- Setiap tanggal 30 Januari, diperingati sebagai Hari Primata Indonesia, yang dicetuskan pada 2014 dilatarbelakangi keprihatinan maraknya perdagangan illegal primata Indonesia.
- Tahun 2019, Hari Primata Indonesia bertema “Stop Perburuan Primata”. Dengan alasan meningkatnya tingkat perburuan dan alasan perburuan yang makin beragam
- Saat ini tingkat perdagangan primata sulit didata karena perdagangan melalui online
- Pencegahan perburuan dan perdagangan ilegal primata di Indonesia dilakukan dengan dua pendekatan yaitu kepada pemburunya dan pada calon pembeli.
***
Setiap tanggal 30 Januari, diperingati sebagai Hari Primata Indonesia. Menurut Ketua ProFauna, Rosek Nursahid ketika dihubungi Mongabay-Indonesia, Hari Primata Indonesia dicetuskan salah satunya oleh ProFauna pada 2014 dilatarbelakangi keprihatinan maraknya perdagangan illegal primata Indonesia.
Menurut catatan ProFauna, perdagangan primata di Indonesia cukup tinggi. Lebih dari 95 persen primata yang diperdagangkan di Indonesia adalah hasil tangkapan dari alam. Proses penangkapan dan pengangkutan primata itu juga seringkali kejam.
Tahun ini, Hari Primata Indonesia bertema “Stop Perburuan Primata”. Dengan alasan, jelas Rosek, meningkatnya tingkat perburuan. Pro Fauna mencatat, dari 2018 ada sekitar 10 laporan tentang kasus perburuan primata ini di setiap bulannya. Dan jumlahnya sebenarnya lebih besar, karena ada beberapa kasus perburuan yang tidak terlaporkan. Alasan perburuan pun semakin beragam, mulai dari alasan ekonomi, seperti penjualan anak primata (setelah membunuh orangtuanya), diambil dagingnya, sampai dengan hobi belaka.
Selain itu, tingkat perdagangan semakin sulit didata, karena kini dilakukan online, dimana obyek yang dijual sama, bisa muncul di beberapa media sosial atau situs yang berbeda.
baca : Populasi Primata Makin Menurun di Indonesia. Ini Penyebabnya…
Menurut Wikipedia, primata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi Primates. Di dalam ordo ini termasuk lemur, tarsius, monyet, kera, dan juga manusia. Kata ini berasal dari kata bahasa Latin primates yang berarti “yang pertama, terbaik, mulia”.
Menurut buku encyclopedia animals, Dorling Kindersley Limited, 2005, primate diterjemahkan sebagai mamalia tangkas dan cerdas, yang hidup terutama di pepohonan hutan tropis. Primate adalah mamalia pemilik otak terbesar bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.
Dari data ProFauna, terdapat sekitar 200 jenis primata (bangsa kera dan monyet) di dunia dan 40 jenis atau hampir 25 % diantaranya hidup di Indonesia. Tetapi sayangnya, 70% primata Indonesia tersebut terancam punah akibat berkurang atau rusaknya habitat primata dan penangkapan illegal untuk diperdagangkan.
baca juga : ProFauna Indonesia: Palembang Pusat Perdagangan Ilegal Primata
Rosek menambahkan, bahwa ada dua hal yang bisa dilakukan untuk melakukan pencegahan terhadap perburuan dan perdagangan ilegal Primata Indonesia ini.
Pertama adalah di sektor pemburunya, dengan melakukan pendekatan,sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat, di lokasi yang sering terjadi perburuan. Tentang perlindungan terhadap primate ini.
Kedua pada calon pembeli. Dengan mengedukasi para pengguna media sosial, terutama generasi milenial, sebagai pengguna internet potensial, tentang apa yang tidak boleh dilakukan terhadap primata, seperti primata bukanlah peliharaan.
Hal yang berkaitan dengan pencegahan perburuan dan perdagangan liar pun diungkapkan oleh Made Wedana, Direktur Aspinal Foundation Indonesia, bahwa pencegahan perburuan dan perdagangan harus dilakukan bersama dengan masyarakat setempat, dengan memanfaatkan berbagai macam CSR perusahaan yang telah ada, untuk membiayai pelaksanaannya. Karena jika hanya mengandalkan pemerintah atau lembaga terkait untuk menyelesaikan hal ini, maka tidak akan pernah tercapai tujuannya, karena kurangnya sumber daya manusia di lapangan yang menguasai medan.
Merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.P.92/menlhk/setjen/kum.1/8/2018, tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, banyak dari primata Indonesia yang menyandang status endangered (langka/ terancam keberadaannya) dan critically endangered (sangat langka/ sangat terancam keberadaannya) di alam liar.
menarik dibaca : Catatan 2015 : Perburuan dan Perdagangan Satwa Dilindungi, Akankah Terhenti?
Seperti, ketiga jenis orang utan yang di Indonesia berstatus critically endangered, Beruk Mentawai/macaca pagensis (critically endangered), Monyet Darre/Macaca maura (endangered), Monyet Yaki/Macaca nigra(critically endangered), Bekantan /Nasalis larvatus (endangered), Lutung Surili/Presbytis comate(endangered), Lutung Simpai/Presbytis melalophos(endangered), Lutung Joja/Presbytis potenziani(endangered ), Lutung Simakobu/Simias concolor (critically endangered) Kukang jawa ( critically endangered ),seluruh jenis owa yang ada di Indonesia ( endangered ), dua jenis tarsius Indonesia; Krabuku Sangihe/ Tarsius sangirensis dan Krabuku Peleng/Tarsius pelengensis.
Keberadaan primata ini di beberapa daerah sering dianggap hama oleh masyarakat, karena menghabiskan hasil kebun mereka. Padahal jika dianalisa, kelakuan mereka menyerang kebun warga, diakibatkan karena habitat mereka yang semakin tergerus karena ulah primata lainnya yang lebih cerdas, yaitu manusia, yang merubah hutan-hutan tempat tinggal mereka menjadi lahan perkebunan atau perumahan.
Berkurangnya jumlah primata di alam liar, juga ditandai dengan turunnya macan kumbang serta karnivora hutan lainnya, ke perkampungan penduduk yang mencari makanan, karena makanan alami mereka telah hilang dari rantai makanannya.
Karena itulah, pengertian pelestarian primata Indonesia Indonesia harus dimulai dari sedini mungkin. Dengan menjaga habitatnya, maka kita juga bisa menjaga rantai makanan di alam Indonesia, serta mencegahnya hilang dari bumi nusantara, seperti Harimau Jawa dan Bali yang bahkan data tentang kedua hewan itupun sangat sulit didapatkan.
Selamat hari Primata Indonesia..