Mongabay.co.id

Ini Kabar Terakhir Benih Tanaman yang Ditanam Badan Antariksa China di Permukaan Bulan

 

China mencatatkan sejarah. Misi luar angkasa Chang’e-4 yang mendarat di sisi jauh Bulan, atau sering disebut far side of the moon (kadang dark side of the moon) pada 3 Januari 2019, telah menanam tumbuhan di permukaan Bulan dengan benih yang dibawa dari Bumi.

Chang’e membawa benih kapas, kentang, arabidopsis, serta telur lalat buah dan ragi, yang disimpan dalam sebuah wadah tertutup setinggi 17,8 cm dengan udara, air dan tanah. Diharapkan wadah ini akan membentuk biosfer mini – lingkungan buatan yang bersifat mandiri.

Benih-benih tersebut dipilih karena merupakan tanaman kecil yang mampu beradaptasi dan dapat tumbuh di lingkungan terbatas dan keras.

Kantor berita Xinhua menyebutkan, para ilmuwan menggunakan ‘teknologi biologi’ untuk membuat benih-benih itu dalam keadaaan tidak aktif selama perjalanan 20 hari dari Bumi ke Bulan. Benih-benih itu mulai tumbuh setelah pusat kendali mengirim perintah ke wahana itu untuk menyiraminya.

 

Benih tanaman kapas yang sempat tumbuh ini, dikabarkan mati di permukaan bulan. Foto: Badan Antariksa Nasional China (CNSA)

 

Dilansir BBC pada 16 Januari 2019, benih kapas mulai tumbuh, sebagaimana dikutip dari Badan Antariksa Nasional Cina. Harian People’s Daily, mengunggah foto benih yang tumbuh di laman Twitternya, dan mengatakan hal itu menandai kemajuan besar dalam percobaan biologi pertama manusia di Bulan.

Fred Watson, astronom dari Observatorium Astronomi Australia, mengatakan bahwa perkembangan itu merupakan kabar membahagiakan.

“Bisa jadi, tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi para astronot di masa depan yang coba menanam sendiri tanaman di Bulan dalam lingkungan terkendali,” katanya, dikutip BBC.

 

Bibit kapas yang awalnya terlihat tumbuh lalu mati. Foto: China Xinhua News

 

Namun, belum sampai 24 jam benih itu tumbuh, Pemerintah China melaporkan seluruh kecambah tanaman telah sepenuhnya mati. Tanaman kapas adalah satu-satunya benih yang tumbuh di dalam wadah aluminium mereka, yang dikenal sebagai “lingkaran mikro-ekologi permukaan Bulan” mati setelah malam menghampiri permukaan Bulan. Suhu terlalu rendah hingga minus 170 derajat Celsius.

Professor Xie Gengxin, perancang program menyatakan, pihaknya sudah mengetahui kemungkinan besar benih-benih itu takkan mampu bertahan di dinginnya malam di permukaan Bulan.

“Kami tak bisa menguji coba kondisi tersebut di Bumi seperti micro-gravity dan radiasi kosmik,” kata Xie dikutip dari Xinhua.

 

Permukaan Bulan yang terlihat merah. Foto: CLEP via BBC

 

Ini untuk pertama kali dalam sejarah sebuah materi biologi coba ditumbuhkan di Bulan, langkah penting eksplorasi ruang angkasa jangka panjang.

Sebelumnya, misi dari Bumi baru berhasil menumbuhkan benih dan bunga di Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS, namun belum pernah di Bulan. Chang’e-4 merupakan misi pertama umat manusia yang berhasil mendarat dan menjelajahi sisi jauh Bulan, sisi yang tak pernah kelihatan dari bumi.

Badan antariksa China sudah merencanakan misi Bulan berikutnya, Chang’e-5, yang dirancang untuk mengumpulkan sampel Bulan dan membawanya ke Bumi. Chang’e-5 juga menjajaki opsi untuk misi ke Bulan dengan awak. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version