Mongabay.co.id

Inilah 4 Jenis Badak Purba yang Pernah Hidup di Bumi

 

Badak yang kita kenal saat ini memiliki leluhur menakjubkan. Sekitar 50 juta tahun silam, puluhan jenis badak menjelajahi penjuru Bumi. Ada yang ukurannya setinggi 5 meter dan ada juga badak yang memiliki cula besar.

Mongabay Indonesia telah mengumpulkan 4 jenis badak prasejarah yang patut Anda ketahui sebagaimana dilansir dari Earth Touch dan sumber lainnya.

 

Paraceratherium. Sumber foto: Neil Kelley/Flickr via Earth Touch

 

Paraceratherium

Sekilas, satwa berperawakan tinggi ini tak terlihat seperti badak, karena tidak ada cula. Paraceratherium adalah genus badak raksasa yang hidup semasa Zaman Oligosen (sekitar 34-23 juta tahun silam), yang menjadi satu dari beberapa mamalia darat terbesar yang pernah hidup di dunia.

 

Gambaran ukuran tubuh Paraceratherium. Sumber: Encyclopedia Britannica

 

Meski ‘tak mirip’ badak yang kita kenal, Paraceratherium masuk dalam superfamily badak, yakni Rhinocerotoidea, yang didalamnya termasuk badak-badak masa kini. Para ilmuwan percaya, badak ini mempunyai tinggi 4.8 – 5 meter dengan berat 20 ton, atau 5 kali berat gajah afrika masa kini.

 

 

Elasmotherium. Sketsa gambar: Dmitry Bogdanov via Earth Touch

 

Elasmotherium

Elasmotherium adalah badak prasejarah dengan ukuran tinggi sekitar tiga meter. Meskipun tak sebesar Paraceratherium, Elasmotherium punya fitur menonjol yakni cula panjang.

Para ahli memperkirakan, panjang cula Elasmotherium mencapai 1,5 – 2 meter. Tidak seperti anggota keluarga badak lainnya, Elasmotherium memiliki kaki cukup panjang, yang memungkinkannya berlari seperti kuda.

 

 

 

Wolly rhinoceros. Sumber: Encyclopedia Britannica

 

Woolly   rhinoceros

Badak berbulu ini hidup semasa Zaman Pleistosen (sekitar 2,5 juta tahun hingga 11.700 tahun lalu). Ukuran dan beratnya diperkirakan sama dengan badak putih moderen. Jenis ini menjelajah Bumi selama Zaman Es terakhir di Asia utara dan Eropa, dengan mantel bulu tebal dan panjangnya yang sangat berguna untuk menahan hawa dingin.

 

Bayi badak berbulu bernama Sasha yang ditemukan di Siberia. Foto: Yakutian Academy of Sciences via Live Science

 

Baru-baru ini, bayi badak berbulu dari spesies ini yang dijuluki “Sasha” ditemukan di Sungai Semyulyakh di Siberia. Di era moderen, kerabat terdekat badak berbulu ini adalah badak sumatera.

 

 

Teleoceras. Sketsa: Robert Bruce Horsfall/Wikipedia/Public Domain/

 

Teleoceras

Dengan tubuh bungkuk dan kaki pendek, badak ini tidak benar-benar berukuran besar. Sekilas, lebih mirip seekor kuda nil, bahkan memiliki gigi yang mirip kuda nil. Karena kesamaan ini, para ilmuwan, lama mempercayai Teleoceras adalah semi-akuatik yang menghabiskan hari-harinya berkubang di danau dan sungai. Akan tetapi, berbagai penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa setidaknya beberapa dari mereka lebih suka merumput di darat.

 

Perbandingan Teleoceras dengan ukuran tubuh manusia. Sumber: prehistoric-fauna.com

 

Kaki pendek ini memungkinkannya makan rumput dengan lebih leluasa, sementara badak besar lainnya mencari tanaman yang lebih tinggi. Di masa lalu, badak ini  berkeliaran di sekitar Amerika Utara dan barat daya Prancis sekitar 17-4,5 juta tahun silam.

 

 

Exit mobile version