Mongabay.co.id

Berhasil, Kebun Binatang Surabaya Tetaskan 11 Telur Komodo

Sebanyak 11 butir telur komodo (Varanus komodoensis) berhasil ditetaskan di Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur. Telur-telur tersebut berasal dari perkawinan pejantan bernama Boy dengan dua betina Genok dan Juminten, yang total menghasilkan 28 butir.

Puluhan telur hasil produksi Mei dan Juni 2017 itu, menjalani proses penetasan di inkubator nursery Kebun Binatang Surabaya sekitar tujuh hingga delapan bulan. Kepala Seksi Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS), Wini Hustiani mengatakan, 11 telur yang menetas itu periode 27 Februari hingga 13 Maret 2018. Sementara sisanya, tidak menghasilkan karena kondisinya kurang bagus.

“Sampai hari ini, tidak ada kesulitan untuk merawatnya, semua sehat,” ujar Wini, Minggu (18/3/2018).

Hadirnya 11 anak komodo ini, menambah koleksi satwa asli Indonesia yang dimiliki Kebun Binatang Surabaya. Total, ada 76 ekor. Jumlah ini termasuk terbanyak dari koleksi komodo yang dimiliki lembaga konservasi ex-situ di Indonesia. Meski begitu, manajemen Kebun Binatang Surabaya masih belum menganggap jumlah ini sebagai populasi berlebih.

“Untuk saat ini masih ideal jumlahnya. Manajemen juga sedang melakukan proses pelebaran kandang. Kalau tukar menukar satwa dengan lembaga konservasi lain masih belum ada rencana dalam waktu dekat,” lanjut Wini.

Baca: Darah Komodo Bisa Sembuhkan Luka Lebih Cepat?

 

Anak komodo ini berhasil ditetaskan di Kebun Binatang Surabaya sekitar tujuh hingga delapan bulan prosesnya. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Saat ini, seluruh anak komodo ditempatkan di dua kotak khusus nursery atau ruang perawatan bayi satwa di Kebun Binatang Surabaya. Tentunya, sambil terus dipantau dan diberikan asupan makanan berupa daging giling dicampur kuning telur yang diberikan dua kali seminggu.

“Setelah lima bulan dan kondisinya bagus, semua anak komodo akan dipindahkan ke kandang peraga,” imbuh Wini.

 

Saat ini, anak komodo yang berjumlah 11 ekor ditempatkan di kotak khusus perawatan satwa. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Keberhasilan Kebun Binatang Surabaya melakukan breeding atau pembiakan, menurut Wini, dipengaruhi oleh ketercukupan asupan nutrisi dan makanan komodo. Juga, kondisi kandang yang nyaman serta kelembaban tanah yang bagus.

“Ya, dari asupan nutrisi, area kelembaban tanahnya, serta kondisi kandang yang nyaman untuk berkembang biak,” tuturnya.

 

Rukin, petugas di KEbun Binatang Surabaya, menunjukkan bayi komodo di kandang perawatan. Foto: Petrus RIski/Mongabay Indonesia

 

Pengunjung Kebun Binatang Surabaya, Minggu (18/3/2018) cukup antusias melihat anakan komodo, yang dapat dilihat dari luar pagar nursery saat dijemur. Desi, pengunjung asal Surabaya mengapresiasi keberhasilan ini, sebagai bagian dari pelestarian satwa langka dan kebanggaan Indonesia.

“Sudah menetas, otomatis dilestarikan dan akan ada generasi berikutnya,” kata Desi yang berharap perlindungan satwa liar di alam juga jadi perhatian serius.

 

 

Komodo   merupakan spesies kadal terbesar yang diperkirakan telah hidup sejak empat juta tahun lalu. Sang jantan dewasa, panjangnya mencapai 3 meter dengan berat sekitar 80 kilogram. Sementara betina, panjangnya 2,4 meter dengan bobot badan 40 kilogram.

Reptil purba ini memiliki keistimewaan, mulai dari kemampuan berlarinya hingga 20 kilometer per jam hingga penciumannya yang cukup tajam.

 

Komodo, satwa kebanggaan Indonesia. Foto: Rhett Butler/Mongabay.com

 

Habitat asli komodo di alam liar berada di Nusa Tenggara Timur. Sebarannya, ada di lima pulau, empat pulau terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, yaitu Pulau Komodo, Rinca, Nusa Kode (Gili Dasami), dan Gili Motang. Pulau yang terakhir sekaligus pulau terbesar adalah Flores yang di dalamnya meliputi tiga kawasan tempat komodo hidup yaitu Wae Wuul, Wolo Tadho, dan Riung.

 

 

Exit mobile version