Mongabay.co.id

Dampak Mengerikan Perubahan Iklim Tengah Melanda Bumi

Air hangat terkumpul dan  menggenang di bawah gletser Antartika yang sewaktu-waktu dapat menyebabkannya mencair lebih cepat, bahkan mencegah pembentukan air dingin di bawah Antartika. Kondisi ini dikhawatirkan bisa memperlambat arus laut dan berpotensi membawa kenaikan permukaannya yang cepat.

Kejadian seperti itu bisa menghancurkan, menyebabkan permukaan laut naik lebih dari tiga meter akhir abad ini. Sebuah skenario iklim terburuk untuk kota-kota pesisir yang dikenal sebagai “pulse”.

Dalam situasi ini, sebagaimana dikutip dari Business Insider, air yang menghangat secara abnormal dapat menyebabkan gletser yang menahan lembaran es di atas Antartika dan Greenland runtuh. Hal ini membuat es dalam jumlah besar mengalir ke lautan di dunia dan membuat kenaikan permukaan laut makin cepat.

Kondisi seperti ini tampaknya sudah berlangsung di Antartika, sebagaimana hasil penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

Para peneliti menyebutkan, setidaknya di dua wilayah Antartika sebelumnya, bongkahan-bongkahan es yang hilang, mencair cukup cepat. Gletser tersebut sebelumnya menjaga   perairan di bawah  lapisan es Antartika tetap dingin. Namun, ditempat air hangat terkumpul, pencairan akan lebih cepat terjadi.

 

 

Mertz Glacier yang terpantau kondisinya pada Januari 2017. Foto: Alessandro Silvano via Business Insider

 

Air hangat menggenang di bawah es

Dua area yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Laut Amundsen di Antartika Barat dan Pantai Sabrina di Antartika Timur.

Biasanya, lubang di es Antartika dengan cepat mendinginkan perairan di sekitar kontinen Antartika, yang mencegah air hangat mencairkan gletser. Proses pendinginan itu menciptakan sejenis air laut yang dikenal sebagai air lebat padat, yang begitu dingin dan padat sehingga tenggelam di dalam air. Pada akhirnya, membentuk massa air di dasar Antartika.

Tetapi di daerah yang dipelajari para peneliti, air yang terpapar di permukaan tidak didinginkan dan tenggelam. Sebaliknya, air hangat tetap hangat meski gletser mencair dengan cepat, menciptakan massa air hangat di bawah es.

Pemimpin studi Alessandro Silvano, seorang mahasiswa PhD di Institut Studi Kelautan dan Antartika (IMAS) di University of Tasmania di Australia, mengatakan, proses ini mirip dengan apa yang terjadi ketika kita menempatkan minyak dan air dalam wadah. Minyak mengambang di atas karena lebih ringan dan kurang padat.

“Hal yang sama terjadi di dekat Antartika dengan pencairan gletser segar, yang berada di atas air laut yang lebih hangat dan asin, mengisolasi air hangat dari atmosfer Antartika yang dingin. Kondisi ini memungkinkan terjadinya leburan glasial lebih lanjut,” ungkapnya, dilansir dari EurekAlert!.

 

Gambar yang ditunjukkan dari NASA Earth Observatory menggunakan MODIS data dari Land Atmosphere Near real-time Capability for EOS (LANCE). Kredit: Joshua Stevens via Business Insider

 

Penelitian tersebut juga menemukan, air lelehan segar dapat mengurangi pembentukan dan penenggelaman air padat di beberapa daerah di sekitar Antartika. Memperlambat sirkulasi laut yang mengambil serta menyimpan panas dan karbon dioksida. “Pencairan gletser dingin yang mengalir dari Antartika menyebabkan perlambatan arus, yang memungkinkan laut untuk menarik karbon dioksida dan panas dari atmosfer,” tambah Silvano. Itu berarti air hangat mencairkan gletser dari bawah.

Penelitian tersebut menunjukkan, proses peleburan serupa mungkin telah memicu kenaikan permukaan laut sebesar 4.8 meter pada akhir periode glasial. Sekitar 110.000 hingga 11.700 tahun lalu.

Penyatuan air hangat di bawah gletser Antartika membuat pencairan gletser memungkinkan lebih cepat, yang meningkatkan kemungkinan runtuhnya lapirsan es dan kenaikan permukaan air laut.

 

US Coast Guard/Chief Petty Officer David Mosley. Sumber: Business Insider

 

Pada saat yang sama, air dasar Antartika membantu mendorong arus global, yang memungkinkan laut menyerap panas dan karbon dioksida. Kurangnya air dasar Antartika dapat memperlambat arus laut, dan arus yang lebih lambat biasanya dikaitkan dengan lebih banyak badai, menurut catatan sejarah dan pemodelan komputer.

 

 

Pelambatan ini juga akan menyebabkan pemanasan terjadi lebih cepat di atmosfer Bumi, yang pada gilirannya semakin mempercepat pencairan gletser.

Sebagaimana para peneliti jelaskan penelitian ini, masih banyak yang harus dipelajari tentang proses dan hubungannya dengan perubahan iklim. Tetapi mereka mengatakan apa yang kita lihat sekarang adalah bukti lebih lanjut bahwa menghentikan kenaikan suhu global adalah pekerjaan yang sangat penting.

 

Exit mobile version