Mongabay.co.id

Miris.. Membludaknya Sampah Saat Liburan

Setiap hari raya keagamaan di Indonesia, selalu dinantikan setiap orang. Tidak hanya orang-orang yang merayakan hari rayanya, tetapi juga orang-orang yang memanfaatkan momen liburan pada hari raya itu. Terutama pada masa hari raya Idul Fitri. Budaya bersilatuhrahmi terhadap orang tua dan sanak saudara di kampung halaman yang ada di Negara kepulauan ini, membuat jutaan masyarakat Indonesia, melakukan tradisi mudik di setiap tahunnya.

Tempat hiburan dan wisata di kampung halaman pun tak ketinggalan menjadi salah satu tujuan utama para pemudik bersama sanak keluarga dan handai taulan di kampung, untuk berwisata dan mempererat tali persaudaraan. Seperti salah satu pantai yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ini, pantai Goa Cemara.

Ribuan orang datang ke pantai ini setiap harinya di masa hari raya. Pantai yang mempunyai palung dan berombak besar ini, tak menyurutkan niat para pengunjung untuk bersenda gurau dengan keluarga dan menikmati keindahan pantai Goa Cemara. Membludaknya pengunjung ini tentu saja membawa keuntungan tersendiri bagi para masyarakat sekitar, yaitu dengan menjual makanan dan souvenir di sekitar pantai Goa Cemara ini.

baca : Foto : Sampah Plastik Di Lautan Indonesia

 

Wisatawan mengisi libur lebaran di Pantai Goa Cemara, Bantul, Yogyakarta. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Tetapi, di balik semua itu, ada yang patut sangat di sayangkan dengan datangnya para pengunjung musiman ini, yaitu sampah. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, ternyata dirasakan sangat kurang. Ibu Sumarmi, pengunjung asal klaten ini misalnya. Dia kedapatan membuang sampah plastik sembarangan di pantai, dan ketika ditanya kenapa dia tidak membuang sampah yang tersedia, tidak jauh dari tempatnya duduk, ibu Sumarmi berkilah bahwa nanti akan ada petugas yang membersihkannya. Terdengar sangat memprihatinkan.

Dan banyak sekali “Ibu Sumarmi” yang lainnya yang juga melakukan hal serupa. Padahal menurut Suranto, ketua II Kelompok Sadar Wisata ( PokDarWis ) Pantai Goa Cemara, “Tempat sampah sudah di sediakan dalam jumlah yang cukup untuk mengantisipasi membengkaknya jumlah sampah, yaitu ada di setiap sepuluh meter. Dan para anggota pokdarwis bersama tenaga kontrak yang diperbantukan dari dinas pariwisata pun membersihkan dan mengangkutnya setiap 2 jam sekali.“

baca : Lima Negara Kirim Sampah Non Organik ke Pantai Paloh

 

Wisatawan mengisi libur lebaran di Pantai Goa Cemara, Bantul, Yogyakarta. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Bahkan melalui pengeras suara, para petugas tak henti-hentinya menyerukan kepada para pengunjung pantai, untuk membuang sampah pada tempatnya. jumlah sampah yang dibersihkan pun, jumlahnya meningkat 3x lipat pada musim liburan. Kalau pada hari biasa, truk pengangkut sampah baru datang untuk mengangkut sampah ke tempat pembuangan terakhir, tetapi pada masa liburan, dalam dua hari saja truk sampah sudah harus datang untuk melakukan tugasnya. Dan itu pun sangat tidak cukup.

Sampah plastik terlihat bertebaran di sepanjang pantai. Kesadaran yang sangat minim akan sampah plastik ini, membuat keindahan pantai seakan tertutup dengan keberadaan sampah plastik ini. Mongabay pun, bahkan melihat beberapa tong sampah yang kosong, sementara di sekitarnya bertebaran sampah plastik.

baca : Darurat: Penanganan Sampah Plastik di Laut

 

Sampah berserakan di sepanjang Pantai Goa Cemara, Bantul, Yogyakarta seiring dengan membludaknya wisatawan saat libur lebaran. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

150 tahun silam, dunia manusia meniptakan materi yang ringan, kuat dan murah, yaitu plastik. Dan materi itu, dalam perkembangannya, kini memang banyak membantu kehidupan manusia di berbagai hal, seperti pada alat kedokteran, transportasi, dan masih banyak hal yang lainnya.

Tetapi kemudian, semakin kesini, lebih dari 40 persen diantaranya, hanya digunakan satu kali, dan itu pun rata-rata hanya berguna selama 15 menit saja, lalu dibuang (sumber : Majalah National Geography edisi Juni 2018 ). Dan yang lebih memprihatinkan lagi, plastik ini baru bisa terurai selama kurang lebih 500 tahun.

baca : Ternyata Sampah Plastik Laut Berasal dari Industri Pesisir Pantai. Benarkah?

 

Sampah yang dibawa oleh wisatawan di Pantai Goa Cemara, Bantul, Yogyakarta, saat libur lebaran kemarin. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Untuk meminimalisir dampaknya, tentu saja dengan metode daur ulang. Dan itupun hanya limbah yang terangkut ke tempat daur ulang. Sisanya masih tersebar di seantero bumi kita tercinta ini. Limbah plastik pun telah mengotori dan merambah lautan bumi. Tidak kurang 8 juta ton tiba di lautan setiap tahunnya. Mungkn jika plastik sudah ada sejak jaman VOC Belanda datang ke bumi nusantara hampir 400 tahun yang lalu, sampah-sampah plastiknya, pasti masih bisa kita temukan di jaman sekarang.

Memang perlu dilakukan program pendidikan dari semua yang terkait, termasuk dalam keluarga, untuk menanamkan pentingnya kesadaran akan kebersihan bumi tercinta ini dari sampah terutama yang berjenis plastik, sedini mungkin. Ini untuk mencegah terciptanya “ibu Sumarmi-ibu Sumarmi” baru, yang mungkin tidak ter edukasi dengan baik di dalam keluarganya tentang bahayanya sampah plastik.

 

Tong sampah yang penuh dengan sampah yang masih berserakan di sekelilingnya di Pantai Goa Cemara, Bantul, Yogyakarta. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Melestarikan warisan budaya nenek moyang seperi bersilatuhrahmi dengan keluarga itu memang harus dilakukan, dan berlibur untuk melepas penat dalam bekerja juga penting untuk mencegah stress, tetapi dengan tegas kita katakan tidak pada sampah plastik. Dan liburan memang telah usai, para pemudik pun telah kembali ke ibu kota dan bekerja seperti biasa, tetapi sampah plastik tetap tertinggal dan menjadi bahaya yang mengintai selama 500 tahun ke depan.

 

Exit mobile version