Mongabay.co.id

Cakar Satwa Ini Mengingatkan Kita Pada Dinosaurus

 

 

Seorang mahasiswa jurusan paleontologi membagikan gambar menakjubkan sebuah kaki dengan cakar begitu besar di sosial media. Tak menunggu lama, foto ini viral dan menjadi bahan perbincangan dunia maya.

Sarah Davis, kandidat PhD di University of Austin, Texas [AS] yang memposting kaki burung kasuari selatan [Casuarius casuarius]   tersebut. Secara khusus   ia mempelajari anatomi, warna, dan bulu burung itu sebagai bagian proyek penelitiannya.

Dalam kicauannya di Twitter, Sarah menulis “[Saya sedang] memegang cakar burung kasuari selatan jantan. Siapa tahu masih ada yang diyakini bahwa burung ini sama dengan dinosaurus.”

“Saya merasa sangat bahagia dapat meneliti burung luar biasa ini. Kasuari adalah satwa asli Papua Nugini dan Australia, pemakan buah. Tapi, itu tidak berarti mereka tidak tahu bagaimana menggunakan cakar yang luar biasa ini,” terangnya sebagaimana dilansir dari Mail Online.

 

Cakar burung kasuari selatan jantan yang mirip dinosaurus. Sumber foto: PaleoFeathers/Twitter/Sarah Davis

 

Unggahan itu menarik perhatian ribuan orang. Kebanyakan menyatakan, ada kemiripan fisik antara kasuari (khusunya kasuari selatan) dengan satwa-satwa purba. Wujud fisiknya mengingatkan kita pada Velociraptors yang ganas dari film Jurassic Park tahun 1993.

Jika kita lihat di gambar tersebut, sepertinya kasuari hasil lintasan garis dinosaurus itu. Kasuari dapat berbobot  hingga 56 kilogram dengan cakar di kaki yang mengingatkan kita akan dinosaurus dalam keluarga Dromaeosaurid.

Kasuari selatan dapat tumbuh setinggi manusia dewasa dan hanya ditemukan di hutan hujan tropis di Queensland timur laut, Australia, Papua Nugini, dan Indonesia, [Papua, Papua Barat, Pulau Seram dan Pulau Aru di Provinsi Maluku].

Spesies ini terdaftar sebagai burung paling berbahaya di dunia oleh Encyclopedia Britannica dan dapat berlari dengan kecepatan 50 kilometer/jam.

 

Dinosaurus merupakan hewan yang hidup sekitar 230 juta tahun silam. Sumber: Jurassicpark.wikia.com

 

Hutan Hujan Daintree di Queensland Utara, dikenal tempat perlindungan burung-burung besar. Memang, burung Emu Australia rata-rata lebih tinggi, tapi kasuari dikenal sebagai burung yang tak dapat terbang [flightless bird]   terberat di Australia dan memainkan peran penting dalam ekosistem hutan hujan.

“Menyebarkan benih pohon hutan hujan. Terkadang bijinya sangat besar sehingga tidak ada hewan lain yang dapat menelan dan menyebarkannya,” demikian pernyataan dari Queensland Department of Environment and Science, dan memperingatkan agar jangan terlalu dekat dengan burung raksasa tersebut.

“Perilaku kasuari selatan tidak dapat diprediksi. Kadang dapat menyebabkan cedera serius pada orang dan hewan peliharaan dengan menendangkan kaki besarnya yang bercakar,” tulis lembar fakta pemerintah.

“Jika tiba-tiba kita bertemu kasuari selatan, mundur perlahan dan letakkan sesuatu seperti pohon atau tas punggung antara badan kita dan burung itu. Biarkan ia pergi.”

 

Southern Cassowary yang berada di Port Douglas, Australia. Sumber foto: Wikimedia Commons/Michael Schmid /CC BY 2.0/Creative Commons Attribution 2.0 Generic

 

Kasuari selatan merupakan burung soliter, yang hanya berpasangan di musim kawin, akhir musim dingin atau semi. Sang jantan membangun sarang di tanah, dengan alas bahan tanaman herba setebal 5 hingga 10 sentimeter, tebal dan lebar hingga 100 sentimeter. Cakarnya tajam berbahaya, jika diprovokasi bisa membunuh manusia dan hewan besar lain.

Kebanyakan serangan terhadap manusia terjadi saat pengambil gambar yang terlalu dekat, atau orang yang memberi makan. Burung ini mengasosiasikan manusia dengan makanan dan menjadi marah jika mereka melihat manusia namun tidak diberi makan. Beberapa serangan terhadap manusia dilaporakan telah menyebabkan kematian atau cedera parah.

 

https://www.youtube.com/watch?v=GztoIsNk3n8

 

Kini, burung ini sedang menghadapi ancaman. Banyak kasuari liar di Australia terancam kehidupannya akibat pembangunan dan bertambahnya manusia di kawasan habitat mereka. Menurut Rainforest Rescue, penyebab utama kematiannya adalah karena ditabrak mobil. Menurut IUCN, populasi dewasa burung ini antara 20.000 – 49.999, statusnya Least Concern  [LC] atau Risiko Rendah. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version