi ini, katanya, menyebabkan upaya konservasi dugong jadi lebih sulit.

Berdasarkan data WWF Indonesia bersama Whale Stranding Indonesia (WSI) dan Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP) Indonesia diketahui, dugong hampir tersebar dari Aceh hingga Papua.

Dari data tersedia,  berdasarkan laporan yang dikompilasi menunjukkan belum ada laporan tertangkap tak sengaja di Konawe Utara.

Berdasarkan data WWF Indonesia bersama WSI dan DSCP Indonesia menunjukkan, dalam dua tahun terakhir setidaknya 53 dugong terdampar, diburu, dan terjerat jaring (bycatch) baik dalam kondisi hidup maupun mati. Dari 53 kasus terdapat 18 dugong terjerat jaring.

 

Duyung yang tak sengaja tertangkap nelayan, berakhir jadi santapan. Foto: dokumen warga

 

 

 

Exit mobile version