Mongabay.co.id

Data Satelit Ungkap Lempeng Benua yang Hilang di Bawah Es Antartika

 

Dari semua benua yang ada di Planet Bumi, Antartika di Kutub Selatan adalah yang paling sedikit kita ketahui. Kini, para ilmuwan menggunakan citra satelit untuk mengungkap struktur tektonik Antartika yang tersembunyi di bawah lapisan esnya yang tebal.

Lokasi Antartika yang terpencil, membuat memetakan karakteristik geologis menjadi pekerjaan sulit. Akan tetapi, satelit yang diluncurkan ESA pada 2008, bernama Gravity Field dan Steady-State Ocean Circulation Explorer (GOCE) dapat melihat apa yang tidak bisa dilakukan satelit lain. Yakni, mengukur dengan tepat tarikan gravitasi Bumi untuk memetakan permukaan tanah di bawah es.

GOCE sendiri telah jatuh dari orbitnya setelah kehabisan bahan bakar pada 2013, tetapi para ilmuwan masih meneliti data yang berhasil dikumpulkannya selama 5 tahun. Para peneliti mengatakan, data-data baru ini dapat menjelaskan bagaimana  Antartika terbentuk dan lempeng tektonik berfungsi, seperti video di bawah ini, sebagaimana dilansir dari Science Alert.

 

 

Pengungkapan fakta tersebut telah diterbitkan dalam Jurnal Scientific Reports yang berhasil menyingkap tabir gelap sejarah geologis Antartika ratusan juta tahun.   “Di Antartika bagian timur, kami menemukan mosaik luar biasa dari berbagai fitur geologis yang mengungkap persamaan dan perbedaan mendasar antara kerak Bumi di bawah Antartika dan benua lain. Ini telah terjadi hingga 160 juta tahun lalu,” jelas seorang penulis studi Fausto Ferraccioli, yang juga Kepala Sains Geology and Geophysics di British Antarctic Survey.

Menurut para ilmuwan, Antartika pernah menjadi bagian superbenua   Gondwana yang mulai pecah dan saling memisahkan diri sekitar 130 juta tahun lalu.

Dengan menggabungkan data-data seismologi yang dikumpulkan GOCE , para ilmuwan mampu membuat peta 3D litosfer Bumi yang terdiri dari lapisan kerak dan mantel cair. Litosfer terdiri dari kerak dan mantel cair di bawah permukaan Bumi, termasuk pegunungan, permukaan dasar laut, dan zona berbatu yang disebut kraton.

 

GOCE yang mengorbit dari 2009 hingga 2013, mengukur dengan tepat tarikan gravitasi Bumi untuk memetakan permukaan tanah di bawah es Antartika. Sumber: ESA via Science Alert

 

Dalam laporan tersebut juga disebutkan adanya bentang alam yang telah lama hilang dan berisi kraton atau bagian stabil lempeng benua yang merupakan sia-sisa benua purba. “Kraton merupakan bagian kuno litosfer dan membentuk inti tertua dari benua-benua. Memahami struktur dan keberadaannya menjadi jawaban untuk mengungkap asal mula Bumi. Disamping itu, juga untuk mempelajari evolusi Bumi yang terkait iklim dan masa depan planet ini,” kata Jörg Ebbing dari Kiel University, Jerman seperti dilansir Science Daily.

Antartika Timur memiliki kemiripan keturunan seperti Australia dan India, menunjukkan daerah-daerah ini dulu berhubungan. Peta 3D itu menunjukkan bahwa Antartika dan Australia tetap terhubung setidaknya sampai 55 juta tahun lalu.

 

Perbandingan Antartika Timur dan Antartika Barat. Sumber: Kiel University/BAS via Scince Alert

 

Temuan itu juga menunjukkan bagaimana Antartika Barat memiliki kerak dan litosfer yang lebih tipis dibandingkan Antartika Timur yang terbuat dari kawah tua (bagian litosfer yang lebih tua dan stabil) dan orogeni atau proses pembentukan yang lebih muda (lempeng benua yang telah pecah). Sebaliknya, Antartika Barat memiliki kerak yang lebih tipis tanpa kraton, menunjukkan bahwa kawasan ini terhubung dengan tempat lain yang belum diketahui. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version