Mongabay.co.id

Satwa Jomblo Mau Cari Pasangan? Begini Perjodohan ala Taman Jurug Solo…

Aurel, dalam proses perjodohan. Foto: Nuswantoro/ Mongabay Indonesia

 

Kesibukan kecil tampak di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Sabtu, (19/5/18). Rencananya, pukul 6.00 pagi satwa hasil pertukaran dengan kebun binatang Bandung tiba. Ada Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, Direktur Utama TSTJ, dokter hewan Siti Nuraini, dan beberapa petugas menanti.

“Kedatangannya sedikit molor jadi sekitar pukul 6.45 pagi,” kata Nuraini, mencoba mengingat-ingat.

Begitu tiba, satwa-satwa pun diturunkan setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam lewat jalan darat. Ada Aurel, si beruang madu. Ikut menemani Aurel, ada Bobi, Entis, dan Emon. Ketiganya adalah rusa Timor.

Bolu, beruang madu empat tahun menunggu gelisah di kandang sementara. “Dia belum tahu, kenapa harus pindah ke kandang lebih sempit. Beruang madu itu bahkan sulit untuk mengetahui apa yang terjadi di luar karena kini terhalang sekat.

“Bolu kita masukkan ke kandang karantina karena kandangnya untuk sementara dipakai Aurel,” kata Nuraini, saat ditemui Mongabay baru-baru ini.

 

Perjodohan

Seperti Bolu, Aurel juga gelisah. Ia berjalan mondar mandir di kandang barunya, merupakan kandang Bolu sebelumnya itu. Separuh pepaya telah habis dilahap. Kulitnya tergeletak begitu saja di lantai kandang.

“Aurel kita masukkan ke kandang yang agak luas, untuk memulihkan stres karena perjalanan,” kata Nuraini.

Kali ini Aurel seperti beruang pingitan. Untuk sementara waktu tidak sembarang beruang bisa bertemu dengannya. Sebuah rencana sedang disiapkan pengelola taman satwa.

 

Kuda nil, di TSTJ Solo. Foto: Nuswantoro/ Mongabay Indonesia

 

Jauh-jauh dari Bandung, Aurel yang berusia lima tahun akan dijodohkan Bolu, beruang madu yang bermukim di Jurug Solo.

Rencananya Aurel akan menempati kandang Bolu sekitar satu minggu. Sembari menyesuaikan dengan lingkungan baru, Aurel juga harus belajar kebiasaan makan di TSTJ.

“Biasanya ada pepaya, pisang, nenas, susu, madu. Yang habis baru pisang, pepaya. Yang lain belum. Jadi masih kita pantau terus,” katanya.

Bolu menghuni TSTJ sekitar tiga tahun lalu. Saat itu,  usia masih muda, satu tahun. Seorang warga menyerahkan beruang muda peliharaan kepada taman satwa. Penyerahan semacam ini kerap terjadi. Sebagai lembaga konservasi, TSTJ punya kewajiban memelihara dan mengembangbiakan hewan-hewan langka.

Setelah menginjak dewasa, Bolupun dijodohkan dengan Manis, beruang madu koleksi Jurug yang lebih dulu menghuni. Rupanya, Bolu tak kesengsem dengan kematangan Manis.

Begitupun saat Bolu coba dijodohkan dengan Gendut, beruang madu betina koleksi Jurug yang lain. Hasilnya nihil.

“Bolu pernah dikandangkan dengan mereka bergantian. Tapi tidak mau berkembang biak juga. Kayaknya kalah awu (kalah abu). Kalah dewasa. Akhirnya, kita mencari calon sepantaran dengan Bolu,” ucap Nuraini. “Memang usia salah satu faktor yang menentukan. Kalau terpaut jauh biasa tidak mau.”

Dengan tinggi sekitar satu meter lebih beruang madu (Helarctos malayanus) ini terlihat seperti boneka besar. Dibanding delapan jenis beruang lain di dunia, beruang madu jenis paling kecil.

Bulu hitam mengkilat. Ada tanda unik di dada. Lengan panjang, begitu juga kuku-kuku yang memudahkan dia memanjat pohon dan mengorek kayu atau tanah.

“Kalau Bolu pindah kandang, kandang jadi berantakan semua. Ia selalu ingin tahu. Kayu, tali, dikorek-korek. Lantai semen yang retak dibongkar.”

Beruang madu dikenal suka makan serangga, buah-buaha. Beruang madu tergolong pemakan segala (omnivora).

Beruang madu bisa ditemukan di Kalimantan dan Sumatera. Habitatnya terus menyusut seiring hutan hujan tropis berkurang. Status satwa ini dilindungi, dan IUCN memasukkan sebagai kelompok rentan.

“Kalau pola makan sudah bagus, gerakan sudah bagus, nanti Bolu kita masukkan di situ. Saat ini Aurel terlihat sangat aktif, tapi makan belum bagus. Inginnya kok baru itu-itu saja, seperti pepaya. Mungkin karena cuaca juga.”

Kandang yang sekarang ditempati Aurel bersebelahan dengan kandang kosong. Di antara keduanya ada lubang yang bisa dibuka tutup. Skenarionya, setelah Aurel tenang dan merasa nyaman di tempat baru, Bolu akan dimasukkan ke kandang sebelah.

“Perilakunya akan terus kita pantau. Bolu harus berkenalan dulu.”

Setelah menunjukkan tanda-tanda ketertarikan sekat akan dibuka hingga Bolu dan Aurel bisa saling mendekat.

Beberapa hari kemudian, kabar gembira pun datang.

“Sekarang sudah dicampurkan, sudah seminggu ini,” kata Nuraini dengan nada riang ketika dihubungi kembali oleh Mongabay menanyakan perkembangan terkini perjodohan Bolu dan Aurel.

“Belum ada laporan dari penjaga bahwa mereka kawin,” katanya lagi.

Namun kata Nuraini, perilaku keduanya tampak akrab.

“Sudah akur, tidak jothakan. Pertama dimasukkan Aurel heboh, sekarang sudah tenang. Nafsu makan juga bagus.”

 

Darah baru

Rusa Timor dari Bandung adalah rusa jantan. Jurug mengirim satu jantan dan dua betina.

“Yang di sini sedarah, jadi kita kirim keluar supaya bisa berkembang biak. Perkawinan sedarah tak bagus. Kita masukkan rusa Timor dari luar. Istilahnya fresh blood.”

Menurut Nuraini, beberapa satwa di Jurug masih jomblo, misal, dua kuda nil semua jantan. Harimau empat, jantan satu dan tiga betina. Selain itu elang juga banyak jomblo.

“Jurug berencana menukarkan harimau ini, kalau bisa jantan yang keluar. Kalau kuda nil ini eksotik, jadi susah mencarikan jodoh. Sudah mencari tapi belum menemukan yang pas.”

Untuk menjaga kesehatan, beruang madu lebih diperlakukan alami, misal, dijaga jangan sampai stres. Jika tak sakit, tidak perlu obat-obatan.

“Pemberian vitamin,  misal lebih untuk jenis aves. Saat cuaca ekstrem kita beri perhatian khusus. Kalau yang lain, kalau tidak benar-benar drop, kita tidak memberikannya.”

 

Harimau SUmatera di TSTJ Solo. Foto: Nuswantoro/ Mongabay Indonesia

 

Upaya Jurug

Agar satwa jomblo segera memperoleh pasangan, pengelola terus berupaya mencarikan ‘jodoh’ melalui kerja sama antara lain dengan Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI).

Seperti yang dituturkan Bimo, mereka beberapa waktu berselang menjajaki pertukaran satwa dengan kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.

“Di sana juga banyak yang surplus, kita akan coba inventarisasi untuk ditukarkan. Selain , itu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan lewat Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem juga membuat portal online. Untuk tukar menukar satwa jomblo. Jadi prosesnya akan cepat.”

Mekanismenya mirip lelang diikuti semua lembaga konservasi. Masing-masing lembaga konservasi punya akun untuk mengakses website.

“Nanti kita masukkan data ke sana, mana ,surplus mana minus yang perlu pasangan. Misal, merak di Jurug ada 13, jantan tujuh, jadi surplus satu. Mestinya kan berpasangan satu-satu. Nanti kita foto lalu kita tawarkan, fotonya upload di website. Lembaga konservasi yang tertarik tinggal memilih.”

Selanjutnya, BKSDA akan memeriksa dan membuat berita acara. Jika semua sesuai persyaratan administrasi dan satwa dalam keadaan sehat akan dikirim ke tujuan.

“Harimau Sumatera ada empat, semua satu keturunan. Septa yang jantan, lalu Septi, Vidi, Vini betina. Lalu ada Timai si kuda nil juga jantan, dari tiga Mei. Ada Agus kuda nil kerdil juga jantan.”

Beruang dan rusa Timor, koleksi satwa TSTJ juga bertambah dengan kedatangan singa betina dari Taman Rekreasi Margasatwa Seruling Mas Banjarnegara pada Kamis malam, 7 Juni. Seekor singa koleksi Jurug yang dimiliki sebelumnya telah mati karena tua. Kedatangan satwa ini menambah koleksi TSTJ jadi 344, dan 70 jenis.

 

Keterangan foto utama: Aurel, dalam proses perjodohan. Foto: Nuswantoro/ Mongabay Indonesia

Rusa koleksi TSTJ Solo. Foto: Nuswantoro/ Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version