Mongabay.co.id

Kucing Hutan Masuk Pemukiman di Padang Itu Sudah Kembali ke Habitatnya

Kucing hutan diserahkan warga Linggarjati, Tabing, Kota Padang, kepada petugas BKSDA. Foto: Vinolia/Mongabay Indonesia

 

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Sumatera Barat melepasliarkan satu kucing hutan (Felis bengalensis) ke hutan pendidikan Universitas Andalas di Limau Manis, Padang, beberapa waktu lalu. Kucing jantan itu diamankan dari permukiman warga.

Erly Sukrismanto, Kepala BKSDA Sumbar menjelaskan, kucing hutan ini sebelumnya diserahkan warga Linggarjati, Tabing, Kota Padang. “Kucing ditangkap masyarakat karena terlihat mendekati pemukiman warga tepatnya di kandang ayam, masyarakat tau itu satwa liar dilindungi hingga diserahkan ke petugas BKSDA Sumbar,’’ katanya.

Berdasarkan analisis awal BKSDA, kucing sempat dipelihara warga karena tali masih melingkar di leher. Ia dalam kondisi sehat dan cukup liar.

“Diperiksa dokter hewan, kesehatan sehat dan masih cukup liar. Jadi dimungkinkan lepas liar tetap mampu mencari mangsa untuk bertahan hidup.”

 

Kucing hutan tertidur karena dibius untuk melepaskan tali yang melingkar di lehernya. Foto: Vinolia/Mongabay Indonesia

 

Setelah pemeriksaan, kucing diberi tanda (tagging) bekerjasama dengan tim dari jurusan Biologi Universitas Andalas. Penanda dikalungkan pada leher, untuk memonitor pergerakan di dalam hutan.

‘Kami berharap dari monitoring bisa terpantau bagaimana kondisi, pergerakan kemana hingga bisa tahu perkembangan,” katanya.

Wilson Novarino, dosen jurusan Biologi Universitas Andalas mengatakan, kucing hutan jenis Bengalensis, cenderung aktif di daerah-daerah pinggiran hutan, sampai ke hutan sekunder hingga semak-belukar.  Ketika pelepasliaran, katanya,  di daerah sudah cukup bagi mereka.

Dia bilang, populasi kucing hutan di Sumatera, masih cukup baik. Makanan utama kucing hutan ini terbilang masih banyak, seperti tikus, dan beberapa jenis burung.

 

Hutan pendidikan

Tempat kucing ini lepas liar merupakan hutan pendidikan Universitas Andalas. Ia contoh hutan hujan tropis Sumatera alami. Hutan ini terhubung dengan jajaran Bukit Barisan hingga cocok sebagai tempat pelepasliaran satwa-satwa dilindungi.

“Secara habitat, kondisi seperti hutan alami, hingga mewakili habitat kucing hutan secara umum,” kata Adrean, dosen ekologi hewan jurusan biologi Universitas Andalas.
Hutan ini, katanya, tipe sekunder. Untuk satwa penghuni cukup banyak,  ada harimau dan beberapa kucing hutan maupun rangkong.

‘Kita pernah menemukan harimau terpantau dari kamera pengintai, kucing-kucingan juga ada, lalu rangkong.”

 

Foto utama: Kucing hutan diserahkan warga Linggarjati, Tabing, Kota Padang, kepada petugas BKSDA. Foto: Vinolia/Mongabay Indonesia

 

 

Tim BKSDA Sumbar dan mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Andalas membawa kucing hutan ke hutan pendidikan Universitas Andalas untuk lepas liar. Foto: Vinolia/Mongabay Indonesia

 

 

 

Exit mobile version