Mongabay.co.id

Puluhan Hektar Taman Nasional Bromo Tengger Terbakar

Petugas berusaha memadamkan api yang terus meluas di Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

 

Padang sabana dan hutan lindung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terlalap api. Tak kurang, 30 hektar terbakar terdiri dari 80% padang sabana dan 20% cemara gunung (Casuarina junghuniana) dan akasia (Acacia denticulosa).

Kebakaran terjadi sejak Sabtu (1/9/18) dengan awal titik api di Blok Plentongan Resor PTN Tengger Laut Pasir, pukul  9.45. Lokasi kebakaran secara administrasi di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur.

Pelahan, kebakaran meluas dan mendekati Blok Jemplang, Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang. Jemplang merupakan pintu masuk wisata Gunung Bromo melalui jalur Malang.  Tak pelak, jalur wisata ke Gunung Bromo melalui Malang sempat ditutup selama pemadaman berlangsung.

“Awalnya,  terpantau delapan titik api, kemudian bertambah sampai 274 titik,” kata Jhon Kennedie,  Kepala Balai Besar TNBTS.

Petugas Balai Besar TNBTS memadamkan api dengan peralatan sederhana. Mobil patroli pun dimodifikasi untuk mengangkut air guna mencegah kebakaran hutan tak makin meluas.

Bersyukur, bantuan mobil pemadam kebakaran berkapasitas 4.000 liter datang. Hari pertama petugas gagal memadamkan api, karena angin kencang hingga meluas sampai Gunung Watangan dan Jemplang.

Petugas berusaha mencegah kebakaran tak meluas ke zona inti (hutan primer) Coba Trisula. Ia jadi habitat macan tutul (Panthera pardus) dan elang Jawa (Nisaetus bartelsi). “Macan tutul dan elang berkembangbiak di sana. Sempat tertangkap camera trap,” katanya.

Kawasan ini jadi obyek wisata minat khusus wisatawan mancanegara. Mereka mengawasi perilaku satwa di alam. Ia disediakan menara khusus untuk pengamatan satwa termasuk mengamati aneka burung.

 

Api berkobar melalap pasang sabana di TNBTS. Foto: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru/ Mongabay Indonesia

 

Kennedie menduga,  kebakaran karena ulah masyarakat sekitar yang membuat api unggun. Lokasi kebakaran itu, katanya, biasa jadi jalur warga mengambil kayu bakar, mencari tanaman obat bahkan berburu burung. “Lokasi di bawah, bukan obyek wisata. Pelaku bukan wisatawan,” katanya.

Kemungkinan, katanya, warga bergerak malam hari. Mereka membuat perapian dari ranting pohon untuk mengusir hawa dingin. Namun, api membesar dan pagi merembet ke padang sabana.

Untuk mencegah kebakaran, Balai Besar TNBTS melibatkan tokoh masyarakat untuk mengingatkan warga tak membuat api unggun.

Petugas juga memasang sejumlah spanduk dan papan larangan membuat api unggun.

Dia bilang, pembuat perapian, merupakan tindak kejahatan dan bisa kena pidana. Balai Besar TNBTS bekerjasama dengan Polres Malang tengah memburu pelaku. “Agar tidak terulang lagi. Harus diproses hukum.”

Api bahkan sempat meluas sampai ke sabana Bukit Teletabies atau Kaki Jenggot. Walapun sempat terkendali, percikan api kembali membakar padang sabana karena tersambar angin kencang. Kebakaran menyebar sampai ke Bukit Bantengan.

Medan sulit dengan kecuraman antara 45-60 derajat jadi hambatan tersendiri dalam proses pemadaman api. Api berhasil ‘jinak’ Senin, (3/9/18). Proses pemadaman melibatkan 320 personil dari petugas Balai Besar TNBTS, polisi, TNI, Tagana, PMI, mahasiswa pecinta alam dan masyarakat.

Puluhan petugas dikerahkan memadamkan api. Ada juga patroli memantau dan mencegah kebakaran makin meluas.

 

Petugas menyiapkan peralatan untuk memadamkan kebakaran di TNBTS. Foto: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru/ Mongabay Indonesia

 

Ganggu satwa

Rosek Nursahid,  Ketua Protection of Forest & Fauna (ProFauna), khawatir dampak ekologi kebakaran padang sabana dan hutan. Kebakaran, katanya, bikin suhu meningkat dan asap yang berdampak langsung terhadap satwa liar. Kawasan TNBTS, terutama di luar lokasi kebakaran merupakan habitat lutung Jawa (Trachypithecus auratus), kijang  (Muntiacus muntjak), macan tutul dan elang Jawa.

Terlebih, katanya, macan tutul. Satwa ini, sangat sensitif. Kalau kebakaran tak teratasi segera, macam tutul bisa keluar kawasan dan muncul konflik dengan manusia. Apalagi habitat mereka makin menyempit karena makin luas kawasan untuk keperluan wisata.

“Sejauh ini belum terlihat dampak serius, tim Profauna secara periodik mengamati di lokasi.”

Selain itu, wilayah jelajah berbagai jenis burung akan terganggu. Asap ganggu pernafasan dan jelajah satwa. Meskipun, katanya,  tak banyak jenis burung hidup di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun, ada sejumlah jenis burung yang spesifik hidup di dataran tinggi.

Komisaris Polisi Yhogi Hadi Setiawan, Wakil Kapolres Malang memimpin anggota polisi turut memadamkan api. Medan terjal, katanya, jadi kendala tersendiri hingga sulit menguasai api yang membakar padang sabana dan hutan lindung. Apalagi seresah, rumput dan dedaunan setebal 80 centimeter jadi bahan bakar yang efektif.

“Api makin meluas, sulit memadamkan. Angin juga kencang,” katanya.

Dia juga memerintahkan,  Kepala Satuan Reserse Kriminal untuk menangani perkara kebakaran hutan. Untuk memberi efek jera, lantaran kebakaran hutan mengancam jiwa dan merusak hutan lindung.

Sarmin,  Kepala Seksi Pengelolaan Wisata Wilayah Lautan Pasir Balai Besar TNBTS, mengatakan, wisata ke Gunung Bromo tetap dibuka untuk umum. Hanya pintu masuk dari Jemplang, Malang,  ditutup selama dua hari.

Akses wisata ke Gunung Bromo,  tetap terbuka terutama melalui jalur pintu masuk Cemoro Lawang (Probolinggo), Ranu Pani (Lumajang) dan Wonokitri (Pasuruan).

Wisatawan dari Malang beralih melalui Pasuruan. Kini, disiagakan petugas mengawasi wisatawan agar tak terjebak di lokasi kebakaran.

“Demi keamanan wisatawan, termasuk bahaya sesak nafas karena kabut asap,” katanya.

Kawasan padang sabana dan Bukit Teletubies merupakan salah satu kawasan tujuan wisata Gunung Bromo. Wisatawan biasa berfoto dengan latar belakang padang sabana nan hijau membentang di Perbukitan Teletubies.

 

Keterangan foto utama:  Petugas berusaha memadamkan api yang terus meluas di Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru.   Foto: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru/ Mongabay Indonesia

 

Bukit Teletubbies terbakar di Gunung Bromo. Padang savana Taman Nasional G.Bromo terbakar sejak 1/9/2018 – 3/9/2018. Api menjalar ke Bukit Teletubbies. Kondisi rumput kering, angin kencang & berbukit menyebabkan api sulit dipadamkan. BPBD dan relawan terus memadamkan. Foto dari twitter Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Tim gabungan memadamkan api yang menjalan melalap puluhan hektar padang sabana dan hutan lindung.  Foto: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru/ Mongabay Indonesia

 

 

Exit mobile version