Mongabay.co.id

Jakabaring Palembang yang Bersih dan Berenergi Harus Kita Jaga

 

Dibandingkan penyelenggaraan SEA Games di Palembang beberapa tahun lalu, kebersihan tampak lebih terjaga selama tiga hari penyelenggaraan Asian Games ke-18 di kompleks olahraga Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan.

Berdasarkan pantauan, sulit sekali menemukan sampah yang berserak di jalan, lapangan, bangku, dan lokasi lainnya. Semua sampah terkumpul di bak-bak sampah yang tersedia. Bahkan, sulit sekali melihat pengunjung duduk atau berjalan sambil merokok, terutama di sekitar maupun di dalam venue pertandingan.

Kesan jorok tetap terlihat dari perilaku penonton Indonesia. Misalnya, membuang tisu sembarangan di bawah bangku penonton voli pantai. Banyak ditemukan juga buangan tisu yang digunakan penonton untuk mengelap keringat karena udara yang cukup terik.

“Lingkungannya bersih, seperti kita berada di luar negeri. Seperti di Singapura saja,” kata Sri Muryati, warga Palembang, yang menonton pertandingan voli pantai bersama dua anaknya, Senin (20/8/2018).

Baca: Asian Games 2018 di Palembang, Transportasi Bersumber Energi Bersih Digunakan

 

Usai pertandingan sepak bola putri di Jakabaring, kondisi bangku penonton tampak bersih dari sampah. Foto: Nopri Ismi

“Semoga kondisi ini terus bertahan. Bukan hanya selama penyelenggaraan Asian Games 2018, tapi seterusnya di kompleks olahraga ini. Kondisi ini jauh berbeda saat penyelenggaraan SEA Games 2011, masih banyak sampah bertebaran di jalan atau orang merokok sambil jalan, meski sudah dilarang,” ujarnya.

“Para petugas kebersihan tampak lebih aktif selama Asian Games ini. Selain mereka memantau perilaku penonton, juga lincah membersihkan sampah, terutama usai pertandingan,” kata Duddy, warga Palembang, yang menyaksikan pertandingan sepak bola putri antara Indonesia versus China Taipei, Minggu (19/8/2018) malam.

Baca juga: Asian Games 2018 Dimulai, Titik Api Masih Terpantau di Sumatera Selatan

 

Botol plastik air mineral kosong, masih terlihat di dalam stadiun dan belum dibuang ke bak sampah, Minggu (19/8/2018). Foto: Nopri Ismi

 

Persoalan sampah menjadi kecemasan panitia maupun pemerintah Indonesia selama penyelenggaraan Asian Games ke-18, baik di DKI Jakarta maupun Palembang. Sebab perilaku “jorok” atau tidak peduli dengan sampah sudah menjadi ciri negatif masyarakat Indonesia. Selain juga, persoalan kebakaran hutan dan lahan yang sewaktu-waktu dapat menghentikan penyelenggaraan Asian Games karena adanya kabut asap.

Terkait sampah ini, KLHK menyebarkan kampanye atau sosialisasi tentang supporter Asian Games ramah lingkungan melalui media sosial. Himbauannya antara lain kurangi sampah plastik baik dari minuman kemasan maupun makanan, bawa tempat makanan sendiri yang bisa digunakan berulang kali, serta bijak menempatkan sampah kemasan agar tidak buang sembarangan.

 

 

Anak Sungai Musi masih kotor

Bagaimana kondisi wilayah di luar Jakabaring? Tampaknya kesan jorok tetap terlihat, terutama di anak-anak Sungai Musi. Himbauan maupun aksi kebersihan yang dilakukan pemerintah maupun organisasi masyarakat sipil tidak memberikan dampak signifikan terhadap perilaku warga Palembang. Mereka tetap memperlakukan sungai sebagai wilayah bebas untuk membuang sampah.

Anak-anak Sungai Musi yang terlihat masih dipenuhi sampah, umumnya dekat pasar atau perkampungan padat. Sungai Sekanak yang beberapa waktu lalu dicat warna-warni oleh Pemerintah Palembang juga tak lepas jadi lokasi pembuangan sampah oleh warga, khususnya plastik. Kondisi ini terlihat pada hampir semua permukiman padat di sepanjang Sungai Musi.

Sejumlah pinggiran atau marka jalan juga tak lepas dari lokasi pembuangan sampah. Perilaku ini dikarenakan tidak ada bak sampah, atau bak sampah yang terlalu jauh dari pemukiman warga. Hal ini terlihat di kawasan Kertapati Palembang.

 

 

 

Dr. Yenrizal Tarmizi, pakar komunikasi lingkungan dari UIN Raden Fatah Palembang mengatakan, penyelenggaraan Asian Games ini merupakan kesempatan warga Palembang untuk belajar hidup sehat: bersih dan bebas polusi.

“Media massa harus mendorong isu kebersihan ini, terkait sampah maupun polusi udara. Media massa menjadi pemantau sehingga atlet maupun warga Sumatera Selatan berperilaku sehat, membuktikan diri kita ke dunia, kita senang hidup sehat,” ujarnya dalam diskusi jurnalis, pekan lalu.

“Selain itu, foto atau tampilkan gambar mereka yang buang sampah sembarangan. Publikasikan. Tidak melanggar HAM mempublikasikan hal seperti itu, sebab tindakan mereka yang mengganggu hak hidup sehat orang lain. Dampaknya, mungkin akan banyak orang menjadi takut dan malu,” tuturnya.

 

Untuk sebagian warga Palembang anak Sungai Musi berfungsi sebagai bak sampah. Mereka membuang segala sampah, seperti Sungai Aur ini. Foto: Nopri Ismi

 

 

Exit mobile version