Mongabay.co.id

Tongkang Batubara Parkir di Karimunjawa Rusak Terumbu Karang

Terumbu karang dan biota di laut Karimunjawa. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

 

Kala ikut ekspedisi Kapal Greenpeace, Rainbow Warrior, menuju Taman Nasional Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Mei lalu, kami tiba di pulau-pulau indah. Pemandangan indah terganggu kala kapal tongkang batubara parkir di wilayah konservasi itu.

Dari pantauan radio di kapal, percakapan pengangkut tongkang bersahutan.

“Kembali ke Banjarmasin, wur,” kata seorang pelaut, dari radio.

“Kami ke Cirebon lur. Dilanjut,” saut pelaut lain.

Hari pertama Rainbow Warrior di Karimun Jawa, langsung mengusir tongkang batubara parkir di Karimunjawa, tanpa izin.

Kedatangan para aktivis Greenpeace bukan tanpa alasan. Dari penelitian mereka, menemukan, terumbu karang rusak karena tongkang-tongkang parkir sembarangan. Hari itu pula, satu tugboat dan tongkang batubara diusir.

Pada hari kedua, tim menyelam dan snorkling memantau kondisi biota laut. “Kerapatan karang masih bagus. Lebih bagus dibanding terumbu karang di Raja Ampat,” kata Luiz, kru Rainbow Warrior, juga penyelam.

Pegiat konservasi dan wisata di Karimunjawa, sempat iri, ketika terjadi kerusakan terumbu karang di Raja Ampat. Semua media menyorot ke sana, padahal kerusakan juga terjadi di Utara Jawa Tengah, bahkan minim kepedulian dan tak ada respon aparat berwenang.

Yarhannudin akrab disapa Ambon, pegiat wisata konservasi di Pulau Kemojan, Karimunjawa, bersama pegiat wisata dan nelayan berupaya menyelamatkan terumbu karang.

Mereka melapor ke pihak berwenang soal tongkang parkir dan bermanuver rusak karang sejak dua tahun lalu tetapi tak ada respon. Rehabilitasi karang juga mereka dilakukan.

Ambon bilang, kerusakan terumbu karang sudah mengkhawatirkan karena terjadi di banyak titik, bahkan banyak mati. Ketika dia kecil, terumbu karang beragam. Kini jauh berkurang.

Dia tak begitu paham jenis atau nama terumbu karang secara ilmiah. Yang dia tahu, ada sejenis beruas-tuas, putih-hitam, tak pernah terlihat lagi.

 

Karang seperti kelopak bunga di bawah laut TN Karimunjawa. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

Menurut Ambon, ada beberapa penyebab terumbu karang rusak, antara lain, penggunaan potas dan cantrang oleh nelayan setempat, coral bleaching, dan kapal tongkang. Kapal tongkang batubara, dia nilai memberikan dampak terparah.

Di Pulau Indonor, ada dua tongkang kembar, satu seperti rusak mesin. Terbawa angin, naik ke terumbu karang dan evakuasi, ditarik di atas terumbu karang. Terus, di Pulau Merica, juga rusak. Terbaru, di Gosong Saloka.

Padahal, katanya, kalau aturan hukum kapal tongkang tak boleh memasuki taman nasional. “Jalur lalu lintas tongkang tidak melewati Karimunjawa.”

Hingga kini, dia masih sering menemukan tongkang batubara terparkir di taman nasional. Jumlah tak hanya satu atau belasan, sudah puluhan. Dulu, pernah ada 70 tongkang terparkir di Karimunjawa.

Tongkang-tongkang itu biasa menempuh perjalanan dari Jawa ke Kalimantan. “Dampaknya, tak hanya karang rusak, nelayan pulang melaut tengah malam bingung cari alur, dipenuhi tongkang,” kata Ambon.

 

***

Greenpeace Indonesia melakukan penelitian kerusakan terumbu karang di Karimunjawa, menemukan kerusakan tinggi. Legon Bajak jadi lokasi terparah dan terdampak paling luas.

Dari area penelitian sepanjang 231 meter, 47,23% karang mati. Sisanya 51,87% karang hidup berbagai bentuk lifeform dan 0,90% substrat pasir. Di Pulau Tengah, dari area penelitian 100 meter, 59,7% karang mati. Kerusakan tergolong baru karena patahan karang masih bisa dilihat.

“Di Pulau Cilik, dari penelitian 50 meter, 22% karang mati,” kata Didit Haryo, pengkampanye perubahan iklim Greenpeace.

 

Patroli kapal TN Karimunjawa ikut mengusir tongkang batubara dari kawasan konservasi. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

Catatan pegiat konservasi Alam Karimun (Akar) menyatakan, sudah lima kali tongkang menabrak terumbu karang. Satu menabrak dermaga kapal yang sebenarnya untuk bersandar kapal kecil. Terumbu karang rusak parah itu berada di Kepulauan Karimunjawa seluas 1.660 meter.

Data Indonesia Coralreef Action Network (I-Can) hasil, survey 2017, melintang terumbu karang rusak kena tongkang di Pulau Tengah. Terumbu karang rusak berjenis hard corals, acropora dan non-acropora, dead scheractinia, ganggang, serta abiotik.

Kerusakan juga tampak di lokasi survei lain, yakni Pulau Kecil, Karimujawa, tempat tongkang pernah kandas.

Komposisi terumbu karang di Pulau Kecil, relatif sama dengan di Pulau Tengah. Kerusakan di Pulau Kecil (Pulau Cilik) itu terjadi pada lima titik. Luas kerusakan sekitar 423 meter persegi.

Temuan Greenpeace, katanya, patahan karang paling banyak bongkahan masif dan submasif seperti jahe. Ada juga terumbu karang hancur berkeping-keping tergilas tongkang batubara.

Pada Januari dan Februari 2017, katanya, terjadi kerusakan cukup besar pada terumbu karang di Karimunjawa karena lima kapal tongkang batubara terdampar.

Didit bilang tongkang-tongkang batubara banyak karena Indonesia masih bertumpu batubara sebagai sumber utama energi. Di Kalimantan Timur, contoh, 28 anak meninggal di lubang-lubang tambang dampak pertambangan yang tak reklamasi dan rehabilitasi. Belum lagi hutan hilang, berkonflik dengan masyarakat adat, polusi debu dan pencemaran air.

Di hilir, PLTU batubara menyebabkan pesisir rusak, polusi udara, jarak sangat berdekatan dengan pemukiman, serta perampasan lahan pertanian produktif petani.

Luasan Karimunjawa 111.625 hektar dengan dominasi perairan 110.117 hektar. Citra satelit menunjukkan, luasan ekosistem terumbu karang di TN Karimunjawa mencapai 713,11 hektar.

Pada 2009, tutupan karang keras di Karimunjawa 54,64%. Karimunjawa juga punya tutupan karang tergolong rapat dibandingkan wilayah lain di Indonesia.

Agus Prabowo, Kepala Balai TN Karimunjawa (BNTKJ) mengakui tongkang di Karimunjawa merusak terumbu karang. Kasus ini sudah limpah kepada penegak hukum.

Dia bilang, kapal dan tongkang di Perairan Karimunjawa lebih karena faktor force majeure, karena cuaca buruk memaksa kapal-kapal menghentikan pelayaran dan berlindung di Karimunjawa.

“Syahbandar bisa menentukan apakah kapal boleh merapat atau tidak di Karimunjawa. Biasa boleh dengan alasan force majeure.”

Didit bilang, menyelamatkan karang di TN Karimunjawa, pemerintah mesti beralih dari batubara ke energi terbarukan.

 

Perlu ketegasan aparat penegak hukum untuk melindungi kerusakan terumbu karang di TN KArimunjawa. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

Karang rusak, ikan berkurang

Hasil penelitian Ernik Yuliana 2017, dalam Jurnal Ilmu dan Teknik Kelautan Tropis, Institut Pertanian Bogor menunjukkan, rata-rata tutupan karang pada 2015 di Karimunjawa 44,70%.

Tutupan karang tertinggi di Taka Malang atau zona inti Karimunjawa 65,65%, terendah di Nirwana atau zona tradisional perikanan 35,45%.

Ikan 2015 didominasi Pomacentridae (60,46%) dengan kelimpahan 14.850 induk perhektar, Caesionidae (11,77%) sebanyak 2.892 induk perhektar, dan Scaridae (6,27%) dengan 1.540 induk perhektar.

Tongkang rusak terumbu karang, kata Ambon, berdampak pada ikan.

Data citra satelit menunjukkan, luasan ekosistem terumbu karang di Karimunjawa 713,11 hektar. Sampai 2009, tutupan karang keras Karimunjawa 54,64%.

Data Balai Karimunjawa menyebutkan, potensi sumberdaya ikan karang di Kepulauan Karimunjawa 653,1 ton pertahun. Jenis-jenis ikan berhasil ditemukan di perairan ini berkisar antara 21-140 jenis. Itu jenis ikan yang relatif banyak seperti di Pulau Kemujan, Pulau Karimunjawa, kecuali Pulau Burung (105 jenis).

Sebaliknya, jenis ikan sedikit ditemukan di pulau-pulau berukuran kecil seperti Pulau Tengah, Sintok, dan Katang. Jenis-jenis ikan karang itu terbanyak famili Pomacentridae, disusul Labridae dan Chaetodontidae.

“Keinginan kami sederhana, tindak tegas kapal tongkang parkir tanpa izin. Jika merusak karang, proses hukum, agar ada jera.”

 

Rencana Balai Karimunjawa

Balai Taman Nasional Karimunjawa mengklaim sedang menyusun model pemantauan lalu lintas kapal besar di Karimunjawa. Ia meliputi pembuatan peta laut, penentuan lokasi tambat labuh kapal kapal besar untuk kepentingan darurat (berlindung) dari cuaca buruk.

Rencananya, di luar kawasan dan gunakan sistem monitoring dengan marine traffic. Balai Karimunjawa berharap, mendapat dukungan dari berbagai pihak dan dinas terkait mengingat kepentingan ini menyangkut lintas sektoral.

“Kami sepakat, tak ada lagi tongkang berlabuh atau melintas di taman nasional,” katanya.

 

Keterangan foto utama:    Terumbu karang dan biota di laut Karimunjawa. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

Kerapatan terumbu karang di TNKJ lebih baik dibandingkan Raja Ampat. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version