Mongabay.co.id

Bali Menyepi, untuk Pertama Kali Internet Juga Mati

Hari Raya Nyepi tahun ini untuk kali pertama juga akan sepi di dunia nyata dan maya karena koneksi internet mati. Kementrian Komunikasi dan Informatika dan sejumlah provider mendukung permintaan majelis agama dan keagamaan di Bali untuk tidak menyediakan akses internet.

Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali bersama sejumlah lembaga lintas keagamaan dan pemimpin daerah menetapkan seruan bersama. Di antaranya penyedia jasa internet diharapkan mematikan data seluler, lembaga penyiaran seperti televisi dan radio tak bersiaran, tak menyalakan mercon, bunyi-bunyian, dan lainnya yang mengganggu keheningan Nyepi.

Umat Hindu di Bali merayakan Tahun Baru Saka 1940 tiap tahun dengan melakukan Catur Brata Penyepian atau empat pantangan. Namun tak lantas tiap orang pasti akan melakukannya karena kesadaran individu. Di antaranya Amati Geni (tak menyalakan api), Amati Karya (tak bekerja), Amati Lelungan (tak bepergian), dan Amati Lelanguan (tak bersenang-senang). Intinya rehat dari aktivitas keseharian, diri sendiri, dan bumi.

baca : Merayakan Nyepi dengan Nyepi dari Gawai. Bisakah?

 

Parade pawai ogoh-ogoh di Kota Mataram, Lombok, NTB, pada Sabtu (16/3/2018) jelang Hari Raya Nyepi, dipadati oleh warga yang ingin melihat. Foto : Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Seluruh aktivitas publik ditiadakan kecuali layanan darurat rumah sakit dan pelayanan rawat inap. Misalnya bandara dan pelabuhan akan tutup 24 jam, dari Sabtu (17/03/2018) pukul 6 pagi WITA sampai 6 pagi keesokan hari.

Dikutip dari situs Kominfo, dukungan pemerintah pada surat imbauan dari Bali itu ditindaklanjuti. Ini tercantum dalam Siaran Pers No.72/HM/KOMINFO/03/2018 pada 14 Maret 2018 tentang Tindak Lanjut Seruan Bersama Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali dalam Rangka Pelaksanaan Hari Raya Nyepi

Dijelaskan Kemenkominfo telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, dengan menyepakati beberapa hal, yaitu Kominfo melalui Direktorat Penyiaran telah mengeluarkan Surat Edaran No.369/2018 Tentang Himbauan Tidak Bersiaran (Off Air) Pada Hari Raya Nyepi Tahun 2018 di Wilayah Provinsi Bali.

Kedua, Kominfo telah mengeluarkan Surat Edaran No.378/2018 yang menghimbau kepada seluruh penyelenggara telekomunikasi untuk mematikan layanan akses internet di Provinsi Bali selama Hari Raya Nyepi yang berlangsung pada 17 Maret 2018 pukul 06.00 WITA sampai 18 Maret 2018, pukul 06.00 WITA, dengan tetap menjaga kualitas layanan akses internet untuk obyek-obyek vital serta layanan kepentingan umum lainnya yang menurut sifatnya harus tetap berlangsung.

baca : Menarik.. Merayakan Nyepi yang Lebih Ramah Lingkungan

 

Sejumlah speedboat terlihat libur karena tak ada aktivitas penyeberangan dari dan ke kawasan perairan Nusa Penida selama 24 jam pada Minggu (16/10/2016). Terlihat gugusan Nusa Penida dari titik penyeberangan pantai Sanur, Denpasar. Foto : Luh De Suriyani

 

Selain itu masyarakat dan penyelenggara jasa telekomunikasi diminta melakukan langkah-langkah untuk menghindari dan/atau menangkal hoaks dan konten negatif.

I Gusti Ngurah Sudiana, Ketua PHDI Bali menyebut ada sejumlah alasan permintaan pemutusan internet. Yakni banyak hoaks saat Nyepi yang rentan menimbulkan konflik, Nyepi perlu kondisi sepi di dunia nyata dan maya, dan internet menawarkan banyak hiburan.

Suara Arsana, Sekretaris Jagabaya Pasebaya Gunung Agung, sebuah jaringan kesiapsiagaan desa-desa terdampak Gunung Agung meminta imbauan pemutusan internet jangan terlalu dipolemikkan. Ia sudah mengumumkan di jaringan desa jika informasi terkait kesiapsiagaan masih bisa disebarluaskan melalui SMS dan telepon karena masih aktif. Yang tidak aktif hanya koneksi internet. “Kami sudah menyiapkan SMS blast ke 2000 nomor saat Nyepi untuk informasi kesiapsiagaan ke semua operator,” ujarnya. Jika ada hal darurat akan disampaikan dari Posko Pemantauan Rendang melalui SMS dari radio komunitas khusus yang masih bisa diakses Pasebaya.

Saat ini status vulkanologi Gunung Agung adalah level III (siaga), radius rawan bencana adalah 4 km dari puncak. Aktivitas kegempaan hingga 16 Maret pukul 18.00 WITA berupa hembusan, tektonik lokal dan jauh. Kadang terlihat asap membumbung dari kawah. Biasanya Pasebaya berkomunikasi melalui grup WA untuk berbagi kondisi terkini tentang Gunung Agung.

baca : Merehatkan Bumi dengan 5 Hal Ini Saat Nyepi

 

Pesisir juga akan senyap, turis diminta berada di dalam kawasan hotel saat pelaksanaan Nyepi. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Penyucian bumi

Sebelum Nyepi, ratusan ribu umat Hindu melakukan ritual melasti atau penyucian ke sumber-sumber air seperti laut dan sumber air pegunungan. Mereka membawa alat-alat sakral di pura menuju laut untuk sembahyang dan disucikan. Jadi diharapkan saat Nyepi, semesta menemukan keseimbangannya melalui keheningan diri dan alam.

Salah satu tradisi lain adalah malam sebelum Nyepi yakni parade ogoh-ogoh yang disimbolkan dengan bhuta kala (mahluk berwajah seram) yang akan dilebur sebagai bentuk pengembalian keseimbangan alam.

Nyepi selain dalam bentuk ritual dan tradisi, juga terbukti mengurangi emisi dan penghematan energi. Jalan-jalan sepi, hanya pecalang atau petugas keamanan ada yang bisa berpatroli. Warga berdiam diri di rumah. Laut dan udara juga hening. Saat malam hari, lampu-lampu mati menambah kesenyapan.

 

Exit mobile version