Mongabay.co.id

Wah… Ada Kapal, Motor sampai Bus di Bawah Laut Kota Ternate!

Siapa yang tidak kenal Ternate? Kota bersejarah yang dikelilingi laut dan dinaungi Gunung Gamalama. Jejak kesultanan dengan berbagai peninggalan sejarah pun dapat ditelusuri hingga ratusan tahun lampau. Namun, rasanya belum banyak yang tahu, Ternate pun memiliki keindahan dasar laut.

Uniknya lokasi selam ini ternyata tidak jauh, salah satu titik selamnya malah ada di depan Taman Kota Ternate!

Keunikan ini lalu digadang-gadang menjadi keunggulan spot diving Kota Ternate dibanding lokasi lain. Sebagai penarik minat para wisatawan selam yang sedang berkembang di Ternate, para pemangku kepentingan sampai “tega-teganya” menenggelamkan sepeda motor hingga bus. Bagaimana ceritanya?

 

***

 

Laut tenang. Cuaca cerah. Di depan pantai Taman Nukila ada sebuah kapal tongkang yang sedang bersandar.

Pagi itu taman kota dengan pohon-pohonnya yang rimbun itu masih sepi. Tidak banyak orang beraktivitas. Taman kota ini berbagi garis pantai dengan Mall Jatiland dan Mesjid Raya Al Munawwar. Wilayahnya hasil reklamasi pantai, yang menghubungkan boulevard yang membelah kota Ternate.

“Kita turun menyelam di sini, di taman kota,” jelas M. Reza Irsandy  pendamping selam dari Nasijaha Dive Center (NDC). Dia masih muda sekira berumur 25-an tahun. Dia memberi beberapa instruksi standard untuk keselamatan penyelaman. Meski masih muda, pengalaman dan jam selamnya jangan ditanyakan. Dia ditemani oleh koleganya Rizky, juga dari NDC.

 

Motor-motor yang ditenggelamkan di poin Bhayangkara. Foto: Reza/NDC – Mongabay Indonesia

 

Ini pengalaman pertama saya masuk menyelam dengan cara beach entry. Umumnya menyelam di wilayah lain harus berperahu motor dahulu menuju laut, menjauh dari daratan.

Laut di depan taman kota memang cukup ideal. Titik masuk penyelaman tidak lebih dalam dari 5-6 meter, namun semakin menjauh garis pantai laut akan semakin dalam. Di beberapa titik laut dangkal tampak ditumbuhi lamun.

Sejenak menyelam, tampaklah sederetan motor yang ditenggelamkan. Uniknya motor-motor ini sengaja diikat semacam sling agar tidak lepas satu dengan lainnya. Di beberapa bagiannya telah ditumbuhi karang.

Saya teringat penjelasan Manager Nasijaha Dive Center, Adita Agoes. Dia bilang motor-motor ini ditenggelamkan pada tanggal 9 Desember 2017. Terambil dari motor-motor rusak mangkrak yang ada di Polres Ternate. Karenanya, lokasi tempat motor-motor di bawah laut ini lalu disebut Bhayangkara Housereef.

Tak jauh dari poin Bhayangkara tampak dua sosok besar berbentuk kotak. Ya tidak salah itu eks bus kota, Bentuknya masih dapat dikenali. Jika melongok ke dalam kaca masih tampak bangku-bangku penumpangnya.

Menurut informasi bus ini diitenggelamkan bulan Agustus 2016 sebagai artificial reef dan destinasi wisata selam. Saat ditenggelamkan, sebelumnya mesin dan tanki bahan bakar motor dan bus telah diambil terlebih dahulu agar sisa oli dan minyak tidak mencemari perairan.

Rasanya hati tidak mau berpindah dari bus wreck ini. Apalagi melihat sekelompok ikan yang keluar masuk dalam bus ini.

 

Eks bus kota yang ditenggelamkan. Foto: Reza/NDC

 

Kapal Motor Pari yang tenggelam di perairan Kota Ternate. Menjadi obyek wisata dan habitat ikan. Foto: Reza/NDC – Mongabay Indonesia

 

Reza memberi kode untuk mengikut dirinya. Saya pun berpindah dari bus wreck menuju ke tempat kapal tenggelam. Ada dua ship wreck. Satu kecil dan yang kedua besar. Kami menuju yang kedua. Kapal yang tenggelam di lokasi ini adalah KM Pari, yang memiliki panjang sekitar 36 meter, dengan kapasitas berat kapal sekitar 70 GT.

Pemandangannya menakjubkan. Sekelompok ikan (schooling fish) dapat terlihat di sini. Lokasi KM Pari bukan hanya destinasi bagi para penyelam, ikan pun menjadikan bangkai KM Pari sebagai tempat favorit. Kapal tenggelam ini sekitar 20-25 meter berada di kedalaman laut.

Tentu saja imajinasi terus berputar saat melihat kapal sebesar ini tenggelam. Saya pun tidak menyia-nyiakan untuk memutari berbagai bagian kapal ini dan mengekplorasi bagian-bagiannya.

Tidak terasa waktu pun habis, kami harus kembali ke permukaan. Sembari melakukan equalizing sesuai standard penyelaman aman, kami pun masih mendapat “bonus”, melihat beberapa ikan nemo (clown fish) bermain di anemon. Nudibranchia pun dapat dijumpai di perairan laut yang jernih ini.

 

Spons laut di perairan bawah laut kota Ternate. Foto: Reza/NDC – Mongabay Indonesia

 

Ikan-ikan yang hidup di tempat tenggelamnya KM Pari. Foto: Reza/NDC – Mongabay Indonesia

 

Menyelam di perairan Kota Ternate membawa pengalaman baru yang menyenangkan. Meski demikian, karena dekat dengan perkotaan, titik selam ini perlu dijaga dengan baik. Khususnya dari sampah dan plastik yang berasal dari limbah kota.

Meski jumlahnya masih dapat ditolerir, namun sampah-sampah ini cukup mengganggu estetika saat penyelaman. Saat menyelam, saya menjumpai sampah plastik bekas makanan ringan yang menutupi karang.  Bahkan sempat saya jumpai berada di dasar laut ada sebuah eks laptop! Entah apa maksudnya orang yang membuang laptop di sini.

Apresiasi pun perlu diberikan kepada dinas kebersihan kota yang secara rutin mengambili sampah di perairan dengan menggunakan boat. Dengan peralatan terbatas pun mereka menjalankan tugasnya dengan baik.

Perairan Ternate dan di berbagai pulau-pulau di Maluku Utara memang amat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari. Lautnya kaya dengan beragam kekayaan hayati, dari hiu berjalan (walking shark), beragam jenis koral dan ikan, hingga dugong.

Semoga perairan ini dapat tetap terjaga, sebagai salah satu kekayaan alam bawah laut Indonesia.

 

 

 

Exit mobile version