Tak seperti peziarah kebanyakan, Taufik (40 tahun), warga Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang utara, Jateng, harus menahan dingin ketika berdoa di salah satu makam kerabatnya di pemakaman satu-satunya di desa ini, atau bahkan di Kelurahan Tanjung Mas, yang berpenduduk kurang lebih 30 ribu jiwa.
Bukan karena hujan atau cuacanya, melainkan Taufik harus merelakan sebagian kakinya terendam air, saat bersembahyang. Pemakaman desa ini sudah terendam banjir rob sejak beberapa tahun yang lalu.
baca : Inilah Restorasi Jitu Ekosistem Pesisir Utara Jawa. Seperti Apakah?
![](https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/03/berdoa-1.jpg)
Banjir rob memang sudah menjadi langganan desa ini sudah sejak lama. Menurut Dr.Ir. Nelwan, pakar hidrologi Universitas Diponegoro, Semarang, banjir rob yang melanda makam di Kampung Tambakrejo adalah karena abrasi, turunnya permukaan tanah, setinggi 20 cm setiap tahunnya.
Banyak hal dilakukan untuk mencegah makam terendam banjir rob oleh pemerintah, termasuk menanam mangrove untuk menghambat laju air laut serta meninggikan permukaan tanah makam pada tahun 2016, tetapi air laut tetap saja merendam sebagian makam kampung itu.
baca : Merekayasa Resapan Air Hujan dan Mencegah Banjir di Kota Semarang. Seperti Apa?
![](https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/03/makam-rob-1.jpg)
Menurut Watana, Sekretaris Kelurahan Tanjung Mas, Pemerintah Kota Semarang sudah berusaha untuk memindahkan lokasi makam tersebut ke tepat yang tidak terkena banjir rob, tetapi justru masyarakatnya yang tidak mau dipindah. Ini karena masyarakat tetap ingin makam ada dekat dengan perkampungan mereka, walaupun dalam kondisi terendam banjir sebagian.
Pemkot Semarang juga berencana untuk memperbaiki kembali makam itu pada tahun 2019 mendatang, lanjut Watana. Data Bappeda Kota Semarang menyebut, abrasi laut pada 2005 sampai 2009, sudah menggerus lahan tambak yang berada di sekitar makam, sejauh 652,7 meter.
baca : Kala Degradasi Lingkungan Picu Bencana di Jawa Tengah
![](https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/03/makam-rob-3.jpg)
![](https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/03/makam-rob-5.jpg)
Sesuai dengan tema hari air sedunia, yaitu waste water, maka realisasi pembenahan dan pembersihan sampah makam yang terbawa air laut , memang sudah seharusnya dilakukan secepatnya, mengingat banjir rob menerjang tanpa pandang bulu dan kondisi pemakaman yang semakin lama semakin rusak. Bahkan Jalan kawasan perkampungan Tambakrejo saja sudah mengalami beberapa kali peninggian. Dan beberapa penduduk pun merogoh kocek yang tidak sedikit untuk meninggikan rumahnya, agar aman dari terjangan banjir rob.
Kita tidak akan pernah mengerti, kapan nyawa seseorang diambil oleh Sang Kuasa. Dan apabila saat itu tiba, tentunya kita ingin diistirahat kan dalam tempat yang damai dan bersih. Bukan dalam makam yang kotor dan terendam air seperti di pemakaman Tambakrejo.
![](https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/03/makam-rob-6.jpg)