Mongabay.co.id

Setelah Beku Selama 40 Ribu Tahun, Cacing dari Zaman Es ini Hidup kembali

Pernah kita membayangkan tubuh kita  dibekukan selama ratusan tahun lamanya atau bahkan hingga puluhan ribu tahun untuk kemudian dihidupkan lagi di masa depan?

Siapa sangka, hal ini benar terjadi, meski tidak pada manusia. Para peneliti asal Rusia bekerja sama dengan Princeton University ‘tanpa sengaja’ menghidupkan kembali makhluk hidup yang telah membeku selama 40 ribu tahun di daratan Siberia belum lama ini.

Daratan Siberia memiliki proses pelestarian alam yang mampu membekukan sisa-sisa kehidupan dari periode Pleitosen sekitar 2,6 juta hingga 12 juta tahun lalu.

Para peneliti tersebut mencairkan sampel sedimen yang telah membeku selama 32 hingga 42 ribu tahun, dan tak menyangka ada nematoda hidup di dalamnya.  Dua ekor cacing kuno itu beku secara alami di lapisan pemafrost (lapisan yang membeku abadi di bawah tanah).  Kedua cacing tersebut kini menjadi makhluk hidup tertua di dunia.

Para peneliti menemukan dua cacing ini setelah mengumpulkan dan menganalisis lebih dari 300 sampel endapan permafrost. Satu sampel cacing dari genus Panagrolaimus ditemukan di  liang tupai kuno di Duvanny Yar. Cacing ini berumur sekitar 32 ribu tahun. Sampel kedua yang cacing dari genus Plectus ditemukan di lapisan permafrost dekat Sungai Alazeya. Cacing kedua ini berumur sekitar 41.700 tahun.

baca : “Gerbang ke Dunia Lain” di Siberia Ini Memberi Informasi Perubahan Iklim

 

Seekor cacing nematoda yang mirip seperti cacing yang ditemukan di daratan beku (permafrost) di Siberia. Digambar tahun. Sumber : Wellcome Collection/CC BY 4.0/newatlas.com

 

Kedua sampel tersebut kemudian disimpan di penyimpanan bersuhu minus 20 derajat selama beberapa minggu sebelum perlahan-lahan dicairkan dengan suhu cukup hangat untuk mengeluarkan mereka, hingga akhirnya hidup bergerak kembali  dan memakan bakteri Escherichia coli yang disediakan oleh peneliti sebagai makanannya.

Cacing gelang memang dikenal sebagai makhluk kuat. Mereka pernah hidup kembali dari sampel herbarium berusia 39 tahun. Namun dua cacing purba itu jauh lebih tua dan dalam kondisi beku yang sangat lama.

Para peneliti mengatakan, mempelajari lebih banyak tentang mekanisme biokimia yang digunakan nematoda untuk bertahan dalam es dan kerusakan oksidasi selama ribuan tahun, dapat memberikan jalan ke teknologi kriopreservasi yang lebih baik.

“Data kami menunjukkan kemampuan organisme multiseluler untuk bertahan hidup dalam jangka panjang  (puluhan ribu tahun) di bawah kondisi pengawetan alami,” ujar peneliti seperti dikutip News Atlas.

“Jelas bahwa kemampuan nematoda Pleitosen ini memiliki beberapa mekanisme adaptif yang dapat dimanfaatkan sebagai penelitian ilmiah dan praktis di bidang cryomedicine, cryobiology dan astrobilogy.”

baca juga : Beberapa Fakta Mengejutkan tentang Unicorn Siberia

 

Cacing nematoda beku dari daratan beku (permafrost) di Siberia. Sumber : Doklady Biological Sciences/Pleiades Publishing/newatlas.com

 

Proses cryobiosis ini memang bekerja bagi organisme uniseluler seperti amuba, bakteri, dan bibit tanaman tertentu. Akan tetapi, hidupnya dua ekor cacing purba ini menandai pertama kalinya organisme multiseluler  bisa dihidupkan kembali.

Beberapa astronom meyakini bahwa organisme dapat dipindahkan antar planet dengan menggunakan metode dibekukan sementara selama perjalanan mereka melalui luar angkasa. Ini sekaligus melengkapi teori tentang bagaimana kehidupan menyebar ke seluruh alam semesta.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Doklady Biological Sciences.

 

sumber : slashgear.com, newatlas.com, atlasobscura.com, dan xinhuanet.com

 

Exit mobile version