Mongabay.co.id

Harimau Sumatera Menampakkan Diri, Pertanda Apa?

 

Empat individu harimau sumatera menampakkan diri di depan sebuah truk yang melintas menuju kebun di wilayah hutan Nagan Raya, Aceh, Rabu (19/9/2018). Hadirnya harimau, yang videonya beredar di media sosial, mendapat tanggapan masyarakat.

Sebagian besar masyarakat Aceh mengaku senang karena harimau sumatera yang merupakan satwa langka terancam punah masih terlihat di hutan. Mereka berharap, pemerintah lebih serius menjaga satwa yang sangat dihormati ini.

“Sejak kecil, nenek dan kakek saya selalu mengajarkan, harimau tidak akan mengganggu manusia kalau manusia tidak mengganggunya,” sebut Sumardi, warga Nagan Raya, Sabtu (22/9/2018).

Sumardi mengatakan, mungkin harimau tersebut memperlihatkan diri karena terganggu dengan keberadaan truk di dalam hutan. “Terlebih, kabar yang beredar, harimau telah memasuki kebun yang baru dibuka,” ungkapnya.

Baca: Harimau Sumatera Terus Diburu Memang Nyata

 

Warga memperlihatkan foto harimau sumatera yang terlihat oleh masyarakat di Nagan Raya, Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Dalam video yang diunggah di media sosial pertama kali oleh akun Kamal Junior, terlihat truk yang ditumpangi dua pria melintasi jalan berbatu di hutan. Di perjalanan itu, tanpa diduga muncul empat individu harimau. Satu individu bahkan mendekat ke pintu truk.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, BKSDA Aceh telah menurunkan tim ke lokasi video harimau terpantau. “Tim sudah bertemu masyarakat dan menuju tempat tersebut, yang berjarak sekitar enam kilometer dari pemukiman penduduk,” sebutnya.

Sapto menambahkan, hasil penelusuran tim BKSDA Aceh di sekitar lokasi, tim tidak menemukan adanya perangkap satwa. Sebelumnya warga juga tidak melaporkan adanya konflik. “Perkiraan tim, harimau hanya melintas dan berpapasan dengan masyarakat. Saat penelusuran lokasi tidak ditemukan lagi keberadaannya,” ungkapnya.

Baca juga: Tegas! Masyarakat Beutong Tolak Perusahaan Tambang Emas

 

Perburuan harimau sumatera di Kawasan Ekosistem Leuser dan wilayah lain di Sumatera memang nyata. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Habitat harimau

Dedi Yansyah, Koordinator Wildlife Protection Team Forum Konservasi Leuser (FKL) menyebutkan, kawasan hutan di Kabupaten Nagan Raya merupakan koridor atau hutan penghubung Kawasan Ekosistem Leuser dengan hutan Ulu Masen. Landskap Ulu Masen – Leuser merupakan habitat harimau sumatera terbesar di dunia.

“Dari sejumlah survei dan patroli yang dilakukan FKL, di kawasan hutan tersebut masih banyak ditemukan tanda keberadaan satwa kunci, khususnya harimau sumatera,” terangnya.

Menurut Dedi, hutan di Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat merupakan satu-satunya penghubung dua kawasan hutan itu, yang tersisa. Jika rusak, pastinya memutuskan jalur habitat satwa yang ada.

“Kalau di daerah lain, sudah tidak ada lagi hutan yang bisa menghubungkan KEL dengan Ulu Masen. Semua telah rusak,” ujarnya.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh, Muhammad Nur mengatakan, hutan di Kabupaten Nagan Raya statusnya telah banyak berubah. Terutama menjadi areal perkebunan dan pertambangan, khususnya tambang emas. Penyelamatan hutan harus dilakukan agar satwa langka yang hidup tidak terganggu.

“Kami khawatir, jika hutan di Nagan Raya dirusak, termasuk rencana pembukaan 10 ribu hektar untuk tambangan emas PT. Emas Mineral Murni (EMM), keberadaan satwa langka dilindungi makin terancam,” jelasnya.

Muhammad Nur menyebutkan, ketika hutan rusak maka harimau yang kehilangan habitatnya akan keluar dari sarangnya. “Kali ini, harimau hanya memperlihatkan diri. Bila habitatnya dirusak pastinya konflik dengan masyarakat tidak dapat dihindari. Ini harus menjadi perhatian semua pihak,” pungkasnya.

 

 

Exit mobile version