Mongabay.co.id

Menengok Rumah Hantu Kemudian Lari ke Pantai Senggigi

Bahkan, bangunan mangkrak jadi indah jika latar belakangnya adalah samudera berwarna sian, biru kehijau-hijauan. Tapi, jangan melompat dari Villa Hantu ini. Berlari saja menuju Pantai Senggigi.

Itu karena lokasinya puluhan meter di atas permukaan laut. Mungkin kurang atau lebih karena belum diukur. Dari rumah tingkat terbengkalai dan dinamakan “Villa Hantu” ini sejumlah sudut pesisir Barat dan Utara pulau Lombok bisa direka-reka lekuknya.

Perjalanan menyusuri pesisir Barat sampai Utara Lombok adalah pemandangan laut yang menakjubkan. Gunung Agung di Timur Pulau Bali nampak dari sini. Termasuk saat terbatuk-batuk mengeluarkan asap 500-2000 meter sepanjang akhir 2017 sampai awal tahun ini.

baca : Biru Lazuardi Pesisir Selatan Lombok

 

Warga lanjut usia berjemur dan bersantai di Pantai Senggigi, Lombok, NTB. Foto: Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

 

Dari pelabuhan Lembar dan sejumlah dermaga penyeberangan kapal cepat, pemberhentian pertama adalah pusat turis Pantai Senggigi. Kanan kiri jalan penuh dengan papan nama akomodasi, penginapan sampai hotel berbintang. Harga akomodasi seolah menyesuaikan lokasi. Makin dekat pantai, makin mahal. Akibatnya jalur menuju akses pantai berhimpit-himpitan dengan bangunan.

Inilah pentingnya menata ruang pesisir. Agar panorama pantai bisa dinikmati dengan adil oleh banyak pihak, bagaimana memastikan tak ada bangunan yang berlomba-lomba paling dekat dengan pantai. Dampaknya, ketenangan Sengigi tak bisa dilihat jika hanya lewat jalan raya karena tertutup bangunan dari pinggir jalan. Harus memarkir kendaraan, dan berjalan mencari celah menuju pantai.

baca : Asyiknya Berwisata Perpaduan Sasak-Korea di Lombok Tengah. Begini Ceritanya…

 

Seorang anak berenang menikmati ketenangan Pantai Senggigi, Lombok, NTB. Foto: Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

 

Mentari baru beranjak menjauhi kaki langit. Warga masih betah berendam di pantai menghangatkan badan. Dasar pantai terlihat cukup jelas sampai sekitar 20 meter dari garis pantai. Pasir dan sedikit sisa karang beradu dengan telapak kaki. Tak terasa ombaknya. Kapal dan perahu nelayan mengapung santai.

Gunung Agung kadang tertutup awan. Hanya puncaknya yang terlihat dari tetangga Pulau Bali ini. Mandi dan berenang di Sengigi terasa aman. Banyak anak-anak bermain dan mandi sendiri. Kerabat dan orangtuanya hanya mengawasi dari kejauhan.

Di masa lalu pantai ini adalah primadona Lombok. Namun berkat pengembangan dan pembuatan akses jalan ke pantai-pantai lainnya terutama di Lombok Tengah sampai Timur, keramaian di Senggigi berangsur berkurang. Kemewahan abadi di pesisir ini hanya senja saat mentari tergelincir turun ditelan horizon. Menikmati sunset secara penuh tanpa perlu naik ke bebukitan, halnya di Lombok bagian Selatan dan Timur.

Untuk melihat lansekap Pantai Senggigi secara keseluruhan, ada beberapa titik yang disediakan. Pinggir jalan raya utama setelah melanjutkan berkendara ke arah Utara. Beberapa pohon besar dijadikan pilar untuk menanam papan-papan kayu agar kuat diinjak di titik pemotretan untuk mendapat foto a la bird eye ini.

baca : Air Terjun Kembar Tiu Teja, Semburat Pelangi Lombok Utara

 

Salah satu titik melihat Pantai Senggigi, Lombok, NTB dari kejauhan. Foto: Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

 

Pantai tanpa buih-buih ombak saking tenangnya karena agak menjorok ke dalam seperti teluk. Ombak menghantam ke sisi tebing terluar dan menyisakan arus ringan ke arah pantai.

Belasan menit dari titik pemberhentian ini ada sepotong pantai lain, Pantai Setangi. Berpasir putih dan belum nampak bangunan di 100 meter sempadan pantai. Hanya nyiur pohon kelapa dan rerumputan. Tempat terbaik menikmati perpaduan pasir putih, biru laut, dan biru langit ini adalah sebuah rumah hantu berlantai tiga.

Seorang perempuan pedagang souvenir dan baju kaos di dalam bangunan yang diberi merek Villa Hantu ini menyebut bangunan ini tak sempat difungsikan. Bangunan beton cor ini seolah melayang di atas pantai, dibangun persis di bibir tebing.

Dari pintu depan, rumah besar ini sudah menarik perhatian. Ada beberapa pedagang souvenir depan sebuah bangunan mangkrak. Juga spanduk bertuliskan Villa Hantu. Lengkaplah sebagai paket atraksi turis dan pengunjung ini. Persis di tikungan tajam dan mendaki di pinggi jalan utama. Tepatnya berlokasi di Dusun Setangi, Desa Malaka, Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara.

baca : Asyiknya Jelajah Hutan Bersama Anak-anak di Taman Wisata Alam Kerandangan. Seperti Apa?

 

Bangunan mangkrak di Dusun Setangi, Desa Malaka, Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara, NTB jadi tempat favorit swafoto. Foto: Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

 

Belasan orang sedang berada di dalam. Menyebar di tiap pojok dengan latar belakang samudera biru ini. Ada yang memilih di pinggir bekas kolam renang, rooftop, atau ruangan utama yang sepertinya dirancang sebagai ruang bersantai dengan view ajaib. Pemiliknya pasti sangat kecewa ketika harus hengkang sebelum menikmati hidup sehari-hari dengan kemewahan panorama laut lepas ini.

Ada beberapa bangunan lain juga yang nampak mangkrak di sisi Utara. Desainnya sama, sebuah bangunan bertingkat dengan banyak bukaan jendela lebar, kolam renang, dan rooftop. Tapi akses menuju bangunan lain nampak sulit, tak semudah Villa Hantu ini. Mural dan coretan vandalism mewarnai bangunan yang diperkirakan dibangun pada 2004 ini.

Lokasi favorit adalah ruangan utama dengan kusen lebar ini. Pengunjung duduk menyelonjorkan kaki ke arah laut. Berfoto bersama atau sendiri dengan tongsis. Sebagian tak hirau panas terik saat berswafoto cukup lama. Villa mangkrak ini lebih tepat disebut villa selfie, saking banyaknya yang melakukan. Namun di sisi lain, ketenangan samudera biru bisa menahan kita berlama-lama duduk memandang laut. Apalagi saat mentari mulai terbenam. Foto-foto siluet dengan jingga merona adalah keniscayaan di sini.

baca : Penat Terlepas di Pusuk Pass

 

Pantai Setangi dengan kombinasi hijau nyiur melambai dan samudera biru dari Villa Hantu di Dusun Setangi, Desa Malaka, Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Foto: Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

 

Arus dan ombak terlihat lebih tinggi di pesisir Setangi ini. Tentu saja karena dekat tebing-tebing, area ombak berlabuh. Tak nampak orang mandi di pantai tapi jadi tempat olahraga, seperti sepakbola dan voli pantai.

Pantai Senggigi dan Villa Hantu jaraknya kurang dari 30 menit berkendara. Keduanya saling melengkapi perspektif mata dan jiwa, menikmati samudera dari dekat dan kejauhan. Dari kedua tempat ini adalah keniscayaan, yang paling indah adalah alam saat bisa dinikmati banyak orang. Tak hanya segelintir pengusaha atau pemilik properti yang menutupi pemandangan hanya untuk kalangan terbatas.

 

Exit mobile version