Mongabay.co.id

Waspada, Ada Penyakit Zoonosis di Sekitar Kita

Anda pernah mendengar kata zoonosis?

Zoonosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh organisme infeksius seperti virus, bakteri, dan parasit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia, atau sebaliknya. Flu burung, adalah satu dari sekian penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Veterinary Advisor, Borneo Orangutan Rescue Center, International Animal Rescue, Joost Philippa, mengatakan belakangan ini terjadi peningkatan zoonosis seiring makin intensifnya kontak manusia dengan hewan. Terutama pada peternakan yang memiliki hewan banyak namun ruang penampungannya kecil. “Pastinya, di setiap era kehidupan manusia akan selalu disertai kemunculan penyakit baru.”

Joost menuturkan, perubahan sosial dan ekologi yang berkaitan dengan penyebaran populasi manusia serta perubahan lingkungan dan globalisasi, dapat juga berimplikasi pada kemunculan zoonosis. “Penyakit ini pun berkembang seiring perkembangan dunia yang cukup pesat,” jelasnya.

Boedi Setiawan, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, menuturkan zoonosis yang ada saat ini merupakan penyakit yang bisa saja muncul dan terjadi di mana saja. “Namun, dampaknya berpotensi menjadi parah (emerging zoonoses) bila sebelumnya pernah mewabah.”

 

Julang sulawesi (Rhyticeros cassidix) di alam berfungsi sebagai pemencar alami tumbuhan. Foto: Siti Rochayatunn Sutedjo

 

Boedi menjelaskan, penyakit dapat menggunakan hewan sebagai media untuk kelangsungan hidupnya. Direct zoonosis, agen penyakit hanya memerlukan satu vertebrata sebagai inang antara dengan penularan agen penyakit secara langsung, yaitu agen penyakit menginfeksi hewan kemudian pindah ke manusia.

Ada juga Cyclo zoonosis, agen penyakit memerlukan dua atau lebih inang vertebrata. Meta zoonosis, agen penyakit memerlukan inang vertebrata dan invertebrata. Atau, Sapro zoonosis, yaitu agen penyakit memerlukan satu inang antara dari bahan organik atau bahan hidup yang tidak berjiwa sebagai tempat untuk terakumulasinya penyakit.

Banyak faktor yang dapat memicu penyakit pada satwa. “Penyakit dapat menyerang terutama pada kondisi satwa yang lemah, stres, lingkungan yang kotor, serta perawatan yang kurang baik,” jelasnya.

 

Perambahan hutan dapat menjadi salah satu penyebab mikroorganisme patogen mengalami perpindahan ke daerah yang baru. Foto: Fransisca N Tirtaningtyas/Mongabay Indonesia

 

Cara penularan penyakit dari satwa ke manusia dapat melalui berbagai vektor, seperti organisme yang membawa patogen dari satu inang ke inang lain. Vektor yang dapat membawa penyakit ke manusia antara lain insekta (serangga). Contohnya melalui tungau (flea) atau kutu (tick) yang termakan oleh hewan terinfeksi kemudian termakan manusia. Pada prosesnya, serangga tersebut mentransfer organisme infeksius. “Penyakit zoonosis sering berakibat fatal, baik bagi satwa maupun manusia.”

Namun, kita sering tidak mengetahui bahaya yang mengancam apabila terserang penyakit, karena kurang awas dan tidak tahu. Sering kali kita baru menyadari setelah dilakukan pemeriksaan lengkap seperti halnya pada kasus toksoplasmosis. “Penyakit ini tidak cukup hanya didiagnosis berdasarkan gejala klinis yang muncul, tapi baru dapat dipastikan setelah dilakukan pemeriksaan darah dengan metode yang tepat,” terang Boedi.

Untuk menghindari atau meminimalkan zoonosis, kita memerlukan pengawasan dan deteksi dini wabah penyakit pada hewan dan manusia, sehingga strategi pengendalian yang efektif dapat dilaksanakan pada tahap awal. “Membatasi keterpaparan juga sangat penting yaitu meningkatkan kebersihan dan keamanan di peternakan. Atau, meminimalkan kontak dengan hewan liar dengan cara menghentikan perambahan hutan dan menghentikan konsumsi hewan liar,” tandas Joost.

 

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) bila tidak dirawat dengan benar dapat menularkan rabies ke manusia melalui gigitannya. Foto: Fransisca N Tirtaningtyas/Mongabay Indonesia

 

Jenis Zoonosis

Ada berbagai macam zoonosis yang perlu diketahui masyarakat agar dapat diwaspadai:

 

  1. Radang otak atau Japanese encephalitis

Penyakit infeksi virus pada susunan saraf pusat yang disebabkan gigitan nyamuk dengan perantara babi. Jenis ini memiliki keluhan awal demam, nyeri kepala, kesadaran menurun, tremor, dan kejang. Keluhan lanjutan dapat menyebabkan kaku otot, nafas abnormal hingga koma. Masa inkubasi 4-14 hari dengan masa penyembuhan tujuh minggu.

 

  1. Leptospirosis atau Weil’S Disease, Haemorrhagic Jaundice

Sumber penyakit ini dari tikus, sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing, kucing, burung, juga insektivora seperti landak, kelelawar, tupai. Cara penularannya melalui bahan yang tercemar air kemih hewan sakit leptopspirosis melalui selaput lendir (mucosa) mata, hidung, kulit yang lecet, dan saluran pencernaan. Masa inkubasi 4-19 hari, komplikasi berat dapat menyebabkan 54% kematian.

 

  1. Antraks

Spora antraks berasal dari bakteri antraks yang terjadi secara alami di dalam tanah dan dapat berada dalam kondisi tidak aktif selama bertahun hingga menemukan inang yang sesuai seperti hewan liar atau hewan ternak. Penularan bisa melalui kulit, perncernaan, pernafasan. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

 

  1. Sapi gila atau Bovine Spongiform Encephalopathy/BSE

Gangguan pada otak yang disebabkan infeksi prion (protein abnormal pada hewan ternak). Prion banyak ditemukan di beberapa bagian tubuh hewan seperti otak, mata, dan saraf tulang belakang. Manusia yang terkena penyakit ini akan mengalami gangguan motorik yaitu kelumpuhan yang menimbulkan kematian, juga kegatalan hebat. Penyebaran penyakit ini bisa terjadi juga antar-manusia.

 

Negara-negara dimana virus flu burung patagonik tinggi H5N1 telah terdeteksi pada unggas dan atau burung liar (berdasarkan data September 2007). Peta: FAO (Food and Agriculture organization of the United Nations)

 

  1. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis sapi disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis var. bovis (M. bovis). Penyakit ini merupakan penyakit infeksius, menular dan menahun. Jenis dari bakteri ini merupakan bagian dari Mycobacterium tuberculosis complex yang dapat menginfeksi ternak sapi, hewan liar, dan manusia.

 

  1. Rabies

Penyakit ini kerap muncul setelah mengalami gigitan anjing yang terinfeksi virus rabies. Kucing, monyet, dan hewan liar lainnya juga bisa menjadi perantara (vektor) penyakit ini. Bahaya dari virus ini adalah dapat menyerang otak dan sistem syaraf, sehingga penderita rabies menunjukkan gejala klinis berupa hidrofobia (takut air), gatal dibekas gigitan, demam, dan agresif.

 

  1. Hepatitis E

Umumnya penyakit ini muncul di daerah kekurangan air, minim sanitasi, dan rendah pelayanan kesehatan. Virus ini merupakan virus hepatitis yang cukup unik karena hewan merupakan reservoir nya. Jika virus masuk tubuh dan menginfeksi usus, ia akan memperbanyak diri kemudian menyebabkan kegagalan akut pada fungsi liver sehingga mengakibatkan kematian. Gejala yang ditunjukkan hampir sama dengan penderita hepatitis lain, seperti kulit menguning, urin gelap, dan sering muntah.

 

  1. Avian Influenza (Flu burung)

Flu burung merupakan penyakit jenis influenza. Penyakit ini di sebabkan virus yang ditularkan dari unggas ke manusia. Penyakit ini tidak langsung muncul setelah virus masuk ke tubuh manusia, butuh waktu 3-7 hari sebelum gejala awalnya muncul. Seperti diare, pendarahan pada gusi dan hidung, nyeri dada dan otot, batuk, demam tinggi, dan sakit kepala.

Flu burung menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan suplai oksigen bermasalah. Akibatnya, kadar oksigen dalam darah menurun sehingga organ lain tidak berfungsi semestinya. Organ yang bisa tergantung antara lain seperti jantung, ginjal, bahkan otak.

 

 

Exit mobile version