Mongabay.co.id

Dari Manakah Air di Bumi Berasal?

sumber gambar: unsplash.com

Sekitar 70 persen permukaan Bumi ditutupi air, inilah sebabnya Bumi dijuluki Planet Biru. Pernah kah kita bertanya, dari mana air sebanyak itu berasal? Bagaimana air begitu melimpah di planet kita sementara di planet lain hampir tidak ada?

Sebagian besar ilmuwan percaya, ketika planet Bumi terbentuk, sekitar 4.5 miliar tahun silam, planet ini kering dan berbatu. Teori ilmiah paling populer menyatakan, bahwa air tiba di Bumi dalam bentuk beberapa asteroid besar yang dipenuhi es. Ilmuwan yang lain menyatakan, air sebenarnya telah ada sejak awal pembentukan Bumi yang berasal dari awan gas yang membentuk tata surya.

Ada juga yang berpendapat, air di Bumi dibawa oleh komet-komet di awal pembentukannya.   Masih ada pendapat lain yang disampaikan, namun tetap saja ini adalah misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan. Salah satu misteri yang paling rumit tentang planet kita.

 

Bumi yang terlihat dari permukaan bulan yang seolah ‘terbit’. Foto: NASA.gov

 

Beberapa waktu lalu, para peneliti dari University of Hawaii mengklaim, mereka telah menemukan asal-usul air di Bumi. Bertahun-tahun, para ilmuwan di seluruh dunia memang tidak yakin apakah air ada   ketika planet kita terbentuk, atau apakah itu dibawa oleh komet dan asteroid jauh setelah Bumi terbentuk.

Dengan menganalisis batuan dari Pulau Baffin di Kanada, para peneliti mampu menghasilkan bukti yang paling meyakinkan yang mendukung hipotesis asal mula air. Batuan tersebut,   langsung dari mantel Bumi dan belum terpengaruh oleh material dari kerak Bumi. Di dalamnya, para peneliti menemukan kristal-kristal kaca yang telah menjebak tetesan kecil air. Air itu memiliki komposisi air yang sama, yang sekarang ada di planet kita.

Air terbuat dari oksigen dan hidrogen, dan hidrogen sering ditemukan dalam tiga bentuk, yang disebut isotop: hidrogen normal, deuterium, dan tritium. Air yang terbentuk oleh oksigen dan deuterium disebut air berat.

Dengan mempelajari komposisi berbagai elemen di tata surya, para peneliti menemukan bahwa antara air normal dengan air berat cenderung memiliki rasio yang sangat berbeda. Komet telah menunjukkan rasio air berat yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan air normal.

Baca: Riset: Ada Potensi Air di Dasar Bumi

 

Struktur Bumi. Sumber: Wikimedia Commons/Diagram of the Earth/Kelvinsong

 

Indikasi bahwa air di Bumi berasal dari asteroid bukannya dari komet, juga diketahui setelah dikirimkannya wahana peneliti antariksa Rosetta dan robot pendarat Philae yang didaratkan di permukaan komet Churyumov-Gerasimenko dua tahun lalu, oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Komet terbentuk di awal kelahiran tata surya, sementara asteroid terbentuk jauh setelah itu. Air di Bumi diketahui berasal dari zaman yang lebih muda dari umur tata surya.

Sejumlah asteroid menunjukkan indikasi adanya air. Seperti ilustrasi asteroid 24 Themis yang dipelajari oleh para ilmuwan beberapa tahun lalu, yang terbentuk akibat tabrakan dua benda langit sekitar dua miliar tahun silam. Kebanyakan asteroid bersifat statis tapi sejumlah lainnya memiliki ekor seperti komet yang berasal dari sublimasi air dalam bentuk es pada permukaaannya.

 

Eksperimen tabrakan asteroid yang bermuatan air yang dapat mengirimkan air tersebut ke wilayah yang kering. Kredit foto: Schultz Lab / Brown University via New Atlas

 

Walau diduga air di Bumi berasal dari asteroid, komet yang merupakan benda langit purba seumur tata surya, diduga juga memiliki kontribusi bagi munculnya kehidupan di Bumi. Komet kaya kandungan unsur karbon yang bersama hidrogen dan oksigen bisa membentuk senyawa organik yang esensial bagi munculnya kehidupan.

Sebuah eksperimen tentang asteroid oleh NASA juga mengungkapkan bagaimana benda luar angkasa tersebut bisa mengirimkan air ke Bumi.

 

 

Selama percobaan yang dilakukan di Vertical Gun Range di NASA Ames Research Center di California, para ilmuwan menembakkan proyektil berukuran marmer dengan kecepatan 18.000 km/jam.

Proyektil memiliki komposisi yang mirip dengan chondrites karbon, sekelompok meteorit yang berasal dari asteroid kuno yang kaya air. Pada tahap awal evolusi Bumi, asteroid ini sering menghantam planet pada kecepatan yang sangat tinggi. Peneliti menjelaskan, hingga 30 persen air dari asteroid bisa terperangkap di Bumi.

“Asal usul dan sumber air dari volatil adalah salah satu pertanyaan besar dalam ilmu planet,” kata Terik Daly, peneliti postdoctoral di Universitas Johns Hopkins, dilansir dari New York Times.

“Eksperimen ini mengungkapkan mekanisme asteroid dapat mengantarkan air ke bulan, planet dan asteroid lainnya,” lanjutnya.

 

Sampel dari kaca benturan yang dibuat selama percobaan, untuk mengikat air dalam jumlah yang cukup besar. Kredit: Schultz Lab / Brown University via New Atlas

 

Air yang ditemukan di Bumi memiliki komposisi isotop yang sama dari varian unsur kimia seperti air yang terkandung dalam asteroid karbon.

Ketika para peneliti menembakkan meteorit mini ke Bumi, mereka mengamati proporsi air yang signifikan dari proyektil yang terperangkap di batu.

Jadi, apakah para ilmuwan sudah bersepakat bahwa air di Bumi dibawa dari angkasa luar oleh komet dan asteroid? Berbagai penelitian masih dilakukan tentang hal ini, dan bisa jadi ada jawaban-jawaban lain di masa depan. (Berbagai sumber)

 

 

Exit mobile version