Mongabay.co.id

Dampak Gempa 6,4 SR di Lombok: 16 Meninggal dan Ratusan Pendaki Rinjani Terjebak

Belasan warga meninggal, ratusan luka-luka, dan sebagian pendaki Gunung Rinjani terjebak longsoran saat mendaki. Evakuasi warga dan wisatawan pendaki gunung masih berlangsung.

Pasca gempabumi dengan kekuatan 6,4 SR mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB masih diikuti dengan gempa susulan. Hingga Minggu pukul 14.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 124 kali gempa susulan. Gempanya dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami.

BMKG Wilayah III Bali juga melaporkan sejumlah gempa susulan pada Senin pagi. Di antaranya berkekuatan Mag:3.6 SR, pukul 06:35:03 WIB, Lok:8.75 LS,116.41 BT (15 km Tenggara Lombok Tengah-NTB), kedalaman 10 km.

Data dari BNPB  tercatat 16 orang meninggal dunia, 355  jiwa luka-luka, 5.141 jiwa mengungsi dan ribuan unit rumah rusak. Dampak terparah dari gempa terdapat di Kabupaten Lombok Timur.

Lombok Timur paling dekat dengan titik gempa kekuatan 6.4 SR pada pukul 05:47:39 WIB, Lintang 8.26 LS, Bujur 116.55 BT, dan kedalaman 10 km lokasi Sumbawa ini. Titik gempa ini sekitar 28 km Barat Laut Lombok Timur, 32 km Timur Laut Lombok Utara, 57 km Timur Laut Lombok Tengah, 61 km Timur Laut Mataram, dan 1105 km Tenggara Jakarta.

 

Helikopter membawa bantuan logistik untuk ratusan pendaki Gunung Rinjani, NTB, yang sedang dievakuasi turun karena sebagian jalur tertutup longsor. Foto: akun twitter @TNRinjani pada Senin (30/7).

 

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaran pers menyebut di Kabupaten Lombok Timur terdapat 11 orang meninggal dunia yaitu Isma Wida/P/30 thn warga negara Malaysia, Ina Marah/P/60 thn, Ina Rumenah/P/58 thn, Aditatul Aini/P/27 thn, Herniwati/P/30 thn, Ina Hikmah/P/60 thn, Fatin/P/80 thn, Egi/L/17 thn, Wisnu/L/8 thn, Hajratul/P/8 thn dan Siti Nur Lesmanida Ismail/P/30 thn asal Malaysia. Sebanyak 343 korban dengan 223 orang luka berat dan 120 orang luka. Pengungsi sebanyak 2.663 jiwa. Kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit rumah baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Pendataan masih dilakukan.

Di Kabupaten Lombok Utara terdapat 4 orang meninggal dunia yaitu Juniarto/L/8 thn, Rusdin/L/34 thn, Sandi/L/20 thn, dan Natrinep/P/13 thn. Sebanyak 38 jiwa luka berat yaitu 12 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, 15 orang di Postu Sambikelen, 1 orang di RSUD Tanjung, dan 10 orang di Puskesmas Anyar. Data sementara kerusakan rumah terdapat 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang dan 148 unit rusak ringan. Sebanyak 6.237 KK terdampak gempa.

Beberapa laporan kerusakan rumah juga terdapat di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kota Mataram. Pendataan masih dilakukan oleh BPBD.

 

Sumber : BNPB

 

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, tandu, peralatan kesehatan, sarana untuk anak-anak, dan makanan siap saji. BPBD dan beberapa instansi lain telah menyalurkan bantuan permakanan, air mineral, tenda pengungsi, makanan lauk pauk, makanan tambahan gizi dan lainnya. Mobilisasi peralatan dan logistik terus dilakukan

Secara umum infrastruktur seperti komunikasi, jalan, listrik dan lainnya masih baik. Kementerian Komunikasi dan Informatika melaporkan kondisi layanan telekomunikasi di kawasan terdampak khususnya di Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Bayan, operator Telkomsel dan XL Axiata melaporkan layanan komunikasi seluler tetap dapat digunakan. Sementara jaringan Indosat dan H3I tidak dapat digunakan akibat padamnya aliran listrik. PLN masih melakukan perbaikan.

Laporan Kepala Pelaksana BPBD NTB H. Mohammad Rum menyebutkan upaya saat ini adalah mobilisasi peralatan dan menyalurkan logistik di wilayah terdampak. Kemudian mengirim Tim Kaji Cepat untuk memperkuat Posko Penanganan Bencana Gempa dalam penanganan luka-luka dan meninggal dunia.

I Komang Kusumaedi dari Pusdalops BPBD Bali melaporkan kerusakan dilaporkan warga di Kabupaten Karangasem, daerah terdekat dengan Lombok. Berupa tempat ibadah atau pura milik Dadya Jro Nengah Sedaan Berata Banjar Dinas Biaslantang kelod di Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang. Kerugian material sekitar Rp15 juta. Di wilayah Desa Bunutan beberapa villa mengalami kerusakan. Tim dari Bali sudah berangkat ke NTB membawa bantuan logistik BNPB yang ada di Pos Komando Gunung Agung Tanah Ampo. Logistik BNPB yang dibawa berupa selimut 1.500 dan matras 1.000 buah.

 

Presiden Jokowi berdialog dengan para pengungsi korban gempa Lombok, di Lombok Timur, NTB,pada Senin (30/7) siang. Foto: Setpres/Setkab/Mongabay Indonesia

 

Sedangkan Presiden Joko Widodo yang melakukan kunjungan kerja di NTB pada Minggu (29/7/2018) sore memerintahkan memerintahkan jajarannya seperti Kepala BNPB, Menteri Sosial, Menteri PU PR dan Panglima TNI untuk bergerak membantu masyarakat.

Pada Senin (30/7/2018) pagi Presiden juga mengunjungi langsung lokasi terdampak gempa dan masyarakat di posko pengungsian di Desa Madayin, Sambelia, Lombok Timur. Kepada korban yang rumahnya roboh akibat gempa tersebut, Presiden Jokowi menginstruksikan agar segera diberikan uang, sehingga mereka bisa membangun rumahnya kembali.

“Nanti akan dibantu per rumah kira-kira lima puluhan juta, dan akan segera ditindaklanjuti oleh Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), disupervisi oleh Kementerian PUPR, dan diawasi juga oleh Pak Gubernur, Pak Bupati,” ujar Presiden seperti dikutip dari laman Setkab.

 

Evakuasi pendaki

Evakuasi pendaki yang berada di Gunung Rinjani masih dilakukan oleh petugas. Berdasarkan data dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) dikutip dari Humas BNPB, jumlah pendaki ke Gunung Rinjani tercatat 826 jiwa, baik wisatawan asing dan nusantara. Laporan dari BTNGR Resor Senaru sebanyak 115 orang wisatawan asing sudah turun di Senaru Kabupaten Lombok Utara pada Minggu. Proses evakuasi pendaki masih dilakukan oleh petugas BTNGR, Kantor SAR Mataram, Brimob Polri NTB dan relawan.

Mongabay Indonesia mengonfirmasi ke pihak pengelola TNGR dan pada Senin siang disebutkan sekitar 400 orang sedang dipandu untuk turun ke pintu Sembalun karena pintu Senaru tak bisa difungsikan. “Tak layak didaki, banyak longsoran menutup jalan,” sebut Rio Wibawanto, Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah II TNGR Lombok Timur.

Sebelumnya sudah tercatat 109 orang pendaki turun termasuk 36 warga asing, 6 lokal, pemandu 4 orang, dan porter 63 orang. Saat gempa terjadi diperkirakan lebih dari 800 orang sedang mendaki. Data ini didapatkan dari dua pos pintu masuk, Sembalun dan Senaru. Pendaki paling banyak melalui Sembalun, rata-rata tiap hari disebutkan 400 orang. Rata-rata waktu tercepat pendakian adalah 2 hari, namun dari data pengunjung mereka melakukan perjalanan bisa sampai 5 hari.

 

 

Sementara jenazah satu orang pendaki yang meninggal, Muhammad Ainul warga Makassar, Sulawesi Selatan disebutkan sedang dievakuasi turun. “Menurut temannya kena batu di kepala saat di area danau Segara Anak,” jelas Rio. Ia naik gunung pada 27 Juli dan saat gempa sedang di area jembatan danau.

Sedangkan satu jenazah bernama Siti Nur Lesmawida Ismail (30) asal Malaysia meninggal tertimpa reruntuhan bangunan. Almarhumah mendaki bersama rombongannya dari relawan Majelis Belia Malaysia (MBM) berjumlah 18 orang.

Pendaki yang terluka belum terdata namun sudah disiapkan pelayanan kesehatan. Para pendaki yang terjebak disebut paling banyak sedang berada di area danau Segara Anak yang dikelilingi bebukitan. Dalam kaldera gunung berapi Rinjani ini ada gunung baru yakni Baru Jari.

BNPB melaporkan Tim Evakuasi Gabungan  berjumlah 184 orang yang terdiri dari 10 staf  TNGR, 120 anggota personil TNI di antaranya 100 anggota kopassus, 3 personil Sabhara dan 10 anggota Brimob dari Polri, 15 anggota Basarnas, 6 tenaga medis yang terdiri 1 orang dokter dan 5 orang perawat, dan 20 anggota relawan. Pada Senin pukul 07.00 WITA berangkat melalui jalur Sembalun untuk melakukan evakuasi dan membawa logistik bagi para wisatawan yang masih berada di dalam kawasan Gunung Rinjani.

Sampai jam 01.54 WITA jumlah pengunjung yang diperkirakan naik sesuai daftar pengunjung sebanyak 820 orang, dengan rincian 448 orang mendaki pada 27 Juli 2018 dan sebanyak 372 orang pada 28 Juli 2018. Jumlah wisatawan yang naik masih bisa bertambah dengan jumlah porter, guide dan tamu yang berangkat naik pada 25-26 Juli. Untuk pengunjung yang sudah terdaftar turun hingga Minggu pukul 23.30 sebanyak 680 orang yang terdiri 358 wisatawan mancanegara dan 166 wisatawan lokal. Demi keamanan pendakian Gunung Rinjani di tutup mulai tanggal 29 Juli 2018 sampai waktu yang belum ditentukan.

 

Exit mobile version